Pulang dalam hati kecewa. Bona yang melihat keadaannya begitu berantakan sudah hafal. Lihat dari kebiasaan sahabatnya, jika ia pulang dalam kondisi tak memakai alas kaki sudah dipastikan ada sesuatu yang bermasalah. "Duduk, dan minum ini!" Suara tenggukan di tenggorokan begitu terdengar. Air putih kandas menyisakan botol gelas dengan Bona yang terus saja mengusap-usap punggungnya. "Ada apa?" Berlyn menggeleng lugu tanpa berniat berucap. "Tanpa alas kaki?" tanya Bona lagi. Merupakan suatu kecerobohan, entah karena kebiasaan atau memang kebodohan. Jika ada hal buruk yang terjadi, Berlyn selalu pulang tanpa alas kaki. Bona pun sudah sangat paham karena dia mudah melepas sendal atau sepatunya saat ada sesuatu yang mengancam. "Aku terburu-buru!" "Aku mengenalmu bukan setahun dua tahun.