Bab 16

1541 Words
Rhea menggeser kursinya untuk semakin dekat dengan Darel. Pria itu memang hanya diam saja, menyantap makanannya dengan sesekali tersenyum ke arahnya. Rhea tahu, itu hanya akan dia dapatkan jika ada Alea. Dan.. lihatlah wanita yang sedang duduk di ujung sana. Menatap dengan tajam ketika Rhea menyodorkan sendok makannya ke arah Darel. Pria itu memang langsung menerima suapan Rhea. Mengunyahnya pelan lalu kembali tersenyum ke arah Rhea. Sungguh, Rhea bersumpah jika pria ini terlihat sangat menakjubkan. Sangat tampan. Dia manusia paling tampan yang pernah Rhea temui. Sangat memukau.. Dengan tatapan tajam yang terlihat fokus. Juga bibir tebal yang bergerak ketika mengunyah makanan. Rhea jadi ingin mengecup bibir Darel. “Hentikan itu, Rhea. Segera makan saja dengan cepat karena aku memiliki urusan denganmu setelah ini” Kata Darel sambil menatapnya. Tersenyum sekilas. Rhea balas tersenyum. Melayangkan tatapannya pada Alea yang sedang berpura-pura tidak mendengar suara Darel. Pasti sangat menyakitkan ketika suaminya menolak tubuhnya yang sempurna dan justru tampak tertarik dengan tubuh w************n. Sayang sekali hal seperti itu hanya akan dirasakan oleh para istri yang ternistakan. Rhea tidak akan pernah merasakannya karena dia berada di pihak yang laiin. Rhea adalah wanita murahannya.. “Aku menyukai setiap urusan yang berhubungan dengan dirimu..” Jawab Rhea pelan. Tangannya terulur untuk menyentuh d**a Darel. Mengusapnya pelan sebelum pria itu balas mengulurkan tangannya pada Rhea. Menyentuh tepat di bekas luka yang Rhea miiki. Di ujung pelipisnya. “Maaf karena telah membuat dirimu terluka, Rhea” Darel mengusapnya pelan sambil menatapnya. Satu hal yang semakin membuat tubuh Rhea berdesir, tatapan mata Darel. Dia sangat menawan dengan mata setajam elang. Terlihat sangat kuat dan berkuasa. “Tidak masalah. Kamu membayarnya dengan sepadan..” Yang satu ini memang benar. Darel memang mengirimkan uang ke rekeningnya sejumlah 50 juta. Benar.. 50 juga. Memang bukan jumlah yang fantastis, tapi menurut Rhea itu sudah lebih dari yang dia harapkan. Satu lagi bonus yang akan masuk ke rekeningnya tanpa Lina tahu. Wanita tua itu selalu saja tidak adil dalam membagi hasil yang Rhea berikan. Semua ini berkat usaha Rhea, tapi Lina memang sangat serakah. Dia hanya akan memberikan Rhea sebagian kecil. Bahkan tidak sampai 20 juga untuk setiap misi yang Rhea lakukan. Padahal, jika dibandingkan dengan hasil yang Rhea berikan, yang kadang bernilai hingga ratusa juta rupian, uang 20 juga tidak ada apa-apanya. Dan sekarang Rhea mendapatkan bonus besar di luar gajinya sebagai sekretaris Darel, dan gajinya sebagai wanita simpanan Darel. Sebenarnya dia juga tidak bisa disebut sebagai wanita simpanan, Darel tidak menyentuhnya lebih dari ciuman. Itupun selalu dilakukan jika ada Alea. “Kamu pantas mendapatkan itu..” Bersama dengan kalimat manis yang keluar dari bibir Darel, Rhea merasakan ada yang mengecup puncak kepalanya. Darel tersenyum begitu saja ketika Rhea menengokkan kepalanya. Pria itu terlihat semakin sempurna dengan senyumnya. Baiklah, sepertinya Lina memang benar kali ini. Darel adalah pria yang lumayan sulit untuk di dekati. Rhea hanya beruntung karena pria itu menawarinya kontrak di luar dugaan ketika hari pertama mereka bertemu. Ya, Rhea tidak membiarkan kesempatan itu begitu saja. Mendapat kontrak lain dari Darel adalah jalan tidak terduga yang bisa Rhea gunakan untuk mendekati pria itu. Untuk kembali membuat catatan dosa dalam hidupnya. *** “Bisa kamu menjelaskan sebenarnya ada masalah apa di rumah ini? Alea terus saja melayangkan tatapan permusuhan padaku” Rhea berbicara ketika mereka berdua sudah sampai di kamar. Darel memang sedang sibuk dengan laptopnya. Tapi Rhea pikir tidak masalah jika dia mengajak pria itu mengobrol. Mereka perlu untuk saling berbicara satu sama lain bukan? “Aku memberimu dokumen untuk di baca. Kamu bisa membaca dokumen itu saja” Jawab Darel dengan tenang. Terlihat dengan jelas bagaimana jemari Darel menari di atas laptop miliknya. Sepertinya pria itu memang sudah terlatih menggunakan laptop miliknya sehingga tidak terlihat kesulitan sama sekali saat mengetik. Beberapa kali bahkan Darel mengalihkan tatapannya ke laporan yang ada di samping mejanya, menatapnya sekilas sebelum kembali mengetikkan sesuatu di laptopnya. Sial! Rhea tidak tahu cara mengoprasikan laptop sialan itu. Malam ini Rhea tidak boleh tidur. Dia harus berlatih menggunakan laptop! Menjadi seorang sekretaris tapi tidak bisa mengoprasikan perangkat pintar itu? Oh sial! Lina memang membuatnya berada di dalam kesulitan besar. “Tapi Alea selalu melemparkan tatapan penuh kebencian padaku. Tadi pagi dia bahkan melemparkan gelas. Aku harus tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga aku bisa tahu apa yang harus aku lakukan” Rhea sungguh tidak percaya jika dia mengatakan kalimat panjang itu dalam sekali tarikan napas. Membuat Darel melirikkan matanya ke arah Rhea sekilas. Sial! Pria itu memang sangat pandai menghina orang. Bukan hanya Alea, tapi sekarang Rhea juga merasa terhina. Pria tampan memang bebas melakukan appun. Selain tampan Darel juga kaya raya, ya benar.. pria itu bisa melakukan apapun yang dia inginkan. “Jangan mendekatiku jika tidak ada Alea. Aku membawamu ke sini hanya untuk membuat Alea merasa tidak nyaman” Rhea mengernyitkan dahinya. Merasa tidak nyaman? Jadi sebenarnya rumah tangga macam apa yang sedang dijalani oleh pria ini? “Kenapa harus ada Alea?” Rhea duduk di samping Darel. Mencoba melihat apa yang pria itu lakukan dengan laptopnya. Alea.. dia memang seorang wanita sempurna yang sangat cantik. Pada saat Rhea pertama melihat wanita itu, dia memang mengagumi kecantikan Alea. Kulitnya yang terlihat sangat halus. Rambutnya yang terurai dengan sangat indah. Dan tubuhnya yang tetap bagus sekalipun dia sedang hamil. Alea memang seorang model sejati. Tampaknya dia meniru gaya seorang model terkenal di Hollywood yang sekarang ini juga sedang hamil anak kekasihnya yang adalah seorang penyanyi pria yang sangat tampan. Mantan anggota boy band yang paling terkenal sepanjang sejarah. Rhea dulu mengidolakan boy band besar itu. Sayangnya mereka vakum 5 tahun lalu setelah salah satu anggotanya memilih hengkang satu tahun sebelumnya. Sekarang mereka sedang fokus pada karir solo mereka. Rhea masih mendukung dengan cara ikut mendengarkan karya mereka. Ya, setidaknya Rhea masih menjadi penggemar setia mereka. Mendukung apapun yang mereka lakukan. Huh, padahal tahun ini akan menjadi hari jadi mereka yang ke 10 tahun. tidak terasa waktu berjalan sangat cepat. Rhea ingat dulu dimanapun akan memutar lagi terkenal mereka. Membuat Rhea rela berjam-jam memutari lorong supermarket untuk mendengarkan lagu mereka. Huh, masa lalu memang sangat menyenangkan. Jika tahun ini mereka benar-benar akan membuat sepuluh tahun perayaan boy band mereka seperti rumor yang sudah lama beredar, Rhea harap dia memiliki uang untuk bisa pergi ke konser mereka. Setidaknya melihat mereka secara langsung sedang berada di satu panggung yang sama. “Karena Alea adalah istriku” Kalimat singkat itu membuat Rhea kembali sadar. Untuk sejenak wanita itu memang tersenyum. Benar, Alea memang istrinya Darel. Memang itu benar. Alea memang istri pria itu. Tapi, untuk apa ada Rhea jika Alea saja sudah cukup? Sayangnya kebanyakan pria memang seperti itu. Menganggap rumput lain lebih hijau dari miliknya. Padahal jika di pikir, apa yang kurang dari seorang Alea Brawijaya? Wanita cantik yang terkenal. Sangat rupawan dengan penampilan seperti bidadari. Tubuhnya juga sangat indah. Bukankah seharusnya hidup hanya dengan Alea saja sudah lebih dari cuku? Tidak. Bukan begitu cara pikir seorang pria. Mereka melakukan segala hal yang kadang tidak pernah bisa dipikirkan oleh seorang wanita. Ya, memang begitulah. Jika wanita dianggap sebagai makhluk paling rumit dan sulit di mengerti, pria juga sebenarnya begitu. Mereka tidak bisa dimengerti dengan mudah. Sampai sekarang juga Rhea tidak mengerti kenapa mereka terus tergoda dengan wanita lain sementara di rumahnya ada seorang wanita yang selalu menunggu kepulangannya. Tidak, tugas Rhea hanya menggoda mereka. Membawa mereka ke dalam jebakan yang sudah dia siapkan. Menjerat mereka yang lebih mementingkan nafsu dari pada keluarga sendiri. Sayangnya selama ini tidak ada satupun pria yang bisa lolos dari Rhea. Mereka semua selalu kalah jika dibandingkan dengan pesona Rhea. Kadang seorang wanita berpikir jika mereka cantik, maka kisah cinta mereka juga akan berjalan mulus. Tidak.. mereka salah besar. Pria bisa berselingkuh sekalipun wanitanya sudah sangat cantik. Secantik apapun wanita itu, pria akan tetap melayangkan tatapan memuja ke arah wanita lain. Memang begitu cara kerjanya. Kecantikan bukan jaminan jika kisah cinta akan berjalan dengan mudah. Seorang Alea Brawijaya. Model terkenal yang ternyata beberapa kali juga pernah bermain film, dia yang secantik bidadari saja diselingkuhi oleh suaminya. Sayang sekali, kali ini dia harus kalah karena seorang w************n seperti Rhea. “Kenapa kamu membawaku ke sini jika masih menganggap Alea sebagai istrimu?” Rhea bertanya pelan. Melihat jika Darel menghentikan gerakan tangannya untuk sesaat. Pria itu terlihat tidak suka dengan pertanyaan Rhea. Tapi mau bagaimana lagi? Pertanyaan itu sudah terlanjur Rhea katakan. Sesuatu yang sudah diucapkan tidak akan pernah bisa kembali di tarik. Tidak, tidak akan pernah. Oleh sebab itu manusia diminta untuk berpikir dua kali sebelum bicara. “Mau dianggap atau tidak, Alea memang istriku” Rhea menganggukkan kepalanya. Benar juga sih. Hanya saja Rhea masih penasaran dengan apa yang terjadi. Kenapa.. kepana rumah tangga Darel dan Alea terlihat sangat tidak harmonis padahal Alea sedang mengandung anak Darel? Mereka juga tidur di kamar yang terpisah. Gilanya lagi Darel lebih memilih tidur dengan Rhea. Ya, sekalipun sebenarnya mereka tidak melakukan apapun di kamar ini. Sebenarnya Rhea juga tahu jika membicarakan masalah rumah tangga orang lain sangat tidak sopan. Tapi sekarang Rhea terlibat di dalamnya, Rhea harus mengetahui apa yang sebenarnya terjadi. “Kenapa membawaku ke kamar ini jika kamu sama sekali tidak menyentuhku, Darel?” Rhea bertanya lagi. wanita itu seolah tidak takut sama sekali ketika mendapat tatapan tajam dari Darel. Uh, mungkin Rhea memang terlalu banyak bertanya. Tapi Rhea memang tidak tahan lagi. Dia ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi. Biasanya pria yang menjadi korban Rhea menceritakan masalah rumah tangga mereka tanpa perlu Rhea minta. Tapi lihatlah pria ini, dia sama sekali tidak mengatakan apapun. Bahkan Darel terlihat tidak tertarik sama sekali untuk bicara dengan Rhea. Dasar pria munafik, ketika disentuh saja dia menegang. Tapi lihat apa yang dilakukan sekarang. Dia sok jual mahal! “Bacalah dokumen yang aku berikan dan jangan menggangguku. Aku sedang bekerja”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD