Suara kokok ayam membangunkan si Mbah yang tergeletak tanpa sehelai selimut di tubuhnya. Dingin menyapa, si Mbah terlihat menggenggamkan tangannya. Pagi menjelang. Bayangan warna kuning emas terlihat begitu jelas dari ufuk timur. Mata si Mbah terbuka, dilihat sekelilingnya yang masih sepi. Disandarkan tubuhya pada kayu gazebo. Pikirannya masih buntu. Pandangannya kosong. “Mbah sedang apa di Sini,” Tanya penjaga rumah makan. Si Mbah tak menjawab, dia seperti kebingungan. Si penjaga itu pun tak mengulangi kata-katanya. Segera diambilkannya segelas air putih karena rasa iba yang menyelimuti dadanya. Si Mbah pun meneguk air yang telah disuguhkan dengan sangat hati-hati. Kemudian si Mbah menghela napas panjang, seolah mengeluarkan beban berat di benaknya. “Ini benar