Hari ini senyum manis tak pernah luntur mengiringi bibir manis Ara, sepanjang hari dia terus saja tersenyum meski pun pada bagian intinya masih saja terasa tidak nyaman dan sedikit nyeri. Calvin yang memahami hal itu juga bisa memaklumi saat Ara lebih memilih untuk berdiam di atas kasur enggan untuk berjalan karena kakinya masih sedikit aneh untuk dibuat berjalan. Memang semalam mereka melakukannya, mengingatnya mau tak mau membuat Ara dirundung perasaan malu dengan rona merah yang secara perlahan bersemu di pipinya. Semua perlakuan Calvin tadi malam terekam dengan jelas dalam ingatannya. Pria itu, Ara benar-benar mencintainya dengan sepenuh hati. Setiap usapan pada tubuhnya benar-benar dilakukan dengan penuh kelembutan seolah menjaga dan sama sekali tidak ingin menyakiti. Pria itu justru