5-Jodoh Pilihan Mama

1197 Words
Darian sudah tiba di rumah mamanya. Dia melihat sebuah mobil yang tidak di kenalnya terparkir disana. Dia yakin itu mobil milik wanita yang akan di jodohkan dengannya. Mamanya sangat kesal melihat Darian baru datang. "Kenapa baru datang, dia sudah menunggumu sejak tadi," kesal mamanya. Darian mengikuti mamanya tanpa berkata-kata. Dia sebenarnya merasa malas harus di jodohkan seperti ini. Di meja makan tampak seorang gadis berwajah cantik dan berkulit putih sedang duduk sendirian, dia menunggu Darian. "Sayang, kenalkan dia Selfi," tersenyum ramah pada Selfi. Selfi tampak antusias, dia tersenyum senang. Lalu mengulurkan tangan nya. "Selfi" ucap Selfi memperkenalkan diri. Darian menyambut tangan Selfi dengan tatapan dingin, dia tidak menyukai gadis ini. "Darian!" tanpa ekspresi, dia ingin segera menyelesaikan acara makan siangnya. "Kalian silahkan makan berdua dan mengobrol supaya bisa saling mengenal," ucap mama Darian dengan antusias nya. Lalu, dia melenggang pergi meninggalkan mereka berdua. "Aku tidak suka mengobrol saat sedang makan." Darian berkata dengan dingin nya. Selfi yang tadinya hendak membuka suara, tidak jadi bicara. Padahal mulutnya sudah terbuka. Mereka makan dalam hening. Hingga makanannya habis. Usai makan Darian kembali membuka suaranya. "Ikuti aku, kita bicara di gazebo." Darian berjalan lebih dulu, sedangkan Selfi mengikutinya dari belakang. *********** Mereka sampai di gazebo. Darian duduk lebih dulu. Dia menatap Selfi dari ujung kaki sampai ujung rambut. Tidak di pungkiri gadis ini begitu cantik, secara fisik Darian memberinya nilai 90. Selfi tampak agresif. Dia duduk di samping Darian, bahkan badannya menempel pada badan Darian. Darian merasa tidak suka, dia mendorong Selfy hingga terjatuh ke lantai. "Awww!" pekik selfy, wajahnya memerah karena malu dan marah. Dia akhirnya duduk di kursi di depan Darian. Darian menatapnya tanpa merasa bersalah sedikit pun. "Kenapa kamu kasar sekali tuan." Selfi sangat kesal. Darian menyeringai." Kenapa kamu mau menerima perjodohan ini?" Darian bertanya dengan nada yang rendah, namun auranya terasa begitu dingin. "Mana mungkin aku menolak pria tampan sepertimu," tersenyum dengan genitnya. Membuat Darian merasa mual mendengarnya. "Kamu tahu gosip tentangku?" Darian menatapnya. "Iya, aku tahu. Aku pernah membaca sebuah majalah online tentangmu. Kamu di gosipkan suka sesama jenis." Selfi tersenyum dengan menyeringai. "Lalu?" Darian ingin tahu tanggapan wanita di depannya ini. "Aku tidak yakin kamu begitu. Melihat fisikmu yang tampan dan gagah itu, aku yakin kamu suka wanita. Benar kan?" Selfi kembali menggoda Darian dengan tatapan genit nya. "Apa kamu tidak tertarik pada ku?" Tersenyum menggoda. "Kamu cantik, tubuhmu indah. Aku tidak yakin kamu mau menerimaku setelah tahu kebenaran ku," suaranya masih datar dengan nada rendah, namun penuh penekanan. "Kebenaran apa?" Selfi merasa penasaran, kedua alisnya tertaut. "Aku tidak akan bisa memberimu kepuasan batin," Dari raut wajahnya, Darian tampak sangat serius. "Maksudmu?" Selfi takut salah menerka. "Aku impoten," sedikit berbisik. "Apa kamu bersedia menikahi pria impoten?" Darian menyeringai licik. Selfi tampak salah tingkah. Tentu saja dia juga butuh kehangatan ranjang, dia butuh kepuasan batin. "Yang penting aku dapat hartanya, tentang kepuasan aku bisa mencarinya di luar," pikir Selfi, dia tersenyum licik. "Tentu saja aku mau?" dengan menunjukkan wajah manisnya. "Benarkah? Kenapa?" pura-pura heran. "Aku menyukaimu, nanti kita bisa kedokter dan mengobati kejantananmu," jawabnya lembut. "Baiklah kalau kamu setuju. Namun, ada satu hal lagi yang kamu perlu tahu," dengan tatapan tajamnya, membuat Selfi sedikit takut. "Apa?" "Aku hampir bangkrut." Darian sedikit berbisik. "Bangkrut? Kenapa?" tak percaya dengan yang di dengarnya, bukankah dia pria sukses dan punya banyak perusahaan. Pikirnya. "Aku punya penyakit, dan harus terus menjalani pengobatan. Itu alasa nya aku tinggal di luar negri, karena aku harus mengobati penyakitku." Darian tampak sendu. "Apa?" kini raut wajah Selfi sedikit berubah. "Jadi bagaimana? Apa masih mau menikah denganku? Kalau kamu mau, aku sangat senang bisa memiliki isteri secantik dirimu," tersenyum dengan tatapan mendamba. Selfi tampak berpikir. " Maap, tapi aku realistis. Mana mungkin aku mau menikah dengan pria bangkrut dan penyakitan." Selfi berdiri, dia pergi meninggalkan Darian sendirian. ******* Setelah Selfi pergi. Darian menyeringai sinis." Dasar perempuan, di otaknya hanya ada uang saja." Dia merogoh ponselnya membuka email masuk. Ada beberapa file yang harus dia periksa. "Darian apa yang kamu lakukan padanya?" Mama bertanya dengan ketus, matanya melotot. Dia kesal. "Tidak ada," menjawab dengan mode datarnya, dia menatap mamanya. "Selfi tiba-tiba saja menolak perjodohan ini. Padahal, tadinya dia sangat antusias!" Mamanya yakin Darian mengatakan sesuatu yang menyinggung Selfi. "Bukan lah hal yang aneh wanita menolakku." Darian tersenyum kecut. "Tentu aneh, kamu itu sempurna. Kaya dan tampan, apa coba alasan mereka semua menolak mu!" duduk di samping Darian, matanya berubah sendu. "Mam, maapkan aku." Darian merasa sangat bersalah kepada mamanya. "Darian, carilah isteri sendiri. Tepislah gosip yang berhembus itu. Para saingan bisnismu akan menggunakan ini untuk menghancurkanmu. Ingat lah!" Mama berkata lembut kali ini. Dia menepuk bahu Darian dua kali, sebelum pergi meninggalkan anaknya di gazebo. Huuh, Darian menghela napas panjang, apa yang di katakan mamanya memang benar adanya. Hari sudah sore, Mariam duduk nonton tv bersama ibunya di ruang kerja. Sedangkan ayahnya Sedang sibuk mencuci motor di halaman. Suara mobil terdengar jelas. Ibu dan Mariam nongol di ambang pintu ingin tahu mobil siapa yang datang. Ayahnya menatap ke arah mobil. Ternyata itu mobil Arka. Arka keluar bersama dengan Prisa adik Mariam. Mereka tampak mesra dengan senyuman di bibirnya. "Kak!" Sapa prisa yang langsung memeluk Mariam. Mama dan ayahnya mempersilahkan Arka masuk. Mereka duduk di ruang tamu. Arja menatap Mariam dengan sebuah senyuman yang penuh arti. Dia ingin membujuk Mariam untuk berkenalan dengan Darian, kakak sepupunya. Prisa membawakan secangkir teh manis hangat untuk mereka semua. 'Kring kring' terdengar suara panggilan masuk ke ponsel Mariam. "Sebentar ya, ada telpon masuk." Mariam tersenyum, lalu keluar dari ruang tamu. Dia menerima panggilan di teras. "Mariam kita ke kafe yuk. Bosen nih di rumah seharian." Panggilan itu dari Susi, sahabatnya. "Oke, aku segera otw ya," mentup panggilannya. "Kasihan ya Mariam. Adiknya sudah punya pacar kaya, ganteng lagi. Tapi dia masih saja menjomblo." dasar tetangga julid, sambil lewat mereka bergosip. "Iya, cantik-cantik tapi gak laku," timpal tetangga satunya menimpali. Mariam menghela napasnya panjang, dia sangat kesal sekali. Hatinya berdenyut nyeri bagai di iris -iris. Huuh, menghela napas panjang dan berat. "Ibu-ibu untu apa bergosip, lebih baik ngomong aja langsung sama saya. Gak sulit kaaan!" Mariam memasang wajah kesalnya. Ibu-ibu itu tampak malu, mereka segera berjalan dengan cepat meninggalkan tempat itu. "Emangnya mau ku menjomblo! Lihat saja lelaki mana pun yang ngajak aku nikah. Aku akan langsung mengiyakan nya saja!" Kesal Mariam. Moodnya memburuk. Dia berjalan masuk ke kamarnya, berdiri di depan meja rias. Membuka Cepol rambutnya. Menyisir, lalu kembali mencepolnya. Menyapukan sedikit bedak di wajahnya, dan memakai lipglos tanpa warna di bibirnya. Dengan memakai celana jeans panjang warna coklat dan blues lengan panjang warna senada. Dia menuju ruang tamu, minta izin untuk menemui Susi di kafe. "Ayah, mama. Aku mau ke kafe dulu. Susi menungguku." Hari ini adalah Sabtu, tempat kerjanya libur. Bosan juga seharian di rumah. Dia mau mengobrol dengan Susi temannya, pikirnya. "Baiklah, jangan terlalu malam pulangnya," jawab mama. "Benar, tak akan ada yang menjemputmu. Andai kamu punya kekasih, pasti dia akan menjemput mu," timpal ayahnya. Perkataan ayahnya selalu sukses membuat hatinya kesal. "Baiklah," jawab Mariam. Dia pun menyalami Arka terlebih dahulu. Mariam pergi meninggalkan rumah dengan naik taxi online. ******* Sepeninggalnya Mariam. Di ruang tamu, Arka membahas tentang perjodohan Mariam-Darian. Dia sudah tahu, kalau Darian gagal dalam perjodohannya dengan Selfi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD