BAB 5

1106 Words
Selamat membaca  ******** "Maafin Ibu, Angrum. Ibu Gara-gara tidak bisa menjemputmu, Angrum jadi seperti ini" Kata mengantarkan "Jangan minta maaf ibu. Ini hanya luka kecil. Aku baik-baik saja" jawab Angrum "Maafin kita juga Angrum, kita tidak tahu ingin tahu Kamu tidak jadi di jemput. Kenapa kamu tidak menelpon kami? " Kata Alena mewakili Aluna dan Adelia "Tidak apa-apa Adel, Lena, Luna. Yang penting Angrum selamat." Jawab ibu Angrum tersenyum, "Iya aku baik-baik saja ko" sambung Angrum, "Oh iya sepertinya tadi ibu melihat teman laki-lakimu yang pernah mengantarmu itu Rum" "Siapa?" Tanya Angrum "Arfan?" Tanya Aluna "iya itu, namanya Arfan" bilang ibu Angrum "Dia kesini ?" "Iya dia tadi disini Rum, sebelum kamu siuman. Terus dia pulang lagi setelah mendengarkan kamu baik-baik saja" jelas Alena "Oh" jawab Angrum *** AryoArfanG  'Alena, temui aku di taman samping sekolah. Aku ingin bertanya ' AlenaPrimata 'baiklah, tunggu sebentar, aku akan menyimpan buku dulu ke perpustakaan' "Duduk sayang" kata Alfin setelah Alena sampai "Ada apa Fan?" Tanya Alena kepada Arfan yang duduk di sebelah Alfin "Bagaimana keadaan Angrum?" Tanya Arfan "Sudah lebih baik. Dia akan kembali ke sekolah besok" jawab Alena "jujur saja aku sangat khawatir. Setelah sekian lama aku baru merasakan rasa ini ke orang lain selain ibuku." Kata Arfan "Oh iya Len, sebenarnya hari itu Angrum sangat dingin, dia bertingkah tidak suka. Saat ku ajak pulang dia menolak, saat ku dipaksa dia paling akan menangis. Sebenernya apa yang terjadi?" "Soal itu kamu harus mencari tahunya sendiri Arfan. Aku tidak akan mengatakannya. Kamu harus berusaha." Jawab Alena *** Pagi ini Angrum menemukan kembali keramaian hatinya setelah hanya bosan tertidur di kamar. Hari ini adalah hari pertama Angrum masuk sekolah lagi dan di sambut dengan meriah oleh teriakan Aluna. Jam istirahat tiba, semuanya berhamburan menuju kantin seperti biasa. lain hal nya dengan Angrum yang hanya diam di kelas menunggu ketiga sahabatnya membawakan makanan dari kantin untuknya bukan atas kemauan Angrum tapi ketiga sahabatnya yang memaksanya dengan Alasan Angrum yang masih sakit. Angrum hanya memutuskan untuk mendengarkan lagu, belum sempat aerphone itu terpasang di telinganya satu pasang kaki masuk ke kelasnya dan menghampiri Angrum "Apa kabar?" Tanya Arfan dan duduk di depan Angrum "Baik" jawab Angrum datar "Syukurlah" jawab Arfan dan tersenyum tulus yang membuat Angrum menatapnya lekat menyaksikan senyuman yang sangat langka dan untuk pertama kalinya Angrum melihatnya. "Kamu bisa tersenyum?" Tanya Angrum seperti orang bego "Tentu saja. Aku juga manusia" jawab Arfan dan tersenyum kembali dan kerutan di dahi Arfan terlihat jelas menandakan dia yang kebingungan melihat Angrum yang terus menatap nya. "Rum?" Tanya Arfan "iya?" Tanya Angrum yang baru sadar dari tadi dia menatap Arfan "Kamu kenapa?" "Aku baik-baik saja. Memangnya aku Kenapa?" Tanya Angrum kembali datar "Kamu marah padaku?" Tanya Arfan "Tidak" "Lalu?" "Apa?" "Kenapa sikapmu dingin padaku?" "Jadi selama ini sikap kamu dingin dingin pada semua orang. Itu karena kamu marah juga?" "Tentu saja tidak" "Iya jadi aku juga begitu" "Ada apa?" Tanya Arfan "Tidak ada apa-apa! Sudah sana cepat Kembali ke kelasmu. Jika kamu terus disini aku akan mendapat masalah besar!" Ucap Angrum ketus "Oke" jawab Arfan dan pergi berjalan keluar. Ketiganya sahabatnya datang membawa makanan. "Eh Arfan dari sini?" Tanya Aluna. Angrum mengangguk "Berbicara tentang apa dia padamu?" Tanya Adelia "Tidak ada!" Jawab Angrum "Serius?" Tanya Aluna penasaran "Dia hanya menanyakan keadaanku sekarang" jawab Angrum "Kamu marah pada Arfan?" Tanya Alena yang dari tadi hanya diam "Ah tidak. Memangnya siapa yang mengatakan bahwa aku marah pada Arfan?" Tanya Angrum "Arfan yang cerita bahwa kamu tiba-tiba bersikap dingin padanya." Kata Alena "Tidak. Aku tidak marah. Aku hanya menjaga jarak agar aku tidak mendapatkan masalah" jawab Angrum "Kamu harusnya jujur padanya jika ada yang terjadi. Kamu sadar tidak bahwa Arfan mencintaimu sekarang?" Tanya Aluna dan itu membuat Angrum kaget "tidak mungkin. Dia baru saja mengenalku. Tidak akan secepat ini" kata Angrum "Untuk jatuh cinta, Manusia tidak butuh waktu lama" Adelia menjawab "Jadi kamu marah atau tidak pada Arfan?" Tanya Alena lagi dan Angrum diam "Rum? Kamu menganggap kami sahabat mu bukan?" Tanya Adelia "Tentu saja" kata Angrum pelan "Jadi kamu kenapa?" Tanya Aluna "kamu benar-benar marah pada Arfan? Gara-gara apa?" "Aku tidak marah. Aku hanya melindungi diri sendiri. Lima hari yang lalu tepat di hari gue kecelakaan paginya gue di tampar kak Anita" jawab Angrum pelan "Hah?" Ketiga mata sahabat nya terbelak melebar "Di tampar sama w************n? Lalu kamu hanya diam?" Tanya Aluna nadanya sangat marah "Astaga Rum, kenapa kamu baru mengatakannya Sekarang?" Tanya Adelia "Aku baik-baik saja" jawab Angrum "Tapi ini sudah keterlaluan Angrum! Dia melakukan kekerasan padamu" Alena terlihat sangat kesal "Atas dasar apa dia berani menamparmu? Apakah dia mengatakan alasannya?" Tanya Adelia "Aku yang dekat dengan Arfan" Jawab Angrum dan semuanya diam merasa kesal. *** "Kamu akan langsung pulang?" Tanya Alfin "Aku akan bertemu ibuku" jawab Arfan "Aku akan ikut denganmu" "Terserah" Sesampainya disana Alfin tidak bisa diam, dia terus bicara pada ibu Arfan. Mengatakan bahwa Arfan sudah punya pacar dan lain-lain yang membuat Arfan pusing mendengarnya. Arfan dan Alfin cukup lama berada diruangan itu menemani Ibu Arfan sampai tertidur dan keduanya pulang. Mereka tidak langsung pulang keduanya berhenti dipinggir jalan "Kenapa berhenti disini? Ayo kita berhenti di cafe" kata Arfan "Sudahlah disini saja. Aku rasa ini tempat yang cocok untuk berduaan bersama laki-laki tampan" kata Alfin "Kamu sangat menjijikkan. Aku akan pergi sekarang!" "Hahahaha santai santai  man aku hanya bercanda. Eh gimana Angrum?" Tanya Alfin "Tidak tau" "Dia benar-benar marah padamu?" "Mungkin" "Kamu tidak mau mencari tahu penyebabnya"? "Harus?" "Terserah. Jika kamu ingin tau kamu harus mencari tau" "Caranya?" "Kenapa kamu tiba-tiba jadi bodoh?  Kamu seperti baru dua hari hidup di dunia" "Aku bingung. Alena juga tidak tau. Lalu aku harus mencari tau apa yang terjadi pada siapa?" Alfin hanya diam tidak menjawab apapun ada satu pesan masuk dari Alena. *** Angrum berdiri di depan gerbang bersama Alena sampai akhirnya Alfin dan Arfan datang "Ini helm nya honey" kata Alfin "eh hai Rum" sapa Alfin "Hai Alfin" kata Angrum tersenyum "Pulang dengan siapa Rum?" Tanya Alfin "Emh di jemput Fin" "Oh" jawab Alfin "Nih. Ayo naik." Kata Arfan yang berada di samping Angrum "Tidak, aku sudah di jemput" jawab Angrum ketus dan Alena yang sudah berada di atas motor Alfin hanya tersenyum "Apakah tidak apa-apa jika aku memaksamu?" Tanya Arfan "Aku sudah bilang tidak perlu, aku di jemput" "Kamu benar-benar marah setuju? Marah karena apa? Apa salahku?" Tanya Arfan yang sedang memakaikan helm untuk Angrum dan Angrum hanya diam tidak bisa berkutik berhadapan dengan Arfan yang jelas-jelas berhubungan dekat dihadapannya "Ayo naik" kata Arfan dan Angrum hanya diam lalu mentap Alena dan Alena hanya dapat mengatakan ayo naik berpindah menggendongmu? " Tanya Arfan "Tidak perlu" Jawab Angrum dan menaiki motor Arfan ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD