Arthur menyusuri jalan. ia menyesal mengeluarkan kata- kata itu, rasanya gak pantas. Ia bodoh harusnya ia menolak ajakan Rendo. ‘’Sialan Rendo!’’ umpat Arthur, ia memilih pulang ke kosan Safir. Sesampainya disana rumahnya gelap lampu- lampu tidak menyala, apakah dia kabur? Gak mungkin. Arthur keluar dari mobil ia memasuki saat sampai di depan kosan Safir dan masuk ke teras. Tok Tok Tok ‘’Safir, apa kamu di dalam?’’ Arthur berkata sambil mengetuk pintu. Tak ada respon rumah tetap sunyi dan sepi Arthur menghembuskan nafasnya tak lama tetangga sebelah datang. ‘’Pak Arthur, cari Safir ya?’’ tanya tetangga, Arthur menengok dan mengangguk. ‘’Iya. Dia belum pulang ya?’’ tanya Arthur. ‘’Sudah kok Pak, selang lima menit Bapak datang dia sudah pulang sambil bawa si kembar.’’ Jawabnya. ‘’