90. PENYAKIT MISTERIUS MASIH ADA

1317 Words
Semua penduduk desa Blue-Sky sangat bahagia mengetahui Stev pulang dengan selamat, begitu juga dengan Stev yang sangat rindu pada semua warga, apalagi mereka semua selamat dari bencana mengerikan itu. *** Stev menceritakan banyak hal mengenai pedang legendaris tersebut, termasuk tempat mencabut pedang, kekuatan hebat di dalamnya, rintangan untuk mendapatkannya dan pedang yang digunakan untuk mengalahkan para penyihir. Semua warga yang mendengar hampir tidak percaya mendengar cerita Stev, namun karena pedang ada di depan mereka dan tampak spesial, maka semuanya sangat percaya. Stev juga menceritakan bahwa dia bertemu dengan guru hebat bernama Kakek Hamzo, guru yang mengajari cara bertarung yang hebat dan memberi tahu adanya pedang legendaris tersebut. Selain itu, Stev mengatakan bahwa tanpa petunjuk dari Kakek Hamzo, dia tidak akan bisa menyelamatkan dunia dari bencana kegelapan. Beberapa penduduk sangat penasaran dengan pedang suci legendaris milik Stev, kemudian mereka ingin menyentuh dan memegang sebentar, Stev mengijinkan itu. Setelah mencoba memegang, menurut mereka cukup berat, mereka bertanya bagaimana Stev bisa memainkan pedang legendaris dengan baik. Stev tersenyum dan mengatakan bahwa pemilik sesungguhnya yang bisa memainkan pedang tersebut lebih mudah dan terasa ringan. Khen juga mencoba memegang pedang itu, dan katanya sama, yaitu terasa berat. Semua bangga pada Stev, tanpa dia, mungkin dunia sudah berakhir di tangan para penyihir. Saat mereka mengobrol, Stev juga memberi tahu bahwa bukan hanya dia yang memiliki pedang suci legendaris, tapi ada 2 orang lainnya yang sekarang menjadi teman. Semua warga terkejut kembali ketika mendengar itu, dalam hati mereka juga berterima kasih dengan pahlawan lainnya. "Wah, jadi ada 3 pahlawan yang menyelamatkan kita," ucap seorang warga. "Hebat! Sampaikan salam dan rasa terima kasih kami kepada mereka, Stev!" ucap Pak Kepala Desa mewakili semua warga. "Baik Pak! Akan saya sampaikan. Jika hanya aku sendiri yang melawan para penyihir jahat, aku pasti akan kalah dan gak mungkin ada di sini," jawab Stev membuat semua terkesan dan bersyukur atas keajaiban itu. "Bahaya sekali ya!" "Untung saja ada teman yang bekerja sama dengan Stev." "Mereka pasti sangat hebat seperti Stev!" Mendengar perkataan para warga, Stev tersenyum. Sebenarnya Stev ingin memberi tahu bahwa ada banyak senjata legendaris di bumi ini, namun dia mengurungkan niatnya tersebut, karena sepertinya tidak begitu penting untuk para warga. Stev berpikir bahwa hanya Khen yang pantas mendapat kabar itu, karena dia juga memiliki senjata legendaris, yaitu pisau legendaris. Namun saat ini, Khen belum tahu mengenai itu, nanti Stev akan memberi tahu ketika keadaan sepi dan hanya berdua. Mungkin sebenarnya ada warga lain yang mengetahui adanya senjata legendaris, seperti Kakek Chimon atau ayahnya Khen. Setelah mengobrol membicarakan pedang legendaris, penyihir jahat, dan bencana awan gelap. Stev teringat dengan penyakit misterius, penyakit yang menyerang warga hingga membuat bagian tubuh menghitam. Akan tetapi para warga tiba-tiba menjadi bersedih, hal itu membuat Stev segera ingin tahu. "Maaf, Stev. Entah kenapa, penyakit itu masih ada. Mungkin penyakit itu gak ada hubungannya dengan para penyihir atau bencana awan gelap itu," jawab Khen bersedih. "Astaga! Apa kamu serius?" tanya Stev dengan terkejut. Khen hanya menjawab dengan mengangguk, kemudian Stev bertanya kepada warga lain, mereka mengatakan bahwa hal tersebut memang benar. Mengetahui itu, Stev bergegas ingin melihat para penduduk yang masih terkena penyakit misterius itu. "Baiklah, ayo kita ke sana? Aku ingin cari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin kali ini aku bisa mengetahui penyebabnya," ajak Stev. Semua warga beranjak menuju salah 1 warga yang terkena penyakit tersebut, dimulai dari yang terdekat. Sekitar 1 menit kemudian, Stev dan beberapa warga sampai di ruang warga yang terkena penyakit misterius, seorang wanita paruh baya. Stev terkejut melihat bahwa penyakit itu memang masih ada. "Gak mungkin, kenapa bisa!" ucap Stev kemudian mengecek kondisi wanita itu. Penyakit itu masih sama saat pertama kali ditemui, untung saja tidak semakin parah atau menjalar ke bagian tubuh lain. "Apa yang yang harus aku lakukan?" batin Stev berpikir bagaimana cara mengatasi ini, Stev merasa bingung dan tidak tahu harus bagaimana. Ketika dia menggunakan kekuatan mata untuk mengecek kondisi penyakit, dia tidak menemukan suatu penyebab, namun ada aura gelap yang terus mengalir di sekitar tubuh yang menghitam. "Itu, seperti energi gelap para penyihir. Seharusnya jika para penyihir dikalahkan, penyakit ini ikut menghilang, tapi kenapa masih saja ada? Sungguh keterlaluan," gumam Stev. Dia memikirkan cara lain, namun mengalami kebuntuan dan kesulitan. "Gimana Stev, apakah ada cara untuk menyembuhkan penyakit ini?" tanya Khen yang ada di dekatnya. Sementara Stev hanya menggelengkan kepala karena masih bingung, dia sedikit bersedih juga, bahkan Stev sempat berpikir bahwa dia tidak bisa menyelamatkan penduduk dari penyakit misterius tersebut. Jika benar-benar tidak bisa, maka sama saja dia gagal dalam penyelamatan para warga. Sesaat kemudian, ketika Stev hampir putus asa, dia mendengar suara pelan dari dalam pedang legendaris miliknya ... "Stev! Mungkin aku bisa membantu," suara tersebut ternyata adalah roh suci Draga. Stev tekejut mendengar itu, lalu berbisik. "Hah, apa kamu serius? Tapi ...," ucap Stev terhenti karena tiba-tiba roh Draga ingin keluar. Stev semakin terkejut karena sebenarnya tidak ingin para warga tahu keberadaan Draga. "Hey! Apa yang kamu lakukan?" gumam Stev. "Stev! Apa yang kamu katakan?" tanya Khen. "Hehe, gak ada apa-apa?" jawab Stev menjadi salah tingkah. Kedua matanya melebar karena kini Draga benar-benar keluar. "Sial!" batin Stev, lalu melihat para warga termasuk Khen. "Stev? Makhluk apa itu?" Khen terkejut saat melihat Draga, ternyata Khen bisa melihat. "Hehe, ini ...," jawab Stev ingin memberi tahu, tetapi berhenti mendadak karena ada warga yang berkata, "Makhluk? Makhluk apa yang kamu maksud Khen?" "Hah, kalian gak melihat ...," "Entahlah, aku juga gak mengerti apa yang dikatakan Khen. Apa maksud kamu, Khen?" Tiba-tiba Stev menyela pembicaraan, karena dia menyadari bahwa para warga tidak melihat keberadaan roh Draga, kecuali Khen sahabatnya. Stev sempat heran, kenapa hanya Khen yang bisa melihat Draga, dia akan mencari tahu itu, nanti setelah keadaan sepi. "Baiklah, tolong kalian tunggu aku sebentar ya! Aku ingin melakukan sesuatu, sepertinya aku mendapat petunjuk, meskipun belum yakin," pinta Stev, kemudian dia meminta agar beberapa warga keluar dulu, agar Stev bisa melakukan rencananya. "Wah, benarkah? Baiklah kalau begitu, semoga berhasil," jawab salah 1 warga. Kemudian bergegas keluar. Mereka sangat bahagia mendengar itu, karena berharap penyakit itu bisa segera diatasi. Namun Stev meminta agar Khen tetap di situ untuk menemani dirinya. Terlihat Khen hanya terdiam, tapi dia tahu apa maksud sahabatnya tersebut. Mungkin ingin membicarakan mengenai roh suci yang baru saja dilihatnya. Setelah para warga keluar, Stev mengajak sebentar Khen untuk menjauh dari wanita yang terkena penyakit, sebenarnya di situ ada suami dan anaknya juga, mereka diijinkan untuk tetap di dalam. "Khen, jadi kamu bisa melihat roh ini?" tanya Stev pelan. "Hallo! Salam kenal? Namaku Draga," ucap Draga tiba-tiba berbicara. "Whoaa! Iya, aku bisa melihat. Se-sebenarnya kamu makhluk apa?" tanya Khen terbata-bata karena terkejut. Selanjutnya, Stev mengenalkan roh binatang suci tersebut, dia memberi tahu bahwa roh suci tersebut berasal dari pedang legendaris dan tempat tinggalnya memang ada di situ. Stev juga mengatakan bahwa Draga banyak sekali membantu dalam pertarungan melawan para penyihir. Mendengar itu, Khen terkejut dan merasa berterima kasih dengan Draga, dia pun senang bisa berkenalan dengan Draga. Stev masih terheran mengapa hanya Khen yang bisa melihat Draga. "Aku juga gak tau. Memang aneh, mungkinkah aku memiliki kekuatan ajaib?" jawab Khen menduga. Saat itu juga, Stev teringat dengan pisau milik Khen. "Aha, sepertinya aku tau penyebabnya. Mungkin karena ini," ucap Stev sambil menunjukkan pisau legendaris, lalu mengembalikan itu kepada Khen. "Hah, apa maksudmu Stev? Jangan membuatku bingung donk!" "Hehe! Uhmm, sebaiknya nanti saja. Aku akan ceritakan semuanya. Lebih baik kita atasi dulu penyakit misterius itu." "Oke!" jawab Khen setuju. Setelah itu, Stev bertanya kepada Draga, bagaiman cara mengatasi penyakit itu. Draga tersenyum, lalu memberi tahu caranya, meski harus dicoba dulu baru akan tahu nanti. Stev masih belum mengerti, bagitu juga dengan Khen. Mereka akan mengikuti saran Draga dan melihat. "Aku akan menggunakan kekuatan suci untuk mencari penyebab penyakit misterius," ucap Draga sambil terbang menuju wanita yang sakit tadi. "Wah, jadi begitu. Aku mengerti sekarang!" balas Stev, sementara Khen masih tidak mengerti maksudnya, tapi dia mengikuti dan terus memperhatikan apa yang ingin dilakukan Draga. TO BE CONTINUED
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD