“Eh! Umm … nggak kok! A—aku nggak nangis.” Mentari langsung memutar badannya hingga memunggungi Arion. Tampak dia sibuk mengusap kedua matanya.
Membuat Arion jadi sangat penasaran. Sebab tiap kali dia ingin melihat wajah Mentari, istrinya itu langsung menghindar.
“Beneran ah! Kamu nangis? Itu matanya merah.” Arion tadi sempat mencuri pandang sebentar pada mata Mentari yang memang jelas terlihat memerah.
“Nggak kok! Aku cuma kelilipan, anginnya kenceng banget!” Mentari masih terus mengelak sambil tetap memunggungi Arion.
“Hemm?” Arion mendongak. Melihat ke sekeliling mereka, hanya ada angin sepoi-sepoi yang menyejukkan. Keningnya mengernyit, tapi detik kemudian Arion mulai tersenyum. Dia melirik pada Mentari lewat ekor matanya. Timbul keinginan untuk menggoda istri kecilnya itu.
“Ahh a
