Gadis yang menarik

1748 Words
        Kenzo terkejut melihat Ela datang dengan pakaian sexy kelas atas dan tanpa kaca mata. Namun saat melihat Ela digandeng Brayen membuatnya tidak jadi menghampiri Ela. Kenzo mengamati Ela dari jauh, entah mengapa tatapan matanya tertuju pada sesosok wanita yang baru-baru ini hadir didalam hidupnya. Kenzo berbicara kepada beberapa rekan bisnis keluarganya yang ada di Jerman. Perusahan keluarganya yang berada di Jerman selama ini menjadi tanggung jawab omnya Raffa. Saat ini Raffa sengaja mengenalkan sosok Kenzo yang akan menggantikan Varo sebagai raja bisnis keluarga Alexsander.         Kenzo mencari sosok Ela yang menghilang dari pandangannya, ada rasa kesal saat melihat Ela merubah dirinya menjadi gadis yang menarik. Membuat Kenzo harus memperhatikanya karena ia ingat permintaan Anita adiknya untuk menjaga Ela. Kenzo mendapati Ela sedang dipeluk paksa seseorang, namun tatapan mata Ela yang memohon bantuannya membuat Kenzo mempercepat langkahnya mendekati Ela.         Setelah berhasil melepaskan Ela dari cengkraman Paulo. Ia meminta Richard untuk menjaga Ela sampai acara. Kenzo memerintahkan Richard agar membawa Ela kedalam kamar yang sering ia tempati jika ia bermalam di kediaman kakeknya yang saat ini menjadi kediaman Raffa Alxsander adik ayahnya. Setelah itu Kenzo kembali ke acara karena tidak ingin membuat Fairis dan Raffa kecewa jika ia meninggalkan acara ini tanpa pamit.         Banyak kolega bisnis mereka kagum dengan Kenzo yang ternyata sangat mirip dengan Ayahnya jika menyangkut urusan bisnis. Apa lagi saat mereka tahu jika Kenzo bukan hanya seorang pembisnis, tapi juga seorang dokter yang sangat terkenal memiliki tangan dewa. Tangan Dewa menjadi julukan Kenzo karena berhasil menyelamatkan banyak nyawa di meja operasi.         Entah mengapa Kenzo masih saja khawatir dengan Ela yang saat ini berada didalam kawarnya. Setelah acara selesai Kenzo segera melangkahkan kakinya menuju kamarnya. Didepan pintu kamarnya sosok Richard segera membungkukan tubuhnya dan segera pamit karena tugasnya menjaga Ela telah selesai. Kenzo membuka pintu kamar dan melihat sosok Ela yang saat ini telah terlelap. Ia mendekati Ela namun sebuah tangan menarik lenganya membuatnya terkejut.         "Siapa wanita ini Ken?" ucapnya dingin. Matanya menatap sosok cantik yang saat ini sedang tertidur pulas di sofa. "Dia teman Kenzo Tan!" Jelas Kenzo membuat mata Fairis menyipit menatap Kenzo dengan tatapan ragu.         Fairis kemudian tersenyum melihat keponakanya yang tak bisa berbohong padanya saat melihat sorot mata Kenzo yang dingin."Wanita cantik sepolos dia tidak mungkin hanya temanmu Ken!" Goda Fairis. "Terserah tante mau anggap dia apa!" Ucap Kenzo datar. "Kalian menginap disini saja Ken nanti kamu buntingi anak orang yang cantik itu dan saya bisa dimarahi Bundamu karena tidak mengawasimu!"  ucap Fairis mengedipkan matanya. "Bukanya tante dan bunda bakal senang kalau aku buntingin anak orang" kesal Kenzo. "Hahaha betul-betul akhrinya tante percaya sama kamu kalau kamu bukan homo masih doyan Cewek hahaha" tawa Fairis sangan senang menggoda Kenzo yang berwajah datar Kenzo mendekati Ela dan menggendongnya, ia memerintahkan Richard untuk menyiapkan mobilnya.         "Permisi Tante sampaikan salamku pada Om dan maaf tidak  bisa menemani Om membahas bisnis karena besok pagi Ken ada operasi Tan!" Jelas Kenzo karena biasanya ia kan berbincang dulu bersama Raffa tentang kerajaan bisnis mereka. "Oke sayang, hati-hati Ken pelan-pelan ya hehehehe!" Goda Fairis.         Namun Kenzo seperti biasa tidak menanggapi godaan Fairis. Kenzo mengemudi dengan kecepatan sedang sesekali ia melirik Ela yang sedang mabuk. Ela mengucapkan kata-kata yang membuat Kenzo menghentikan laju mobilnya. "Ampun Nyonya saya janji nggak akan buat non Dini sedih dan nggak akan ngadu sama Papi hiks...hiks jangan pukul saya...ampun...aduh sakit!" Keringat dingin didahi Ela menetes diiringi tangisnya. Ada apa dengan dia? Batin Kenzo penasaran.         "Ampun, jangan pukul Ela, Ela takut hiks. Ela janji nggak akan dekat-dekat dengan teman Mbak Dini dan juga menjadi anak bodoh di sekolah please tapi jangan pukul Ela hiks...hiks..!".         Pikiran Kenzo berkecamuk rasa penasarannya membuatnya berpikir Keras. Ia melanjutkan perjalanan dalam diam dan penasaran tentang kehidupan wanita yang berada disebelahnya. Kenzo menggendong Ela dengan hati-hati, ia meminta satpam untuk membantunya menekan tobol lift dan mengantarkan mereka ke Apartemenn. Kenzo meletakkan Ela ke kamar Ela dan membantu membuka sepatu Ela. Namun tangis Ela tidak berehenti, ia terus menginggau meminta ampun dan meminta Dini dan Nyonya agar tidak memukulnya.         Rasa penasaran Kenzo menjadi tak terbendung, ia ingin menanyakan langsung kepada Ela namun ego yang dimilikinya lebih tinggi agar tak membuat Ela merasa ia diperhatikan Kenzo. Kenzo mengambil Ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi temannya.         "Halo Boy saya minta bantuan kamu tolong cari informasi seorang cewek yang namanya Reladigta prameswari! saya akan mengirimkan data-data pribadi dimana dia tinggal nanti saya kirim melalui email. saya ingin kamu menyelidiki masa lalu wanita ini!" jelas Kenzo. ia memutuskan sambungan ponselnya dan kembali menatatap Ela. Ia menggelengkan kepalanya karena rasa penasarannya akan masa lalu Ela yang membuatnya seperti tersiksa. Kenzo kembali ke kamarnya dan tertidur dengan pakaian yang belum sempat ia ganti.         Ela terbangun dan mendapati dirinya berada dikamarnya, tepatnya di Apartemen Kenzo. Ela melihat jam dan tertegun saat jam menujukkan pukul 9 pagi. Ia segera membersihkan dirinya namun kejadian semalam membuatnya mengentikan gerakkanya. Ia menatap cermin mencari keanehan yang ada ditubuhnya dan ia cukup bernapas lega karena tubuhnya ternyata baik-baik saja. Ela keluar dari kamarnya, ia memakai dress selutut bewarna hijau muda dan menguncir rambutnya yang panjang. Ia mengucek kedua matanya saat melihat Kenzo membalik masakanya dengan menggunakan sumpit layaknya koki terkenal. Dia pintar masak tapi kok minta Mbak Anita jadi kokinya dia. Batin Ela Kenzo menyadari jika Ela berada tepat dibelakangnya. "Letakan ini disana!" Ucapnya datar. Sekali-kali bilang tolong gitu! Kan enak ini nggak pakek basa basi sukanya memerintah saja.         Ela menyiapkan piring dan gelas. Kenzo lebih menyukai air Putih di pagi hari tapi ia juga penyuka kopi tapi jika ia merasa ngantuk saat ingin melakukan operasi atau mengerjakan penelitiannya. Seperti biasa tidak ada pembicaraan dimeja makan bahkan Ela merasa sungkan ingin mengambil kwetiaw sayur buatan Kenzo. "Ambil saja gratis nggak bayar!" Ucap Kenzo tanpa melihat Ela.         Ela mengambil Kwetiaw tapi tanpa sayur membuat Kenzo menatapnya tajam. "Hei tukang mabuk sebaiknya kamu makan sayur ini banyak-banyak!" Ketus Kenzo "Aku nggak suka sayur kak!" Kesal Ela. "Makan sayur ini atau aku akan mengurungmu di Apartemen ini!" Tegas Kenzo. "Aku bukan tawanan kakak pakek dikurung segala!" Balas Ela kesal. "Tidak sadar dengan tubuh hmmmm? Tubuhmu itu seperti papan triplek tidak ada segar-segarnya!" Ucap Kenzo Ela mandangi tubuhnya dari atas ke bawah. Bener sih datar nggak bahenol "Udah memperhatikanya?" ucap Kenzo sinis. Ela dengan polosnya menganggukkan kepalanya.         "Bagian mana yang terlihat bagus menurutmu?" Tanya Kenzo datar. Ela bingung mau menjawab apa, karena yang dikatakan Kenzo memang benar. Ia mengakui tubuhnya tak ada yang menarik, namun ia tidak akan menyerah untuk menjawab ucapan dokter yang satu ini.         "Ada kak bagian ini!" Ucap Ela menunjuk payudarahnya. Uhuk...uhuk...Dan ia berhasil membuat Kenzo tersedak mendengar ucapanya. Ela ingin membuat Kenzo salah tingkah dengan godaanya.         "Ini...akan terus tumbuh menurut buku yang aku baca, ketika perempuan dewasa, payudarahnya akan bertambah ukuran apa lagi saat ia sudah mengenal pria lalu menikah, buku itu bilang lelaki sangat suka menyentuhnya dan akan semakin besar lagi jika wanita sedang dalam menyusui bayi!" Jelas Ela sambil tersenyum puas Mampus lo mau goda gue. Gue goda balik hehehe.         "Ooo..aku baru tahu kalau hmmm wanita jika ingin membesar di terapi melalui campur tangan pria lalu apa bedanya dengan wanita itu sendiri yang melakukannya?" Tanya Kenzo sambil menatap Ela dan menunggu ucapan Ela Skak mat... Mampus gue "Itu sih yang pernah aku baca..." Cicit Ela pelan "Itu penelitian bagus La kalau kamu bisa membuktikan penelitian itu benar, maka kamu bisa dijadikan dokter kencantikan bagian pembesaran p******a dan artis ataupun para wanita tidak perlu operasi untuk pembesaran payudaranya!" ucapan Kenzo membuat Ela menelan ludahnya. Ia merutuki kebodohanya karena tela berani berdebat dengan dokter sepintar Kenzo. Apalah dirinya yang hanya butiran debu yang tidak kasat mata. Giliran penjelasan masalah kayak gini panjang lebar tapi kalau bahas yang lain pelit amat tu suara. "Mungkin itu ide bagus Kak!" Ela mencoba untuk tersenyum. "Kalau gitu gimana kalau kita praktek langsung dengan penelitianmu. Aku akan membantumu bagaimana?" Tawar Kenzo sambil menyungingkan sudut bibirnya. Apa? Yang bener saja. lo kira gue w************n ini nih...kalau udah ngomong sama dia gue nggak bakal menang Ngadalin kadal yang lebih dari kadal, ambruk deh gue. "Hehehe aku cuma bercanda Kak. Kakak si menghubungkan sayur sama badan aku yang nggak seger" jawab Ela dengan muka memerah.         "Makanya kalau ngomong di rem, ternyata buku yang selama ini kamu baca buku  itu buku p***o!" ejek Kenzo lalu ia segera bergegas ke Rumah sakit tempatnya bekerja tanpa mempedulikan Ela yang menatapnya penuh dendam.         Hari ini adalah hari yang paling menyebalkan bagi Ela. Ia malu jika menatap Kenzo apalagi kalau ingat masalah apa yang ia perdebatkan dimeja makan. Belum lagi Ela terkejut saat tiba-tiba di kamarnya tepatnya di meja riasnya berderet kaca mata dengan berbagai warna dan terdapat  pesan disampingnya. Pakek tu kaca mata! Jangan suka menggoda lelaki dengan tampangmu yang mupeng! Kaca mata itu untuk menutupi tampang mupengmu. Awas kalau kamu tidak memakainya!!! Ini perintah dari tuanmu!!! Ela melebarkan kedua matanya membaca pesan Kenzo yang menyebalkan. Kenzo....gila... ***           Ela menuju kampus dengan senyuman yang penuh semangat. Ia melihat Demi yang menghampirinya dan merangkul bahu Ela. "La lagu aku sukses La dan aku mau traktir kamu gimana?" Tanya Demi.         "Asyik makan gratis tapi aku ke perpustakaan bentar Dem, mau ngasih bekal buat tuan muda!" Jelas Ela menunjuk bekal yang ia siapkan untuk Kenzo "Kamu kayak Istri aja La!" Goda Demi           "Hehehe kalau itu benar, aku bahagia Dem, dia termasuk laki-laki yang aku inginkan jadi pendampingku tapi sayang kami terlalu berbeda!" Jelas Ela.         "Jangan nyerah cinta bisa tumbuh kapan saja dan kepada siapapun tak mengenal kaya misikin, bangsawan atau orang rendahan!" Jelas Demi dan disetujui Ela dengan anggukkan kepalanya.         "Oya ini undangan seminar kesehatan La. Katanya dokter bedah dan dokter kecantikan akan mengisi acara ini dan kamu tau nggak? kalau mereka merupakan pasangan dokter yang sangat luar biasa!" Jelas Demi. "Aku mau ikut Dem!" Ela memberikan senyum terbaiknya.  "Oke" ucap Demi tersenyum manis.         Ela mengantar makan siang Kenzo di perpustakaaan namun lelaki itu tidak ada ditempat biasa ia duduk. Ela melangkahkan kakinya menuju ruang penelitian yang sering didatangi Kenzo dan tiba-tiba tatapanya bertemu dengan sosok Kenzo dan seorang perempuan cantik yang memeluk Kenzo dari belakang. Jantung Ela berdetak lebih kencang dan ia merasakan sesuatu yangmenyakitkan hatinya. Ternyata ini yang namanya cemburu. Berarti gue sudah jatuh terperosok pada tatapan dingin Kak Kenzo. Gue nggak boleh suka sama dia. Dia  orang yang sempurna harus mendapatkan wanita yang sempurna.         Ela menahan napasnya dan kemudian berusaha untuk tersenyum agar kesedihanya tidak terlihat. "Kak ini makan siangnya seperti biasa sesuai syarat!" Jelas Ela. Kenzo tersenyum saat melihat Ela menurutinya untuk selalu memakai kaca mata di luar Apartemen mereka. Tapi Kenzo tidak menyadari tatapan Kecewa dan sendu Ela.                    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD