Ela memegang dadanya yang terasa sakit saat melihat kenzo dipeluk wanita itu. Namun ia berusaha tampak seperti biasanya. Ela memasak makan malam dengan serius. Hari ini ia memasak ayam penyet dan sayur asem. Kenzo melirik Ela sambil membaca buku yang ada dipangkuannya. Ia kemudian memperhatikan Ela yang tidak seperti biasanya.
Ela menyusun makanan dan memanggil Kenzo.
"Kak makanannya sudah siap" ucap Ela.
Ela meninggalkan Kenzo yang telah duduk di meja makan. Ia membuka pintu kamarnya dan menyadarkan tubuhnya di balik pintu.
Kenapa? Aku bisa jatuh cinta dengan dia.
Dia terlalu sempurnah untuku. Hiks..hiks...aku hanya anak haram keturunan pembantu. Tuhan jauhkan dia dari hatiku. Kuatkan aku.
Kenzo melihat tingkah Ela yang bukan seperti biasanya. Ia bingung kenapa Ela menjadi pendiam dan menghidar darinya. Ela sangat menyukai makanan Indonesia dan pastinya saat ini akan menemani Kenzo makan namun yang terjadi Ela menghidar dari Kenzo. Jam menujukan pukul satu malam, Ela merasa perutnya sakit ia berusaha bangkit namun keringat dingin membasahi sekujur tubuhnya. Ia merasakan napasnya menghangat namun ia berusaha untuk berjalan ke pantry dan ingin meminum sesuatu yang dapat membantu menghilangkan nyeri di perutnya.
Kenzo mendekati Ela yang sepertinya tidak menyadari kehadiranya. Ia melihat Ela yang memegang perutnya sambil tertatih menuju pantri. "Aduh...." Ela meringis dan terduduk dilantai sambil memegang perutnya. Ia mengigit bibirnya agar menahan perih. Namun seketika ia merasa melayang dan mendapati wajah datar Kenzo tidak jauh dari wajahnya.
Kenzo membawa Ela kembali kekamarnya, ia membaringkan Ela diranjang. Kenzo menyingkap kaos yang dipakai Ela dan ia memegang perut Ela. Dag...dig dug...jantung Ela berdetak kencang karena sentuhan dari kulit tangan Kenzo ke perutnya.
Kenzo menepuk perut Ela pelan “Kapan terakhir kau makan?" Tanya Kenzo.
"Pagi tadi saat sarapan" ucap Ela pelan. Kenzo menatap Ela dalam. Ada sorot kemarahan dan sekaligus iba melihat keadaan Ela.
"Kau calon dokter tapi tidak bisa menjaga kondisi tubuhmu sendiri" kesal Kenzo.
"Buka mulutmu!" Perintah Kenzo namun Ela tidak mau membuka mulutnya.
"Atau mau aku buka paksa?" ucap Kenzo mulai tak sabar melihat Ela yang terus diam dan menunduk.
Kenzo memaksa Ela dengan menekan pipi Ela hingga mulut Ela terbuka dan ia memasukan kapsul itu dengan paksa. Ela terisak dan mengeluarkan air matanya lalu ia memukul d**a Kenzo. Kenzo memeluk Ela dan mengelus punggung Ela. Ia menjauhkan tubuhnya lalu menatap Ela dengan datar. Ia menghela napasnya dan melangkahkan kakinya lalu menutup pintu kamar Ela dengan kencang.
Brakkkk
"Hiks...hiks...nggak usah dipaksa kayak gitu kalau mau memberiku obat. hiks...hiks...dasar bagaimana aku mau melupakanmu!" Ela mengusap air matanya dengan kasar.
Tak lama kemudian Kenzo masuk dan membawa minyak angin. Ia kembali menyikap pakaian Ela dan segera mengoleskan perut Ela dengan minyak yang ia bawa. Rasa hangat menjalar ke perut Ela yang terasa nyeri namun gerakan Kenzo yang mengelus perutnya membuatnya mengantuk.
"Jangan tidur!" Perintah Kenzo.
Kenzo berdiri dan membuka pintu kamar Ela menuju dapur. Selang beberapa menit Kenzo membawa bubur yang tadi ia buat. Ela memejamkan matanya, namun pinggangnya terasa tertarik dan seketika ia didudukkan oleh Kenzo diranjang dengan posisi berhadapan denganya.
Muka Ela memerah, ia malu dengan perlakuan Kenzo yang mau merawatnya "Makan...dan jangan manja!" ucap Kenzo dingin. Ia memperhatikan Ela menyendok makanannya dengan perlahan hingga membuatnya geram.
Kenzo menarik sendok yang dipegang Ela dan segera menyuapkan bubur dengan meniupnya pelan dan meminta Ela membuka mulutnya. "Buka mulutmu sekarang juga atau akan kupaksa seperti tadi!" Ancam Kenzo.
Ela segera membuka mulutnya, ia merasa sangat mual dan membuatnya menahan bubur yang ada di mulutnya.
"Kunyah perlahan!" Perintah Kenzo.
Setelah selesai menyuapi Ela kenzo segera meminta Ela berbaring. Ela kembali menangis membuat Kenzo mengeryitkan keningnya."Kamu mau apa?" Tanya Kenzo datar.
"Hiks..hiks...nggak ada kak!" Ucap Ela pelan.
"Kenapa menangis?" Tanya Kenzo melipat kedua tanganya sambil berdiri.
"Perutmu masih sakit?" Tanyanya lagi.
"Enggk Kak, Ela cuma terharu Kak Kenzo baik sama Ela...makasih kak!" jujur Ela. Ia menghapus air matanya dengan jemarinya.
Kenzo kembali duduk diranjang. "Kalau ada masalah kamu bisa cerita padaku!".
Gimana mau cerita! Cinta? Masa aku bilang aku cemburu dengan wanita yang memelukmu tadi siang.
"Hmmm Kak, bisakah kau mengelus perutku seperti tadi?" pinta Ela. Kenzo menganggukan kepalanya, ia meletakan telapak tangannya ke perut Ela kemudian mengelusnya.
Yea...berhasil...kalau aku minta peluk dia mau nggak ya?
"Kak...aku mengantuk tapi kalau aku sakit biasanya Bibi memelukku sambil tidur baru aku bisa tertidur pulas. Hmmmmm....bisahkah kau menganti Bibi memelukku?" Pinta Ela.
Kenzo menatap Ela datar membuat Ela segera memalingkan wajahnya karena malu dan sepertinya Kenzo tidak mau memeluknya. Namun kasurnya bergerak dan ia merasakan pelukan hangat berada dipunggunya dan dengan tangan yang masih mengelus perut Ela.
"Maksih kak" tersenyum malu-malu.
"Tidurlah!" Perintah Kenzo sambil memejamkan mata namun tangannya masih mengelus perut Ela.
***
Ela mengerjapkan matanya badannya terasa sakit, ia melihat jam di dinding kamarnya menujukkan pukul sembilan pagi. Ia mencoba untuk turun dari ranjang namun ia merasa lemas dan tidak bertenaga. Kenzo membuka pintu kamar Ela dan melihat Ela yang berusaha membuka bajunya. Ela mendapati Kenzo yang melihatnya setengah t*******g.
"Arghhhhhhhhh m***m tutup matamu! Kenapa kau masuk tanpa mengetuk pintu!" Kesal Ela sambil menutupi tubuhnya.
Kenzo tidak mengatakan apapun ia menyunggingkan sudut bibirnya dan tersenyum remeh. "Ukurannya tak lebih dari ukuran bola pimpong, ukuran anak SD dan sama sekali tidak membuatku tertarik" ucap Kenzo datar.
"Kenzo.....gila!" Teriak Ela
"Apa kamu bilang?" ucap Kenzo tenang, ia mendekati Ela membuat Ela memundurkan langkahnya.
"Jangan mendekat aku belum memakai baju...apa maumu?" teriak Ela.
Kenzo mencodongkan tubuhnya dan membisikkan sesuatu ke telinga Ela "Ada kecoa di kakimu!" Ucap kenzo pelan.
"Mana-mana?" Teriak Ela panik. Ia melompat dan memeluk Kenzo melupakan tangannya yang sedang menutup tubuhnya.
Ela merasakan sesuatu yang lembut dan membuatnya segera mendorong kepala Kenzo.
"Kak..apa yang kau lakukan lepas aku!" kesal Ela.
Kenzo menyunggingkan senyumannya dan segera membalik tubuhnya "Aku tidak menyukaimu tapi setiap lelaki memiliki naluri, kau memperlihatkannya dengan Cuma-cuma dan aku tidak bisa menolaknya" Jelas Kenzo.
"Kau....keluar dari kamarku atau aku akan memukulmu" Teriak Ela dengan muka yang memerah.
"Silakan aku tidak takut denganmu!" Ucap Kenzo datar.
Ela berlari masuk ke kamar mandi dengan muka merah padam dan menahan tangis. "Dasar b******k c***l hiks...hiks..."
Tok..tok..
Sementara itu suara ketukan pintu apartemennya membuat Kenzo segera membukanya. "Suprise..." Teriak laki-laki yang mirip dengan Kenzo namun masih bisa membedakanya karena laki-laki ini memiliki senyum ramah. Kenzi kembaran Kenzo yang datang berkunjung ke Jerman khusus menemui Kenzo dan Raffa family.
"Huah...kangen gue sama lo cakep!" ucap Kenzi mencium kedua pipi Kenzo membuat Kenzo kesal.
"Kenzi jijik tau. Apa-apaan kamu? siapa yang mengizinkanmu mengunjungi apartemenku!" Kesal Kenzo.
"Hahaha...gue tahu pasti lo menyembunyikan seorang wanita. Mana dia Kak? Kata Anita dia cantik ya?" ucap Kenzi melirik ke kanan dan kiri mencari keberadaan sosok wanita yang dikatakan Anita.
"Anita bilang lo kasih syarat ke dia jika mau pulang ke Indonesia lo harus memaksa temannya menjadi babu lo ya kak?" goda Kenzi.
Kenzo menatap Kenzi dengan tatapan tajam. "Waw...laser...aku takut jangan bunuh aku kak!" ucap Kenzi pura-pura ketakutan.
Namun mata Kenzi akhirnya menatap sesosok wanita yang baru saja berjalan melewatinya. Kenzi menarik pergelangan tangan Ela membuat Ela terkejut "Waw...Kencantikan seorang Dewi heh?". Ucap Kenzi menatap Ela dari atas hingga ke bawah. “Pantas saja kau mengurungnya di Apartemen ini" ucap Kenzi sambil memegang kedua pipi Ela dan menggerakkan wajah Ela ke kanan dan kekiri.
"Ini asli tanpa operasi 99% cantik dan manis Ken, kalau kau tak suka aku akan menjadikannya pacarku!" jelas Kenzi. Ia mengedipkan sebelah matanya kearah Kenzo membuat Kenzo bertambah kesal.
Laki-laki ini mirip dengan kak Ken tapi wajahnya sangat ramah dan mudah tersenyum berbeda dengan Ken yang datar dan terlihat dingin
"Terpesona denganku nona? Aku memang lebih tampan dari dia. Aku lebih mempesona dan mulutku tidak sekejam mulutnya hehehe" kekeh Kenzi.
Ela menggelengkan kepalanya karena sebenarnya ia tidak suka dengan perlakuan Kenzi yang sejak tadi memperhatikan dirinya. "Waw aku sangat mengagumi wajahmu. Bolehkan aku mengecup pipi atau bibirmu?" Ucap Kenzi pulgar. Ia sengaja ingin membangunkan singa yang sejak tadi hanya diam mendengar ucapannya. Ela meblototkan matanya menatap tak percaya dengan apa yang diucapkan Kenzi.
Saat Kenzi akan ingin mengecup pipi Ela tarikan Kenzo ke kerah belakang baju Kenzi membuat Kenzi terduduk. "Jika kau mengganggunya aku akan menghajarmu!" Tatapan dingin Kenzo membuat Kenzi bergidik ngeri.
Ternyata dugaan gue bener wanita ini memiliki arti bagi Kenzo. Batin Kenzi.
"Kau mau dihajar atau duduk disini denganku!" Ucap Kenzo.
"Hahaha aku tidak mau mengganggu waktumu dengan wanitamu kak, aku cuma menyampaikan jika kita akan makan malam bersama om Raffa malam ini" Jelas Kenzi.
"Ooo...begitu, oke. Tapi sebaiknya kau pergi dari sini sekarang juga Kenzi!" perintah Kenzo.
"Hahaha...oke bro" Kenzi mendekatakan bibirnya ke telinga Kenzo "Jagalah dia dari terkaman banyak lelaki, gadis polos dan cantik seperti dia cocok kau jadikan istri kak!" Bisik Kenzi. Ia berjalan memunggungi Kenzo dan Ela yang masih bingung dengan kedatangannya.
Sampai didepan pintu Kenzi membalik tubuhnya dan melihat kearah Ela "Dah cantik...muah" ucap Kenzi, ia memberikan ciuman jarak jauhnya dengan isyarat tangannya. Namun ketika matanya bertemu mata Kenzo yang menatapnya tajam membuatnya segera berbalik dan mempercepat langkahnya ke luar dari Apartemen.
Kenzo melihat Ela yang masih menatap kepergian Kenzi. "Tutup mulut baumu itu! lihat ilermu sudah mengalir dan asal kau tau Kenzi suka wanita berdada besar bukan sepertimu!" Ucap Kenzo tersenyum.
Ela melihat senyuman Kenzo membuat jantungnya berpacu dengan kencang.
Jangan senyum lagi please Ela bisa meleleh nih. Batin Ela.
Kenzo berjalan mendekati Ela lalu menyentil kening Ela membuat Ela kesal. "Aw...sakit b**o".
Kenzo kembali menduduki sofa dan membuka ipadnya untuk melihat laporan dari berbagai perusahaan milik keluarganya. Ela membanting pintu kamarnya dan menutup mukanya dengan kedua telapak tangannya.
Malu...malu....agrhhhhhh