When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
[HAGIA] . Kuletakkan pakaian santai untuk Sophia di atas kasur, lalu bergegas meraih ponselku di atas nakas untuk menghentikan bunyi panggilan masuk. Nama orang yang kutunggu teleponnya sejak tadi tampil di layar. Kugeser tombol penerima panggilan. "Ya, Rud, bicaralah!" Kantukku perlahan memudar seiring langkah kaki yang kuayunkan menuju luar kamar. Aku tidak ingin Sophia mendengar percakapanku dengan Rudi yang mungkin akan membuatnya penasaran. Sembari mendengarkan laporan Rudi, aku meraih botol vodka yang tersimpan dalam lemari ruang makan. Menuangnya sedikit ke dalam gelas lalu membubuhkan dua buah es batu. Baru kali ini aku duduk di mini bar. Letaknya menyatu di sudut ruang makan. Ditemani cahaya remang dari tiga buah lampu sorot di atas meja bar, kusesap vodka sedikit demi sedi