[SOPHIA]
.
Baru kali ini aku duduk di sofa tengah dengan santai. Menikmati ruangan tanpa sekat yang berbatasan langsung dengan ruang makan dan pandangan terbuka ke arah kolam renang.
Hagia meluruskan punggungnya, tubuhnya menempati hampir sepanjang sofa dengan kepala berada di pangkuanku. Dia mengambil tanganku dan meletakkan di dàdanya, tanganku yang lain diizinkan mengusap-usap kepalanya, sementara kami mengobrol tentang banyak hal tanpa batasan topik tertentu.
Untuk kali ini pula, aku dan Hagia bisa saling mengenal kehidupan masing-masing. Menjadi lebih intim, menjadi lebih terbuka, meenjadi lebih dekat dari sebelumnya. Kami tertawa, melempar canda, juga berbalas argumen untuk sesuatu yang sangat tidak penting dan tidak ada pengaruhnya dalam hidup kami.
Kini aku tau dan semakin
