Hanna benar-benar tidak bersemangat hari ini, hal itu membuat Doris mencemaskan keadaan putri Majikannya itu yang terus melamun di dalam kamarnya atau terkadang di anak tangga menuju kolam renang. Ia tidak bisa membiarkan hal ini terus terjadi, karena cepat atau lambat beberapa keluarga Bangsawan yang ada di Kota Nottingham pasti akan datang untuk merebut kedudukan Majikannya sebagai Penguasa kota ini.
Saat ini, kedudukan sebagai Penguasa kota untuk sementara diambil alih oleh William, anak angkat sang Majikan. Tapi sebagian besar penduduk kota ini telah tahu bahwa William bukanlah putra sang Viscount, karena itu Doris harus segera bertindak. Hanna harus bangkit untuk menyelamatkan kedudukan ayahnya.
Pagi ini, setelah putri Majikannya itu kembali ke kamarnya, diam-diam Doris sudah mengirimkan proposal lamaran ke Istana Nottinghamshire. Berharap agar pernikahan Hanna dengan Duke Gerald nantinya mampu mengokohkan kedudukan putri sang Majikan sebagai pengganti ayahnya.
Hanya saja, jika Hanna terus seperti ini, para Bangsawan lainnya pasti akan meragukan kemampuan putri Majikannya itu dalam mengurus Kota Nottingham.
"My Lady." Doris menutupi tubuh Hanna yang sedang duduk di tangga samping Istana dengan blazer panjang yang tebal. Musim dingin akan segera tiba, namun Hanna tampak tidak terlalu mempedulikan perubahan cuaca yang bisa saja membuat tubuhnya menjadi rentan. "Saya sudah menyalakan perapian, sebaiknya Anda masuk. Angin dingin sudah mulai bertiup," ujar Doris.
Hanna mendongak menatap Kepala Pelayan Rosendale itu dengan wajah enggan. "Biasanya, di musim dingin Ayah dan Will akan mengajakku untuk bermain ice skating, Doris. Tapi kini ... hanya aku yang tinggal di Istana ini, sendiri," kata Hanna kelu. setelah itu ia kembali menurunkan kepalanya dan meletakkan dagunya di atas kedua lengannya yang terlipat di atas kedua lututnya. Kemudian, ia melemparkan pandangannya ke tengah kolam renang yang airnya terlihat sedikit beriak oleh hembusan angin.
"Tuan William pasti akan datang sesekali ke sini, Nona. Tetapi selain Tuan, kelak Nona juga harus memikirkan tentang kedudukan Istana ini di kota ini. Sekarang Lord Aroon dan Lady Eleanor sudah tidak ada, para Bangsawan itu tidak akan mungkin tinggal diam melihat Tuan William menggantikan tempat Ayah Nona, karena ...."
"William bukan seorang Viscount!" Hanna sontak tertegun. Doris benar, mengapa ia sampai lupa jika saat ini kedudukan sebagai Penguasa Kota Nottingham sedang goyah? Jika selama ini para Bangsawan di luar sana tidak ada yang berani menyentuh ayahnya, itu karena mereka sangat menghormati ayahnya. Tapi tidak dengan William, kakak angkatnya itu tidak memiliki darah Viscount.
"Kau benar, Doris. Aku terlalu memikirkan diriku sendiri sejak Ayah dan Ibu pergi sampai melupakan tentang Istana ini." Hanna segera menegakkan tubuhnya lalu menarik kedua ujung kerah blazer untuk menutupi tubuhnya demi menghalau udara dingin. "Sekarang bukan saatnya untuk meratapi nasibku," kata Hanna. Ia kemudian mengulurkan tangannya pada Doris agar wanita itu membantunya untuk berdiri.
Dengan sigap Doris menarik lengan Hanna dan mengikuti putri Majikannya itu yang langsung masuk ke dalam Rosendale House dengan kepala tegak. Hanna pantas untuk disebut sebagai putri Lord Aroon, sebab gaya wanita muda ini sangat mirip dengan ayahnya.
"Bukankah dulu Caleb selalu menangani semua berkas milik Ayah?" celetuk Hanna sambil melangkah menyusuri ruang tamu Rosendale House.
Doris menganggukkan kepalanya, "Dalam hal pekerjaan sebagai Penguasa wilayah, itu benar, My Lady. Tapi tentang Istana ini, semua diserahkan Lord Aroon kepada Gibson, Nona. Jadi jika Anda ingin mengumpulkan semuanya, Anda harus memanggil Gibson dan juga Caleb ke Rosendale House, My Lady," tukasnya memberikan pendapat.
Baru menyadari kesalahannya, Hanna reflek menghentikan langkahnya kemudian menoleh ke arah Doris. "Kalau begitu, segera undang mereka ke sini!" titahnya pada wanita paruh baya itu. "Bagaimana dengan nanti malam? Dengan begitu kau bisa meminta mereka untuk datang makan malam bersamaku," imbuh Hanna lagi.
Dengan cepat Doris menganggukkan kepalanya, "Itu lebih baik, Nona. Saya akan segera menghubungi mereka sekarang juga," sahutnya sembari tersenyum senang.
Melihat semangat di wajah Hanna yang tegas, bagaimana Doris tidak akan merasa bahagia? Apalagi memang ini yang ia harapkan bahwa Hanna sebagai Pewaris Rosendale House, akan mengambil alih tugas ayahnya. Walau Hanna seorang wanita, namun darah Lord Aroon mengalir di dalam nadi putri Majikannya ini. Darah seorang Bangsawan yang sangat terhormat.
Selama ini Hanna tidak terlalu dimanjakan oleh ayahnya, bahkan Lord Aroon telah membekali putrinya ini dengan ilmu tentang kepemimpinan. Hanna juga sangat ahli berkuda begitu pula dengan bermain anggar. Hanna kecil dulu sering menangis karena pelatihan yang diberikan ayahnya padanya terlalu berat, dan Doris selalu mencoba menghiburnya secara diam-diam dengan memberi desert serta es cream pada putri Majikannya ini hingga Hanna bisa menyelesaikan semua pelatihan dari ayahnya dengan baik.
Kini wanita muda ini sudah siap, meski terlihat seperti wanita yang manja gara-gara William selalu memanjakan putri Majikannya ini, nyatanya Hanna telah memiliki semua yang wanita ini butuhkan untuk menggantikan tugas ayahnya.
***
Pukul tiga sore, di Nottingham Corporation. Tampak Caleb sedang melangkah tergesa-gesa menuju ke ruangan William. Setibanya di depan pintu ruangan itu, ia mengetuk pintu itu terlebih dahulu sebelum memasuki ruangan.
Beberapa saat yang lalu, ia baru saja menerima telepon dari Doris yang memintanya untuk menemui Hanna malam ini di Rosendale House. Ia juga diminta untuk mengumpulkan semua berkas pekerjaan milik Majikannya yang terdahulu dan membawa serta semuanya ke Istana itu.
Berhubung semua berkas itu saat ini ditangani oleh William, maka sudah menjadi kewajiban Caleb untuk melaporkan permintaan Doris itu kepada sang Majikan.
"Masuklah!"
Teriakan bernada dingin dan arogan terdengar dari dalam ruangan setelah Caleb mengetuk pintu ruangan William. Saat ia mendengar perintah itu, Caleb pun segera membuka pintu, masuk, dan menyapa sang Majikan dengan hormat. Setelah itu, ia menutup kembali pintu ruangan William dengan perlahan baru kemudian pergi menghampiri sang Majikan yang tampak sedang mencoret-coret sesuatu di atas meja kerjanya.
Banyak berkas yang harus ditangani oleh William hari ini, tugas yang harus dilakukan oleh Majikannya itu sebagai Pimpinan Nottingham Corporation.
"Kau seperti baru saja melihat hantu," kata William pada Caleb tanpa mengangkat wajahnya dari berkas yang sedang ia tekuni. Ia mengetahui ekspresi Caleb saat ini sebab ia sempat melirik sekilas ke arah pria itu.
"Ah, maafkan saya, Tuan Rosendale," ujar Caleb dengan nada menyesal.
Mendengar nada suara Caleb, William langsung menghentikan pekerjaannya. Ia bahkan meletakkan pena yang baru saja ia pergunakan pada tempat pena yang terdapat di atas meja kerjanya, lalu menegakkan punggungnya dan melemparkan tatapannya yang dingin ke arah Asistennya itu.
"Ada apa, Caleb? Bukankah aku baru saja memintamu untuk mengirimkan proposal ke Istana Nottinghamshire? Apa kau sudah melakukannya?" tanyanya sambil melipat kedua tangannya di d**a.
"Saya sudah mengirimkannya, Tuan Rosendale. Tapi bukan itu yang ingin saya laporkan. Ini tentang Miss Doris, dia ...."
"Kepala Pelayan itu?" kedua alis William seketika saling bertautan. "Apa yang dilakukannya sekarang?" tanyanya dengan wajah penasaran. Dulu Doris selalu menghormati William, tetapi sejak ia membawa Cecil dan berhubungan dengan wanita itu di Rosendale House— Doris mulai tampak memusuhinya. William sama sekali tidak peduli karena ia tahu bahwa Doris melakukanya demi Hanna.
"Miss Doris, Tuan. Dia ... memerintahkan pada saya untuk pergi ke Rosendale House malam ini. Dia juga meminta saya untuk membawa semua berkas yang menyangkut tentang pekerjaan Lord Aroon sebagai Penguasa Kota Nottingham, Tuan Rosendale."
"Apa?!" teriak William.