Bagian 22

708 Words

Rea sudah kembali ke rumah. Kondisinya dinyatakan membaik meski tetap harus sering periksa. Kemoterapinya juga sudah dijadwalkan. "Tidak, Rea. Daddy melarang kamu ke sekolah. Jika terjadi sesuatu bagaimana? Lebih baik sekolah dari rumah saja."ucap Andrew tegas saat Rea bersikeras ingin pergi ke sekolah. "Tapi, dad.. Ck! Han tolongin!"rengek Rea pada Hana. "Om Andrew benar, Rea. Lebih baik lo nggak sekolah dulu."ucap Hana sambil mengupas apel. "Ck! Ya sudah. Tapi daddy jangan salahin Rea kalau Hana nanti di sekolah jadi bebas tanpa pengawasan."ucap Rea membuat Hana melotot. Bebas apanya? "Ngomong apa sih?"tegur Hana sedang Andrew kini sudah menatap ke arahnya. "Itu, kan ada anak sebelah yang naksir lo. Biasanya kan gue yang ngawasin lo, lah kalau nggak ada gue, bisa-bisa.. Empp Hana!"

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD