BAB 12

2016 Words
Chloe memiliki amarah yang tidak bisa dikendalikan, aku bisa mengerti soal kondisinya tapi sungguh jika dia benar-benar tidak bisa mengendalikannya, aku harap dia mau untuk sukarela pergi ke terapi karena terus-menerus dibentak oleh orang hanya karena kau ingin mengobrol dengannya itu sangat tidak enak. Kami sekarang dalam perjalanan menuju Kota Paris, lokasinya masih sangat jauh, aku tidak tahu tepatnya berapa kilometer lagi, tapi aku yakin jaraknya masih sangat jauh. Aku tidak berani untuk menanyakan hal itu pada Chloe karena kuyakin dia akan sangat marah jika aku mengganggu fokusnya yang sedang menyetir kuda. Aku tidak tahu apakah kata ‘menyetir’ pantas untuk disisipkan, tapi begitulah kira-kira. Aku bersikap hanya sebatas penumpang yang hening. Aku tidak diperbolehkan bersuara atau membicarakan hal-hal yang tidak penting, kecuali jika itu adalah hal yang sangat genting, seperti waktu tadi saat aku kelaparan, itu diperbolehkan oleh Chloe karena kalau terus menahan lapar, aku bisa saja mati di tengah jalan dan itu jelas akan sangat merepotkan bagi Chloe. Dari pengamatanku, Chloe bukanlah gadis yang memiliki keanggunan atau kelembutan dari tiap tutur katanya atau gerak-geriknya, dia berkebalikan dengan semua itu. Chloe sangat tegas dan serius, dia juga begitu jantan melebihi diriku yang merupakan seorang laki-laki. Aku tidak mau lagi membawa penyebab-penyebab yang berkaitan dengan kalangan keluarganya karena pembahasannya sudah basi dan sangat membosankan. Aku yakin sekali Chloe bisa memiliki hal-hal semacam itu karena dia telah menghadapi atau mengalami rangkaian peristiwa yang berat dan penuh tekanan sehingga untuk bisa bertahan hidup di dunia yang kejam ini, mau tidak mau dia harus menjadi keras seperti orang lain pada umumnya. Tapi bentuk keras dari Chloe sangat berlebihan bahkan melebihi kekerasan yang dimiliki oleh para pria. Sebenarnya itu bagus, karena dengan itu dia bisa membela dirinya sendiri. Tapi seharusnya saat berbicara atau berinteraksi dengan temannya, atau bisa lebih tepatnya adalah saat mengobrol denganku, dia mampu untuk menekan sifat tegas atau galaknya karena aku bukanlah musuh yang layak untuk semacam itu. Itu sangat menakutkan saat kau hanya ingin berbicara dengan Chloe, gadis itu membalasmu dengan bentakan dan seruan, bukankah itu sangat menyeramkan. Namun, meskipun aku sering mengeluh dalam hati semacam ini, aku tetap tidak berani untuk menegur atau mengungkapkannya secara blak-blakan pada Chloe. Itu benar-benar akan menimbulkan masalah yang lebih besar dan aku tidak ingin terlibat konflik dengan Chloe, dia pasti akan menghajarku habis-habisan jika aku berani untuk mengganggu fokusnya. Tapi dibalik semua amarahnya yang membara dan meledak-ledak, aku bisa merasakan ada kesedihan dan ketakutan yang mendalam dari diri Chloe. Aku tidak tahu pastinya, tapi aku bisa merasakannya. Entahlah, apakah ini hanya perasaanku saja atau memang sebuah kebenaran. Chloe bisa jadi seperti itu karena keadaan yang mengharuskannya begitu. Aku yakin Chloe juga terkadang lelah harus hidup dengan terus-menerus bersikap kasar dan tegas semacam itu. Bisa saja dia juga memiliki trauma dengan orang asing sehingga nada bicaranya saat berinteraksi dengan orang asing jadi terkesan galak. Itu sebenarnya merupakan hal yang wajar karena itu termasuk ke dalam bentuk pertahanan diri agar kita bisa dihargai dan dihormati oleh orang lain, tentunya juga dengan menjaga jarak dari orang asing dapat membuat kita jadi merasa aman karena apapun yang terkait dengan diri kita terkesan misterius dan tangguh. Chloe pandai dalam hal-hal semacam itu, tapi jika dia masih saja bersikap seperti itu padaku, bukankah itu berarti dia masih menganggapku sebagai orang asing yang belum begitu dekat denganku. Ya, sepertinya begitu, dia masih menganggapku semacam itu, tapi itu wajar saja karena buktinya dia masih saja menjaga jarak dariku. Entah membutuhkan waktu berapa lama hingga Chloe dapat menerimaku dan memberikanku kesempatan untuk lebih dekat dengannya. Padahal jika kami lebih dekat, itu akan saling menguntungkan kedua belah pihak, lagipula saat ini kami sedang bekerja sama bukan? Kenapa dia masih saja belum paham pada hal-hal dasar semacam itu. Itu benar-benar membuatku jadi tertekan karena tidak bisa membuat Chloe takluk dan mau berteman dan lebih dekat denganku. Apakah aku memang tidak layak untuk masuk ke dalam kehidupan Chloe yang seutuhnya, kenapa dia masih saja membiarkanku untuk tetap berdiri di gerbang kehidupannya, alih-alih memperbolehkanku masuk, dia lebih memilih keluar dari gerbang dan pergi bersamaku, benar-benar terkesan sangat menjaga jarak. Itu jelas membuatku sedih dan sakit hati dalam waktu yang bersamaan karena aku merasa sangat tidak dihargai olehnya, padahal aku sudah memperbolehkannya untuk masuk ke dalam hidupku, tapi sebaliknya dia sama sekali tetap menutup pintu untukku, seolah-olah aku adalah monster yang sangat berbahaya. Apakah aku memang tampak seberbahaya itu? Atau mungkin dia menganggap bahwa aku masih belum layak dan tidak bisa dipercaya? Oke, bersikap waspada itu sangat bagus, tapi itu sangat membuatku sesak. Apakah harus sesulit itu untuk membuka hati pada orang yang sudah berjuang bersama dalam berhari-hari dengannya. Bukankah dia dan aku sudah saling membantu dan menolong, seharusnya dia bisa tahu bahwa aku adalah orang yang baik, bukan orang asing yang mencurigakan. Apa yang harus aku lakukan agar Chloe dapat menerimaku dengan seratus persen? Semakin memikirkannya, semakin membuatku lelah. Aku benar-benar berkeringat basah jika terlalu banyak memikirkan hal-hal semacam itu. Mungkin bagi Chloe hal itu adalah hal yang sangat sepele dan tidak penting, tapi bagiku itu seperti hidup dan matiku. Dekat dengan orang lain adalah isyarat bahwa kita telah dianggap sebagai teman, karena itulah, bagiku itu adalah hal yang sangat penting. Sepertinya aku harus berusaha semaksimal mungkin mencari cara agar aku bisa mendapatkan hati Chloe agar dia mau membuka dirinya padaku sehingga kami bisa semakin dekat dan akrab, karena membayangkannya saja itu sudah sangat menyenangkan. Aku tidak bisa terus-menerus pasrah, takut, dan menerima keadaan, aku harus berani bergerak untuk perubahan, layaknya revolusi Prancis yang kini sedang meledak-ledak di sana. Anggap saja bahwa bukan hanya Chloe yang punya ambisi dan amarah yang kuat dan besar, semua orang juga memilikinya, termasuk aku dan itu akan membuktikan bahwa aku bisa menjadi orang yang berguna untuknya dan bisa membuatnya menganggap bahwa aku adalah teman yang layak untuk masuk ke dalam hidupnya. Bagiku seharusnya memang begitu, Chloe harus menerimaku dengan penuh agar perjuangan ini bisa berjalan dengan lancar sehingga kami bisa melakukan hal yang lebih dari semua ini. Aku yakin semuanya akan berjalan dengan lancar jika kami bisa bekerja sama dengan baik dan itu akan membuat hasil dari perjuangan ini jadi semakin sempurna. Sudahlah, aku tidak ingin memikirkan soal Chloe lagi, dia sudah tidak bisa diselamatkan, maksudku, dia sudah tidak bisa diajak untuk berbicara, mungkin membutuhkan waktu yang sangat panjang untuk bisa membuatnya sefrekuensi denganku. Sekarang, aku hanya menghirup udara dengan tenang dan memandangi pemandangan perkotaan yang dipenuhi oleh orang-orang yang sedang berlalu-lalang. Setiap melihat wajah dari para warga kota, aku selalu merasa tenang, karena mereka semua tampak menikmati hidupnya masing-masing dengan damai tanpa mengganggu atau menyakiti orang lain, seperti yang sering dilakukan oleh penduduk desa. Tinggal di perkotaan adalah suatu privilise bagi rakyat biasa karena meskipun sebagian besar orang-orang yang tinggal di kota bukanlah dari kalangan bangsawan, tapi mereka punya kekayaan yang lumayan dan bisa hidup dengan mewah tanpa menyandang gelar bangsawan. Menurutku itu cukup bagus, karena menyandang gelar bangsawan tidak selalu baik, banyak hal yang beresiko saat dirimu berasal dari kalangan bangsawan, banyak orang yang berasal dari kalangan biasa membencimu dan menganggapmu sebagai penjajah. Itu adalah hal yang sering kudengar, karena katanya ada banyak kelompok rahasia yang dibuat oleh rakyat untuk memburu para bangsawan untuk dijadikan b***k mereka, atau bahkan dibunuh. Membayangkannya saja, itu sangat mengerikan, tapi itulah resiko nyata saat dirimu resmi bergelar sebagai bangsawan. Itu juga salah satu alasan mengapa aku merahasiakan identitasku sekarang karena aku juga tidak ingin diburu dan ditarget oleh rakyat yang punya sentimen pada kalangan bangsawan. Aku tidak ingin mati sebelum menyelamatkan Eric. Jika kalian bertanya padaku, apakah aku bangga memiliki gelar bangsawan, tentu saja bangga, karena dengan itu aku telah mendapatkan banyak sekali keistimewaan dan kenikmatan dalam hidupku, tapi resikonya pun cukup besar karena kau pasti akan dijadikan target kebencian dari para rakyat biasa. Aku telah mendengar beberapa bangsawan tiba-tiba menghilang dan tidak peran kembali ke rumahnya, dan itu semakin sering terjadi belakangan ini. Sudah kuduga pasti terjadi hal-hal semacam itu, itulah mengapa aku selalu memperingati mereka untuk tidak meremehkan rakyat biasa karena sekali mereka kompak, para bangsawan bukanlah apa-apa. Siapapun bisa dihancurkan oleh rakyat yang marah. Aku selalu heran mengapa banyak bangsawan menganggap bahwa gelar mereka itu spesial dan menunjukkan kesombongan serta keangkuhan kepada rakyat biasa adalah hal yang wajar, karena jika dipikirkan kembali, bukankah semua itu berasal dari pajak yang diberikan oleh rakyat sehingga para bangsawan, khususnya bangsawan kerajaan bisa memperoleh segala kenikmatan itu semua. Tanpa pajak rakyat, para bangsawan hanyalah kumpulan manusia bodoh yang tidak mampu mencari makan sendiri, mereka semua pasti akan langsung tertindas jika masuk ke realita dunia yang sebenarnya. Seharusnya mereka berterima kasih pada rakyat dan bersikap rendah hati karena rakyatlah yang telah memberikan semua kekayaan dan kenikmatan itu pada mereka. Tapi sebaliknya, mereka semua malah bersikap sangat kasar terhadap rakyat, dan bahkan banyak yang menganggap rakyat bukanlah manusia, melainkan hewan yang menjijikan. Bukankah itu sangat kurang ajar dan bodoh sekali? Sebenarnya aku bisa saja menyebarkan hal itu pada kalangan rakyat biasa untuk memberikan keluargaku pelajaran dalam mengartikan kemanusiaan, tapi meskipun aku kesal dan jengkel pada mereka, aku tetap tidak ingin melihat mereka disakiti atau bahkan dijadikan target pembunuhan oleh orang lain. Aku tidak ingin melihatku keluargaku menderita, karena itulah aku tetap bungkam ntuk melindungi mereka semua. Aku selalu berterima kasih pada rakyat biasa dan sangat bersyukur karena terlahir menjadi seorang bangsawan, itulah kenapa aku tidak bisa bersikap sombong atau angkuh seperti keluargaku, aku ingin menjadi bangsawan yang seharusnya, untuk menunjukkan pada rakyat bahwa ada bangsawan yang sangat menghormati mereka. Aku ingin menjadi seperti itu, aku ingin menjadi pengecualian agar sentimen rakyat terhadap para bangsawan setidaknya bisa menurun. Tentu saja itu semua kulakukan agar aku bisa menjadi sosok yang berwibawa dan dapat diterima oleh rakyat. Aku tidak ingin menjadi salah satu bangsawan bodoh yang tidak tahu terima kasih pada rakyat, karena jika aku menjadi sama seperti mereka, sentimen rakyat bisa semakin tinggi dan itu bisa menimbulkan reaksi yang berbahaya karena dapat menciptakan kemarahan massal dan terjadi revolusi besar di kerajaan. Bukankah itu adalah mimpir buruk bagi semua bangsawan? Seharusnya mereka bisa berpikir kesitu agar sikap mereka bisa berubah kepada rakyat karena mau bagaimanapun rakyat adalah sumber daya manusia yang sangat berguna dibandingkan para bangsawan yang bodoh. Aku tidak menganggap diriku pintar, aku sama bodohnya dengan bangsawan-bangsawan lainnya, hanya saja aku tidak ingin dianggap sama sebagai bangsawan jahat dan angkuh. Aku sudah banyak mendengar bahwa rakyat bahkan telah membuat cerita rakyat yang selalu menggambarkan kalangan bangsawan sebagai peran antagonis di setiap kisah dan bukankah itu sangat berbahaya? Karena lambat-laun, itu menjadi indoktrinisasi dan akan membuat pikiran bawah sadar rakyat benar-benar menganggap bahwa kalangan bangsawan yang itu iblis dan pantas untuk dilenyapkan. Aku menghembuskan napasku, lelah dengan semua itu, memikirkan hal-hal semacam itu benar-benar membuat energiku jadi terkuras karena topiknya sangat berat dan aku tidak tahu apakah aku bisa bertahan sampai di kota Paris. Lucu sekali jika Chloe menyadari bahwa memberikanku makan saja tidak cukup untuk membuatku bugar kembali, itu akan membuat gadis itu semakin yakin bahwa para bangsawan memang kumpulan makhluk-makhluk manja dan lemah yang tidak berguna. Yah, jika dia berpikiran semacam itu, aku tidak keberatan karena kenyataannya memang begitu. Itu bukanlah hal yang salah, dan aku sangat setuju pada hal tersebut. Para bangsawan memanglah manusia-manusia bodoh yang tidak berguna, termasuk diriku. Yang membedakanku dengan bangsawan lainnya hanyalah aku punya empati sedangkan mereka tidak sama sekali. Hanya itu saja perbedaannya. Sangat simpel, bukan? Semakin lama napasku jadi semakin sesak. Oke sepertinya aku tidak boleh terus-menerus memikirkan hal-hal berat lagi, itu sangat tidak baik untuk mentalku. Sepertinya akhir-akhir ini kesehatan mentalku mulai rusak, itu dimulai saat perburuan penyihir digemborkan oleh keluargaku, para bangsawan kerajaan. Aku benar-benar kesal saat mereka dengan seenaknya menciptakan keriuhan di antara masyarakat. Itu hanya akan membuat rakyat jadi terpecah belah dan membuat situasi kerajaan jadi kacau. Aku benar-benar benci pada keputusan mereka, kenapa orang-orang dewasa tidak bisa berpikir dengan jernih saat memutuskan sesuatu? Mengapa mereka semua bisa sebodoh itu sampai tidak memikirkan efek jangka pendek dan panjangnya untuk kerajaan mereka sendiri? Bukankah jika kerajaan sedang kacau, kesempatan untuk kerajaan-kerajaan tetangga menginvasi jadi semakin mudah, karena mereka bisa membuat kesepakatan dengan rakyat yang dianiaya untuk bergabung ke dalam aliansi mereka, itu adalah keputusan terbodoh dan terpayah yang pernah kulihat sepanjang hidupku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD