BAB 11

2019 Words
Setelah meluangkan waktu untuk beristirahat, bersantai, dan menyantap makanan akhirnya kami berdua, aku dan Chloe, melanjutkan perjalanan kami menuju kota Paris. Setelah kutanya pada Chloe apakah jaraknya masih jauh, dia bilang sekitar beberapa jam lagi hingga kami sampai di sana. Aku tidak tahu pastinya, tapi sepertinya apa yang dikatakan oleh Chloe benar, soalnya aku melihat nuansa bangunan yang menjulang di sekitarku mulai berubah menjadi lebih otentik dan berkualitas seni yang mahal dan mewah. Seperti yang kita tahu, Kota Paris dan kota-kota tetangganya memiliki nilai seni yang sangat luar biasa, mereka semua bahkan dijuluki sebagai kota para seniman karena setiap seni yang terukir di berbagai benda sangat indah dan mengagumkan. Banyak orang-orang dari berbagai kerajaan sering mengunjungi kota-kota seperti Paris di Spanyol, karena mereka mengagumi dan terobsesi pada nilai-nilai seni yang terdapat di kota-kota tersebut. Aku yakin kerajaan-kerajaan lain pun punya nilai seni yang tidak kalah indah, hanya saja nilai-nilai seni tiap lokasi itu berbeda-beda dan punya keunikannya masing-masing sehingga kota-kota seperti paris di Spanyol tidak bisa tergantikan oleh apapun. Aku sebenarnya senang dengan hal itu, kesenian adalah aset kerajaan yang paling berharga, hanya saja tidak semua orang-orang yang datang ke Spanyol untuk sekedar mengagumi nilia-nilai seninya aja, ada pula yang punya niatan buruk untuk masuk ke kerajaan ini, seperti misalnya, ingin mencuri, menghancurkan, atau merusak hal-hal seni yang ada di kerajaan ini. Tidak banyak orang seperti itu yang berhasil melancarkan aksinya karena sistem keamanan di kerajaan Spanyol cukup ketat dan sangat serius, tapi ada beberapa yang berhasil lolos dan benar-benar membuat masalah di sini sehingga kerugian yang besar harus dialami oleh orang-orang yang tinggal di kota tersebut. Aku sebagai bagian dari bangsawan kerajaan tentu saja marah dan kesal saat nilai-nilai seni kerajaanku diserang seperti itu oleh orang asing, itu adalah penghinaan yang sangat kurang ajar, tapi tetap saja itu tidak membuatku berani untuk beraksi karena aku bukanlah apa-apa di kerajaan ini, aku hanya anak bangsawan yang masih polos dan tidak tahu apa-apa soal sistem kerajaan ini. Kesenian adalah jantung dari kerajaan Spanyol, itu adalah warisan yang sangat besar dan berharga sehingga kami sebagai generasi penerusnya harus bisa menjaga dan melestarikan nilai-nilai seni dari tiap wilayah di kerajaan Spanyol. Kejahatan terhadap kesenian hukumannya harus lebih mengerikan dari kematian, karena mereka telah menghina nilai-nilai penting dan sakral dari kerajaan. Aku terkadang heran pada diriku sendiri, pemikiranku persis seperti calon raja yang akan memimpin kerajaan ini padahal kenyataannya aku hanyalah bangsawan yang masih bodoh. Bahkan mungkin setelah urusanku dalam menyelamatkan Eric, aku akan dihukum berat oleh kerajaan karena telah berani menyusup dan melakukan hal yang bertentangan dengan perintah dari kerajaan. Tentu saja aku tahu perburuan penyihir berasal dari permintaan kerajaan, yang artinya, jika aku melakukan sesuatu yang menentang hal tersebut, meskipun aku adalah seorang bangsawan, aku akan dihukum seberat-beratnya, tetap saja aku tidak mempedulikan hal itu karena di dalam pikiranku, aku hanya ingin menyelamatkan Eric dari kekejaman para warga yang sedang menggila. Jika menyangkut soal Eric, aku tidak begitu peduli soal gelar atau nama baik kerajaan, karena aku tidak ingin membiarkan siapapun menyakiti sahabatku yang paling kusayangi. Aku akan merelakan apapun, kecuali sahabatku. Entahlah, aku juga bingung pada diriku sendiri, karena hampir semua bangsawan sama sekali tidak punya empati terhadap rakyatnya sendiri, mereka seperti menganggap bahwa semua rakyat mereka hanyalah alat untuk meramaikan kerajaan. Bahkan beberapa dari mereka menganggap rakyat bukanlah manusia, mereka hanya hewan ternak yang kebetulan bentuknya mirip seperti kami. Bukankah itu kelewatan? Aku juga terkejut saat beberapa dari sepupuku bilang begitu padaku, itu sudah terlalu berlebihan. Bersikap kejam atau jahat mungkin hal yang cukup biasa di kalangan bangsawan terhadap rakyatnya, tapi menganggap rakyatnya sendiri bukan manusia adalah level paling buruk dari yang terburuk. Aku sering mengatakan pada keluargaku bahwa rakyat itu manusia, sama seperti kita, tapi mereka tidak mendengarkanku, mereka mengabaikan perkataanku dan menganggap aku sedang ngelantur. Itu adalah momen di mana aku mulai memberontak dan pada akhirnya tidak peduli lagi soal kebangsawananku, itulah kenapa aku tidak keberatan berteman dengan Eric, karena bagiku, Eric lebih berperikemanusiaan dan tentunya lebih baik dari keluargaku sendiri. Aku sangat kecewa keluargaku memiliki pemikiran semacam itu, kelak jika aku resmi menjadi seorang raja, aku tidak tahu itu kapan, aku akan memaksa para bangsawan untuk hidup dan berinteraksi bersama rakyat biasa setiap hari, agar mereka bisa tercerahkan bahwa rakyat sama seperti mereka, manusia yang baik, dan juga jahat, tergantung siapa yang mereka ajak bicara. Jika diilustrasikan, kalangan bangsawan itu mirip seperti kucing rumahan yang belum pernah pergi ke luar menghadapi dunia yang sebenarnya, dan mereka menganggap hanya hewan-hewan seperti merekalah yang paling indah, dan mereka yakin bahwa semua hewan lain di luar lebih jelek dan buruk dari mereka, padahal mereka sama sekali belum tahu soal semua itu, bahkan pergi keluar saja belum pernah. Dan jika mereka memaksakan diri untuk berkunjung dan menjelajah dunia luar, mereka pasti akan menemukan hewan yang lebih buruk dan kejam dari yang mereka bayangkan, dan juga akan menemukan hewan yang lebih indah dan cantik dari mereka. Itulah yang kurasakan saat mengamati sikap dan tingkah dari bangsawan kerajaan, khususnya mereka yang berasal dari garis darah keluargaku. Aku tidak tahu pasti apakah mereka pernah pergi ke luar atau belum, tapi aku yakin meskipun misalnya mereka sering keluar istana, mereka tetap hanya bergaul dengan orang-orang dari kerajaan, tidak berani atau tidak mau berinteraksi dengan orang-orang yang bukan dari kalangan mereka sendiri. Itu adalah sikap yang sangat kekanak-kanakan, itu hanya membuat kalangan kerajaan jadi tampak lebih buruk di kalangan rakyat. Aku yakin mereka mendengar berita kerajaan Prancis yang hancur karena terjadinya revolusi besar-besaran yang dibuat oleh rakyat biasa yang marah dan mengamuk, tapi kenapa sikap mereka masih sama seperti itu, tidak mengambil pelajaran sedikitpun dari apa yang telah terjadi pada kerajaan lain karena bangsawan-bangsawannya di sana juga bersikap sama persis seperti mereka, angkuh dan sombong, terhadap rakyatnya sendiri. Bukankah itu akan menciptakan siklus yang sama, dan aku juga yakin para rakyat yang juga mendengar berita tentang revolusi Prancis pasti akan terinspirasi oleh hal tersebut dan seharusnya pihak kerajaan mulai mencari cara agar rakyatnya tidak melakukan hal yang sama seperti kerajaan tetangga. Sayangnya, bangsawan-bangsawan kerajaan Spanyol masih sangat bodoh dan kekanak-kanakkan, sepertinya tinggal menunggu waktu hingga mereka semua dihancurkan oleh para rakyat yang sedang kelaparan dan menderita akibat ulah para bangsawan kerajaaan. Jika itu terjadi, aku akan ikut serta ke dalam pasukan revolusi karena aku sama muaknya dengan para rakyat. Membicarakan soal Revolusi tidak jauh dari ketegangan dan konflik yang besar dari kalangan bangsawan dan rakyat biasa, berkat revolusi yang meletus di Prancis, semua kerajaan di Eropa mulai waspada terhadap gagasan yang mungkin saja dapat menginspirasi setiap rakyat di kerajaan mereka. Itu tentu saja dapat menyebabkan kehancuran yang sistematik karena pergerakan dimulai dari dalam. Sudah sewajarnya orang-orang kerajaan mulai merasa tegang dan waswas atas hal tersebut. Berpikir optimis atau mengabaikan kejadian-kejadian yang terjadi di negeri tetangga akan mengakibatkan kehancuran total karena tidak ada yang tahu bagaimana pergerakan rakyat yang sedang berlangsung. Setiap anggota masyarakat selalu punya inspirasi yang membuat mereka melakukan hal-hal semacam itu, apalagi itu dipicu oleh insiden yang terjadi di Prancis. Aku meskipun berasal dari kalangan bangsawan, sangat menyetujui dan bangga terhadap rakyat Prancis yang berhasil memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya di tanah lahir mereka sendiri. Itu adalah sebuah momentum besar yang akan menyebabkan pergolakan di dunia, terutama di negeri-negeri yang masih menganut sistem monarki absolut. Aku bisa lelah jika terus-menerus memikirkan soal politik, apalagi jika dilakukan hanya sendirian, itu hanya akan membuat kepalaku pecah. Aku sebenarnya tidak terlalu tertarik mendalami soal politik-politik negara karena itu sangat rumit dan membosankan. Aku tahu politik itu penting bagi kepentingan rakyat dan negara, tapi terkadang orang-orang yang terjun ke dalam dunia politik, atau yang sering kita sebut sebagai politikus, mereka semua tampak mengambil kesempatan itu untuk membuat perut mereka kenyang tanpa memikirkan suara-suara yang sedang mereka wakilkan. Selain itu, kekuasaan yang mereka terima juga sering tidak digunakan dengan baik, atau yang sering orang bilang sebagai penyalahgunaan kekuasaan. Aku lelah, sangat lelah dengan dunia perpolitikan negara. Keluargaku, hampir semuanya telah terjun ke dalam dunia politik, meskipun aku melihat mreka seperti tidak begitu serius dalam berpolitik, hanya sekedar main-main saja. Itu membuatku jadi heran kenapa orang-orang seperti mereka diizinkan untuk masuk ke dalam dunia yang sangat serius seperti politik. Aku tidak menganggap bodoh, mereka semua cerdas, hanya saja kecerdasan mereka dikalahkan oleh nafsu dari diri mereka sendiri sehingga yang tampak hanyalah kesombongan dan keangkuhan dari tiap diri mereka. Aku jadi penasaran, kira-kira apa reaksi Chloe saat aku memulai pembahasan soal politik, apakah dia tertarik? Entahlah, aku juga tidak tahu, tapi sepertinya dia cukup tertarik, terutama karena dia memiliki sentimen yang kuat terhadap kalangan bangsawan sehingga jika Chloe masuk ke dalam dunia politik, aku yakin dia akan menyerang dan membombardir lawannya yang berasal dari kalangan bangsawan. Selain itu, Chloe juga punya kecerdasan yang tidak kalah jenius dari para bangsawan kerajaan. Aku kecewa karena kerajaan tidak memperlakukan rakyatnya dengan baik, seharusnya rakyat diberi kesempatan yang sama dalam berpolitik, pasti akan sangat seru saat perwakilan dari rakyat biasa bisa hadir dan ikut mengkritisi kebijakan-kebijakan dari kerajaan yang mungkin tidak baik untuk rakyat biasa. Pasti selalu ada sanggahan dari mereka untuk pihak kerajaan, kalau mereka diberi ruang untuk ikut serta dalam politik kerajaan. Jika aku menjadi raja, aku akan membuka pintu sebesar-besarnya, memberi kesempatan seluas-luasnya bagi semua orang, tanpa terkecuali, dalam masuk ke dalam bidang dan dunia apapun, terutama soal perpolitikan kerajaan. Aku percaya tidak ada manusia yang lebih baik atau lebih buruk dari manusia lainnya. Setiap manusia itu setara, dan berhak untuk mendapatkan kesempatan yang sama, dalam hal apapun. Itu akan menjadi ambisi awalku jika aku diresmikan menjadi raja di kerajaan Spanyol kelak. Oke, lupakan soal itu, kepalaku bisa hancur jika terus-menerus memikirkan soal politik dan hal-hal rumit lainnya. Aku ingin bernapas untuk sejenak, dan karena itulah aku menarik dan mengembuskan napas sepanjang mungkin. Chloe menyadari gerak-gerik anehku sehingga dengan berseru, dia bertanya padaku, apakah aku baik-baik saja, tapi aku hanya bilang bahwa aku baik-baik saja. Aku tidak ingin membuatnya berpikir aku sedang sakit atau semacamnya, aku tidak mau mengganggu Chloe. Setelah berjam-jam duduk di atas kuda, entah kenapa, bokongku terasa sangat sakit dan keram, aku sepertinya sudah berada di ambang batas. Aku ingin sekali meminta Chloe untuk berhenti dan beristirahat sejenak, tapi aku tidak bisa. Itu hanya akan mengganggu perjalanan kami, selain itu aku juga tidak ingin perjuangan ini jadi semakin melambat, karena aku masih ingin bertemu dengan Eric, secepat mungkin, dan mengembalikannya ke tempat yang aman, agar dia dan aku bisa mengobrol ria lagi seperti dulu. Sial, keramnya jadi semakin kuat, aku tidak tahu apakah aku bisa menahannya lagi atau tidak, tapi rasa sakitnya benar-benar luar biasa. Aku hanya bisa meringis kesakitan, tanpa bersuara. Chloe masih tidak menyadari hal itu dan aku bersyukur. Aku tidak ingin membuatnya mengkhawatirkanku, itu hanya akan membuatku jadi terkesan beban dan lemah. Aku tidak ingin dipandang seperti itu, aku tidak ingin merepotkan Chloe. Aku terus mencoba dan berusaha sekuat mungkin untuk bersikap normal, itu memang sakit, tapi aku harus bertahan. Jujur, ini adalah pertama kalinya aku mengalami hal sememalukan ini. Mungkin ini akan jadi cerita yang konyol jika diceritakan pada Eric, tapi sepertinya layak untuk dibagikan padanya, karena aku ingin melihat reaksinya, mungkin dia akan tertawa, dan aku sangat ingin tawanya lagi seperti dulu. Aku mulai merindukannya lagi. Rasa sakit pada tubuhku tidak sebanding dengan rasa sakit atas kerinduan yang kusimpan setiap detiknya soal Eric. Aku harap dia baik-baik saja, aku akan sangat bersyukur jika dia sudah mengenal seseorang dan orang itu menjaganya dengan baik. Aku tidak ingin dia bertahan hidup sendirian di luar sana, aku harap juga keluarganya masih bersamanya. Eric adalah orang yang berharga di hidupku, dia tidak boleh mati begitu saja, itu akan sangat menyakitiku. Itu akan membuatku mengalami depresi berkepanjangan. Sekarang saja, saat kondisi Eric masih belum diketahui, kesedihanku terus membuncah di dalam diriku, dan ak sangat tidak nyaman dengan itu. Aku tidak ingin hidupku hanya dihabiskan dengan kesuraman ini, ini terlalu buruk. Terlalu menyakitkan. Aku ingin kembali lagi seperti dulu, bahkan aku ingin kembali menjadi anak-anak saat semuanya baik-baik saja. Itu masih lebih baik daripada menghadapi penderitaan dan rasa sakit yang bertubi-tubi. Ini mungkin tidak berdarah, tapi rasa sakitnya terasa begitu nyata, perih sekali, aku bahkan tidak bisa menahannya terlalu lama karena itu dapat membuatku jatuh sakit. Aku benar-benar merindukannya, sungguh.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD