BAB 13

2021 Words
Tinggal beberapa kilometer hingga aku dan Chloe sampai di kota Paris. Aku benar-benar tidak sabar ingin segera bertemu dan menyelamatkan Eric agar dia bisa bebas dari segala bentuk penindasan warga. Aku akan sangat marah jika sesuatu yang buruk terjadi pada Eric, mau bagaimanapun dia adalah sahabat yang paling kusayangi, aku tidak bisa membiarkannya disakiti oleh siapapun itu. Dan aku juga yakin Chloe akan melakukan hal yang sama pada Amanda, tidak ada seorangpun yang diam saja saat melihat sahabatnya ditindas secara terang-terangan oleh orang lain. Itu sudah menjadi hal yang wajar jika aku dan Chloe melawan dan siap untuk bertarung dan berperang dengan siapapun yang melakukan hal yang kejam pada sahabat kami. Aku sangat bangga pada diriku sendiri karena telah berani untuk melakukan ini, aku yakin diriku yang dulu sangat mustahil untuk sekedar pergi ke luar istana saja. Itu sudah wajar karena aku dari kecil memang cukup patuh dan taat aturan, meski aturannya aneh dan tidak masuk akal sekalipun. Karena aku takut dengan hukuman dan penilaian orang lain terhadapku, itulah kenapa aku selalu berusaha untuk menjadi patuh dan taat. Tapi ternyata itu tidak ada bedanya, karena dengan aku bersikap baik sekalipun, yang membenci tetap akan membenci, tidak ada yang berubah dari hal tersebut. Dan pada akhirnya, terbentuklah sikapku yang seperti sekarang, muak dan tidak peduli lagi dengan aturan atau pendapat dan penilaian orang lain. Aku sudah sangat masa bodoh dengan apapun itu, yang kuinginkan hanyalah membuat diriku sendiri bahagia karena dengan itu aku bisa terbebas dari pemikiran-pemikiran yang negatif. Aku belajar banyak hal dari masa laluku, itu telah membuatku tumbuh menjadi dewasa, dalam hal sikap dan perilaku tentunya. Tapi standar kedewasaan tiap orang tentu saja berbeda-beda, tidak bisa disamaratakan begitu saja, terkadang ada yang dewasa karena perubahan dari manja dan sering bergantung pada orang lain, menjadi mandiri. Sekecil apapun perubahannya, selama itu mengarah ke hal yang baik, itu tetap sebuah pencapaian dan layak untuk dirayakan. Aku menghela napas sejenak, mulai merasa pusing dengan posisiku yang berjam-jam duduk di atas kuda, aku benar-benar sangat lelah, tapi seperti yang sering kukatakan, aku tidak enak dan tidak berani untuk mengungkapkannya langsung pada Chloe karena itu bisa memicu pertengkaran dan pertempuran yang sia-sia. Aku dan Chloe memang sangat berbeda, kesannya seperti dua sisi koin yang saling berlawanan. Itulah yang membuat Chloe dan diriku selalu saling bertentangan terhadap berbagai hal, sebenarnya itu bukan hal buruk, karena dengan seringnya memperdebatkan sesuatu, itu artinya hubunganku dengan Chloe jadi semakin dekat, hanya saja itu sangat membuatku lelah jika harus terus-menerus bersikap begitu setiap saat. Aku selalu memaklumkan sifat Chloe, tapi dia sepertinya masih belum menerima diriku sepenuhnya, entahlah, mungkin ini hanya perasaanku saja. Aku juga tidak mengerti, tapi aku harap begitu. Selain itu, sebenarnya aku juga ingin bertanya pada Chloe, apakah selama hidupnya, dia pernah jatuh cinta pada seseorang? Oke, itu memang pertanyaan yang cukup sensitif, tapi aku benar-benar penasara pada hal tersebut. Aku tidak ingin menanyakannya, tapi aku sangat menginginkannya, paradoks bukan? Begitulah diriku. Tapi alasan yang sebenarnya mengapa aku ingin menanyakan hal itu karena aku ingin tahu sudut pandang dan pendapat Chloe soal dunia percintaan, aku tahu itu terkesan sangat klise dan bodoh, tapi aku benar-benar penasaran. Apakah Chloe pernah jatuh hati dan mencintai seseorang dengan begitu tulus? Aku selama hidupku benar-benar belum pernah merasakan perasaan semacam itu. Apakah jatuh cinta rasanya menyenangkan? Lalu bagaimana dengan patah hati, apakah itu sangat menyakitkan seperti yang sering orang ungkapkan. Jatuh cinta dan patah hati adalah dua hal yang berbeda tapi selalu datang pada hidup orang lain, rasanya seperti jatuh cinta adalah awal dari kisah, sementara patah hati adalah akhir dari cerita. Sebenanrya akhir dari cerita tidak semuanya selalu patah hati. Tapi sebagian besar orang sudah pernah merasakan patah hati maupun jatuh cinta. Bahkan aku tidak mengerti arti dari cinta yang sebenarnya? Apakah sama seperti aku menyayangi Eric sahabatku? Atau apa? Aku benar-benar bingung pada hal tersebut. Aku sangat polos pada hal yang satu ini, dan itu sangat memalukan. Aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kepalaku sehinga pikiranku tiba-tiba membahas soal hal-hal semacam itu, mungkin karena aku sudah remaja jadi aku sepertinya mulai matang dan jadi punya rasa penasaran yang tinggi pada hal-hal berbau romansa. Sebenarnya itu tidak buruk, karena romansa adalah bagian dari hidup dan itu pasti sangat indah. Namun, patah hati juga bagian dari hidup meski itu pasti seperti mimpi buruk. Dunia ini memang sangat lengkap, ada kejahatan ada kebaikan, ada patah hati ada jatuh cinta. Itu sangat menggemaskan menurutku. Angin yang lembut, sepoi-sepoi, mengusap-usap badanku, aku paling suka dengan suasan semacam ini, sangat damai dan indah, rasanya aku ingin menghentikan waktu agar aku tetap dalam suasana semacam ini. Aku tidak suka jika saat sedang menikmati suasana, ada sesuatu yang menggangguku. Itu benar-benar sangat mengganggu. Contohnya dulu ketika aku sedang bermain ayunan di halaman istana, salah satu sepupu laki-lakiku mendorongku sehingga aku terjatuh, padahal saat itu aku sedang sangat menikmati gelombang angin lembut yanh mengusap-usap kulitku. Itulah kenapa aku tidak begitu akur dengan sepupu-sepupuku, mereka semua sangat menjengkelkan, aku tidak suka dengan mereka. Selain itu, mereka juga kejam dan jahat pada pelayan, prajurit, dan rakyat biasa. Itu membuat kebencianku pada mereka jadi semakin besar dan membesar. Bahkan jika mereka meminta maaf pun sepertinya aku tidak bisa memaafkannya begitu saja, karena rasa kesal dan jengkelku sudah menggunduk terlalu lama. Itu adalah hal yang wajar jika orang yang sering mengganggumu mencoba untuk meminta maaf padamu begitu saja tanpa benar-benar menyesali perbuatannya yang dulu. Aku ingin mereka dihukum seberat-beratnya agar mereka bisa merenungkan diri mereka, agar suatu hari mereka bisa lebih baik sikapnya pada semua orang, terutama pada kalangan orang-orang yang bukan berasal dari kalangan bangsawan, selain itu bisa menyakiti mereka, jika terus-menerus dilakukan dapat menimbulkan kemarahan massal dan terjadi revolusi besar di kerajaan. Resikonya terlalu mengerikan jika terus membiarkan bangsawan-bangsawan kerajaan bersikap kasar dan seenaknya pada orang lain. Itu dapat membuat bangsawan kerajaan yang lain jadi terkena dampaknya, padahal tidak semua bangsawan kerajaan seperti itu. Meski jumlahnya sedikit, selalu ada bangsawan yang lembut dan baik hati. Aku mengenal beberapa dari mereka, dan mereka memang telah menjadi pujaan hati rakyat karena kebaikannya itu yang sangat luar biasa. Ada banyak sekali hal yang membuatku muak dengan hidupku, meskipun aku berasal dari keluarga bangsawan, itu sama sekali tidak membuatku bangga sedikitpun, ada beberapa hal yang membuatku merasa sial karena harus terlahir menjadi seorang bangsawan. Selain aturan-aturan ketatnya yang tidak masuk akal, juga interaksi dari sesama bangsawan sangat minim dan juga kasar. Aku tidak mengerti mengapa banyak orang-orang yang berasal dari kalangan rakyat biasa mendamba-dambakkan dan bermimpi ingin menjadi bagian dari keluarga bangsawan kerajaan, padahal isi keluarga bangsawan itu sangat beracun sekali. Jika mentalku tidak cukup kuat, aku tidak bertahan sampai hari ini, aku selalu menahan kemarahan dan kemuakanku dengan bersikap normal, menjadi anak yang terkesan patuh dan taat dari luar. Padahal jauh di dalam diriku, semuanya tampak begitu berbeda. Jika dipikir-pikir, bukan hanya Chloe dan aku yang saling berlawanan dan bertentangan, aku dengan diriku sendiri saja masih saling bertempur, rasanya seperti ada dua kepribadian yang sangat berbeda. Dan sampai sekarang, aku masih melarang kepribadian gelapku keluar karena itu akan menimbulkan kebingungan dari orang lain karena itu sangat kontras dengan diriku yang biasanya. Seperti yang sering dikatakan oleh budaya populer, tidak ada manusia yang sempurna, termasuk pula diriku. Meskipun aku berbeda dengan bangsawan-bangsawan lainnya, tapi aku juga tidak begitu baik. Aku memang lebih pro-rakyat dan pro-kesetaraan, tapi di lain sisi, aku juga punya kemarahan dan rasa muak yang begitu tinggi terhadap keluargaku sendiri. Aku juga tidak tahu mengapa, tapi emosi itu seperti sudah mengendap cukup lama di dalam alam bawah sadarku. Selama ini aku selalu menekannya, aku tidak ingin orang lain melihat sisi diriku yang itu, karena itu akan menimbulkan keanehan. Tentu saja aku tidak mau dianggap sebagai orang aneh oleh orang-orang. Sisi gelapku bukanlah hal yang buruk seperti angkuh, sombong, atau semacamnya. Tapi bentuknya lebih seperti dendam dan gundukan amarah yang menggunung, yang tinggal menunggu untuk bom waktunya meledak. Memang, aku pernah mendengar bahwa menyimpan rasa amarah berlarut-larut sendirian hanya akan membuatnya menjadi bom waktu, tapi tidak bagus juga tidak begitu saja mengeluarkan amarah secara sembarangan tanpa melihat situasi. Aku tidak ingin bersikap seperti keluargaku yang tidak tahu malu, aku tidak ingin seperti mereka. Perasaan yang tidak ingin sama dengan keluargaku, sudah ada sejak dulu karena aku mengamati semua anggota keluargaku, mau itu keluarga inti, atau keluarga besar, semuanya punya kesamaan, mereka semua sama-sama sombong, angkuh, dan tidak tahu diri. Itulah asal-muasal kemuakanku lahir sehingga melahirkan amarah yang besar. Aku juga punya adik laki-laki, dia sangat sombong dan sering menyakiti para pelayan dan merendahkan para prajurit istana, aku sering menegurnya untuk bersikap baik terhadap orang lain, terlepas siapapun itu, tapi dia malah balik memarahiku karena berani ikut campur terhadap urusannya. Keluarga bangsawan memang diajarkan untuk hidup secara individualis, sehingga mencampuri urusan orang lain adalah hal yang sangat tabu di keluargaku. Selama itu tidak begitu membuat masalah, kami tidak boleh mencampuri urusan siapapun, meskipun itu adalah anggota keluargamu sendiri yang sedang bersikap buruk terhadap orang lain. Aturan itulah yang juga membuatku sangat muak harus tinggal di dalam istana yang isinya orang-orang egois dan sadis semua. Aku tidak ada masalah dengan gaya individualis, hanya saja jika itu sampai mengganggu dan menyakiti orang lain, itu bukan lagi hal yang bisa ditoleran. Seharusnya raja bisa memperhatikan soal hal ini juga agar para bangsawan bisa bersikap lebih baik lagi pada siapapun, sayangnya rajaku tidak tertarik untuk mengurusi hal-hal semacam itu. Dia lebih suka mengurusi urusan uang rakyat yang berlimpah, sibuk mengurusi perutnya sendiri agar kenyang. Itu sangat menjengkelka sekali, siapapun pasti muak jika harus melihat hal seperti itu terus-menerus setiap hari. Seharusnya ada aturan tertulis bagi para bangsawan agar bisa bersikap sopan dan menghormati semua orang tanpa peduli orang tersebut berasal dari golongan mana. Diskriminasi dan penindasan sistematik adalah hal yang sangat kubenci, aku ingin sekali merobek semua aturan-aturan tertulis yang tidak masuk akal dengan menggantinya dengan aturan-aturan yang lebih adil untuk semua orang. Hukuman pun tidak boleh tajam ke bawah tapi tumpul ke atas karena itu sangat tidak adil untuk orang-orang yang berasal dari kalangan bawah, aku tidak bisa diam saja melihat orang-orang yang tidak mengerti soal hukum harus menerima saja ketika dirinya dihukum mati hanya karena kesalahan yang sangat sepele, seperti misalnya tidak sengaja menumpahkan teh ke pakaian bangsawan, atau tidak sengaja menubruk badan para bangsawan. Itu sangat memuakkan. Namun ketika para bangsawan menyakiti, memukul, dan bahkan menyiksa rakyat biasa, hukum sama sekali tidak menganggapnya hal yang perlu dibahas. Sungguh, jika memang seperti itu, lalu untuk apa ada institusi hukum di kerajaan ini? Bukankah itu tidak berguna dan hanya membuang-buang anggaran negara yang diperoleh dari uang rakyat. Aku benar-benar tidak habis pikir harus hidup di masa monarki absolut yang mengesalkan ini. Aku harap kerajaan ini terkena revolusi sama seperti yang terjadi di Prancis baru-baru ini, karena jika terus-menerus dibiarkan itu hanya akan membuat orang-orang yang berasal dari kalangan bangsawan bersikap semena-mena pada rakyat biasa. Harus ada hukum yang setara yang berpihak pada semua orang tanpa menganakemaskan golongan apapun. Bahkan jika bisa, aku ingin menghancurkan sistem bangsawan-bangsawanan, aku ingin semua adalah rakyat biasa, mau dia kaya atau miskin, semuanya adalah rakyat. Itu adalah bentuk negeri yang sangat bagus dan terkesan lebih adil daripada bentuk kerajaan absolut seperti ini. Monarki absolut jelas tidak bagus untuk orang-orang yang berasal dari kalangan biasa, karena dilarang untuk berpendapat dan bersuara, dan mereka juga bisa mati begitu saja jika raja menginginkannya. Bukankah itu sangat mengerikan, bentuk negara otoriter yang dipimpin oleh seorang diktator adalah mimpi buruk bagi semua orang. Itu hanya menguntungkan para bangsawan kerajaan saja dan tidak ramah untuk rakyat. Negeri otoriter pun hanya akan membuat fenomena depresi semakin menyebar di kalangan rakyat biasa karena tekanan yang begitu besar sehingga tidak ada cara lain selain mengakhiri hidupnya sendiri. Itu sangat mengerikan, negeri yang menganut paham semacam itu tidak akan bisa bertahan lama karena mereka tidak adil pada rakyatnya sendiri. Itu hanya akan menimbulkan kekacauan dan kegelapan, semuanya ke akhir ke dalam lubang kehancuran akibat ulah para bangsawan kerajaan dan sang rajanya sendiri, yang tidak mementingkan kehidupan semua orang, hanya mementingkan perut mereka sendiri saja. Mau dibayar berapapun, aku tidak aka mau hidup di negeri semacam itu, sangat membuatku depresi jika harus menghabiskan seumur hidup membusuk di negeri yang seperti itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD