When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Selesai membuat menu pertama, Tiara segera menaruh di meja dekat jendela pengambilan pesanan. Lalu memncet bel sebagai tanda kalau pesanan sudah siap untuk diberikan kepada pelanggan. Lalu ia mengambil secarik kertas pesanan lain dan membawanya kepada Alan. "Pesanan kedua, Bos," ucap Tiara. Seperti biasa, Alan langsung membagi tugas. Kali ini pesanan hanya ada tiga menu dan diberikan pada ketiga anak buahnya, sehingga dirinya tidak kebagian. Ia hanya bertugas mengawasi sambil sesekali mberi kode. Tatapannya tak lepas dari Kiara yang sibuk dengan pekerjaannya. Gadis itu tidak sadar jika sejak tadi diperhatikan oleh bosnya. "Kamu ... kenapa tidak membalas pesan saya?" tanya Alan tiba-tiba. Kiara terlonjak oleh kedatangan bosnya, membuat spatula yang dipegangnya langsung terjatuh menimb