When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Melani reflek langsung menangkap tubuh Kiara yang tiba-tiba jatuh pingsan. Tak hanya Melani yang panik tapi dua orang pria tidak usia itu pun juga ikutan panik. Dengan perasaan mengharu biru pak Hamid langsung mendekat dan mengangkat tubuh putrinya lalu membawanya ke sofa panjang yang ada di ruangan tersebut. Lelaki itu sedikit banyak sudah tahu kalau putrinya memiliki trauma atas perbuatan keji dari bibinya di masa lalu. Sehingga ketika saat ini dia melihat sendiri Bagaimana reaksi Kiara ketika bertemu dengannya ia berpikir gadis itu pasti kaget karena Pak Hamid adalah sosok yang pernah membuat Kiara histeris waktu di mall saat itu. "Apa traumanya belum sembuh?" tanya Pak Hamid sembari menoleh pada Aksa yang berdiri di sampingnya. Gurat kekhawatiran tercetak jelas dari wajah pria itu.