When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Kamu mau langsung pulang, Ra? Nggak mau makan dulu?” tanya Lina, perempuan yang tadi menawarkan untuk menjadi anggota satu kelompoknya. Sebelum menjawab pertanyaan Lina, Kiara melirik pada layar ponselnya. Kemudian menggeleng. “Udah jam segini, aku makan di rumah aja deh!” Lina yang sudah terbiasa mendengar penolakan dari Kiara hanya menghela napas kecewa. Lalu menoleh pada kedua temannya yang juga sudah beranjak dari kursi. “Ini masih terlalu sore buat pulang, Ra! Nongkorng-nongkrong dulu dong!” sahut temannya yang lain, dia berjalan lebih dulu keluar kelas, sementara Kiara, Lina dan satu lagi temannya mengikuti. “Kamu kayak nggak tahu Kiara aja deh! Dia tuh kesehariannya udah kayak Cinderella. Pulang harus selalu tepat waktu, mahasiswi teladan banget,” timpal Lina. Kiara terkekeh s