When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah kejadian beberapa hari lalu, saat trauma datang kembali di kampus, Kiara mulai tersadar bahwa perlahan-lahan trauma yang dialaminya sudah membaik. Dia juga tidak mengatakan kejadian yang menimpanya di kampus kepada para anggota keluarganya. Kiara tidak mau mereka mengkhawatirkannya. Karena Kiara juga sudah merasa lebih baik. Kesibukan yang membantu Kiara perlahan lupa tentang rasa sakit dari trauma itu. Seperti saat ini, Kiara sedang berada di perpustakaan, bersama dengan Satrio yang entah sejak kapan dia hadir, Kiara juga tidak memerhatikannya. Laki-laki itu duduk di sebelahnya, sedang membaca buku yang tidak sengaja Kiara baca dari sampulnya yang berjudul ilmu Teknik. Ya memang tidak salah, sih, Satrio memang berada di fakultas Teknik. Tapi yang membuat Kiara heran adalah, pri