When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Mendekati pukul Sembilan pagi, Satrio sudah berada di depan rumah keluarga Kiara. Dia masih berada di atas motor, menunggu perizinan untuk memasuki pintu gerbang. Berbekal nama Kiara dan juga kepercayaan keluarga ini kepada dirinya akhir-akhir ini, Satrio yakin akan diizinkan bertamu walau sepagi ini. Helaan napas panjang berkali-kali Satrio lakukan selama menunggu. Dia yakin dengan apa yang dia lakukan, hanya saja tetap merasa sedikit gugup karena belum pernah melakukannya. Satrio memang nekat dan tidak tahu malu. Hanya saja dia tidak ingin menyia-nyiakan waktu. Nanti siang dia harus pergi karena ada beberapa kesibukan yang nantinya membuat Satrio tidak bisa memantau Kiara. Mungkin tidak sulit baginya memberi waktu luang untuk Kiara. Namun, tidak ada jaminan selama kesibukannya nanti,