When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Nah itu dia kiranya datang. Duduk sini, Nak!" panggil mama seraya menepuk-nepuk kursi di sebelahnya supaya Kiara duduk di sana. Kiara yang tak tahu apa-apa langsung menuruti perintah mamanya. Kemudian ia menatap semua orang dengan pandangan penuh tanya. "Nah sekarang Kiara sudah di sini katakan langsung saja, Nak Satrio," ucap mama tanpa menyadari tindakannya telah membuat putra pertamanya terluka. Dalam hati akses terus berdoa semoga Tiara tidak menerima permintaan dari pemuda yang bernama Satrio. Secara fisik pemuda ini memang cukup tampan dan cocok dengan Kiara mengingat usianya tidak terpaut jauh. Sementara kalau dengan dirinya Kiara lebih mirip atau lebih cocok sebagai adik seperti saat ini. Dan itu menjadi nilai plus bagi Satrio. "Ada apa ini mah kenapa pagi-pagi sudah ada Sat