When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kiara menoleh ke kanan dan kiri, dimana-mana ia melihat para mahasiswi yang tengah menatapnya. Bukan lebih tepatnya menatap pria di sampingnya dan juga ... Satrio yang baru menyusulnya. Ia merasa seperti artis yang menjadi pusat perhatian sekarang, dan itu membuatnya tak suka. Tanpa kata Kiara berjalan lebih cepat meninggalkan dua pria itu. Setengah berlari dia menyusup di kerumunan dan menghilang di balik tembok. Dia menyembunyikan diri di sana sambil membekap mulutnya. Dari tempatnya berdiri dia melihat abangnya dan Satrio tampak celingukan mencarinya. Satrio menuju ke Utara, ke fakultas management dan bisnis sementara Abangnya ke arah berlawanan. "Huffttt," Kiara menghembuskan napas panjang. Merasa lega karena bisa lepas dari dua pemuda yang sedikit gila itu. Apa mereka tidak berpik