When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Diskusi tentang Kiara tidak membuahkan hasil. Masing-masing berusaha untuk mendapatkan Kiara, sehingga tidak tercapai kesepakatan. Sedangkan Kiara sendiri berat untuk memilih ikut siapa. Di satu sisi dia menginginkan tinggal bersama ayah kandungnya, tapi di sisi lain ia tak mau meninggalkan keluarga ini. Pak Hamid menatap Aksa. Tiba-tiba ia mendapat ide yay sangat cemerlang untuk Kiara ke depannya. Ya, pria itu berpikir agar dua keluaran ini tetap terjalin sebagai keluarga, harus ada ikatan yang kuat. Akhirnya Pak Hamid mencoba untuk menyampaikan pendapatnya. "Nak Aksa, apakah kamu sudah punya pacar atau calon istri?" tanya Pak Hamid tiba-tiba membuat semua orang memandangnya heran. Kenapa tiba-tiba pokok pembahasan berganti ke Aksa, padahal masalah Kiara saja belum mencapai kesepakata