Flashback ON.
Raniya dan Jello tengah di pesta kedutaan, Raniya yang berbalik belakang dan berbincang dengan wanita lainnya terlihat seksi dan menggoda, banyak pria yang tergoda dengan kulit putih Raniya yang tidak mereka dapatkan di negara ini, Raniya berkulit bening dan putih. Bahkan memiliki bulu halus di sekitar betis dan pahanya.
Jello melihat seseorang yang tengah memperhatikan kulit putih Raniya dan memandanginya sejak tadi. Jello mengenal pria itu, pria itu bukan orang sembarangan, dia salah satu anak konglomerat di negara ini yang terkenal banyak skandal dengan model-model cantik. Jello selalu lihat beritanya ketika ia sedang menonton televisi atau menonton di ponselnya.
Pandangannya pada Raniya benar-benar seperti pandangan seorang pria m***m, Jello sejak tadi memperhatikannya karena pria itu benar-benar tergoda pada Raniya yang seksi, membuat hati Jello berdebar-debar karena ingin sekali mencongkel mata pria itu.
Pria itu hendak menghampiri Raniya dan memegang pahanya dari belakang, Jello melihatnya dengan jelas ketika tangan pria itu sudah mendekat ke paha belakang Raniya, Jello langsung menghampiri Raniya dan menariknya lalu menciumnya di depan semua orang.
Raniya membulatkan mata ketika Jello mencium bibirnya dan memegang pinggangnya agar tidak terjatuh, Raniya berusaha melepaskan genggaman tangan Jello dari pinggangnya dan mendorong pria itu namun Jello tetap kuat memegang pinggang maid di rumahnya itu.
Raniya tidak punya pilihan lain apalagi semua orang tahu jika ia datang bersama Jello, jadi ia tidak boleh memperlihatkan kepada semua orang bahwa ia dilecehkan oleh Jello hingga ciuman mereka berubah menjadi liar. Karena bibir Jello yang sudah sampai ke leher jenjangnya, Raniya spontan langsung mendorong tubuh pria itu hingga menjauh darinya di depan semua orang bahkan ada yang mengabadikan momen itu dengan kamera ponsel nya. Jadi seolah-olah Jello melakukan pelecehan pada Raniya, banyak juga yang mengirim gambar itu ke sosial media dengan caption pelecehan seksual dari keluarga Maxivel.
Dimana-mana keluarga Maxivel memang selalu menjadi musuh banyak orang, karena perusahaannya selalu saja memiliki tender yang begitu hebat hingga membuat perusahaan itu beranak pinak. Banyak orang yang tentu saja ingin menjatuhkan keluarga Maxivel yang selama ini tidak memiliki skandal apa pun, namun akhirnya mereka menemukan sesuatu yang dapat membuat keluarga Maxivel tercoreng. Apalagi begitu jelas Jello mengelus paha putih Raniya. Apa yang Jello lakukan sudah menjadi boomerang baginya hingga ia di tuntut untuk menikahi Raniya.
"Jadi, kamu senang akan menikah dengan anak majikanmu?" tanya Jello menatap kesal pada Raniya yang saat ini menundukkan kepala dan kedua tangannya ia taruh di perutnya.
"Anda jangan salah paham, Tuan Muda," geleng Raniya.
"Kamu memang sama saja dengan wanita lain yang membutuhkan status sosial."
"Anda jangan salah paham dengan saya, Tuan Muda, saya tidak pernah memiliki niat untuk menikah dengan Anda, Anda tahu sendiri bahwa saya juga bekerja di sini karena mencari uang untuk kebutuhan keluarga saya, bukan untuk merayu Anda dan membuat Anda menikah dengan saya."
"Kamu kan yang menyebarkan video itu?"
"Saya tidak pernah menyebarkan apa pun dan saya tidak berani melakukannya. Buat apa saya melakukannya? Saya juga malu atas itu."
"Malu? Kamu malu tapi kamu akan memiliki sesuatu yang lebih dari malu itu."
"Tuan Muda, saya tidak pernah berniat menikah dengan Anda, jadi Anda jangan salah paham kepada saya. Saya tidak pernah memiliki niat apa pun untuk Anda."
"Katakan kepada orangtuaku kalau kamu tidak mau menikah dan kamu akan pergi dari rumah ini. Kamu jangan sampai menjadi seseorang yang menghancurkan perasaan orang lain. Aku punya hati dan aku punya orang yang sedang aku dambakan, jadi aku tidak pernah memiliki niat tergoda kepada wanita sepertimu yang tidak jauh dari kata sampah."
Raniya berusaha menahan diri, ia memang sampah, itu lah yang biasa orang katakan kepadanya, tapi Raniya tidak pernah memiliki niat untuk melawan perkataan orang lain apalagi yang mengatakan itu adalah majikannya. Ia hanya akan mencari masalah bahkan akan dipecat tanpa gaji.
"Saya akan mengatakannya kepada Madam. Tapi, jangan pecat saya," kata Raniya.
"Kamu pikir keluargaku akan diam saja kalau kamu masih kerja di sini? Mereka akan terus memaksamu."
"Tuan Muda, saya tidak memiliki tujuan pulang, hanya rumah ini satu-satunya harapan saya."
"I dont care," kata Jello membuat Raniya kembali menundukkan kepala. "Yang terpenting dari semuanya dan apa pun alasanmu. Kamu harus tetap meminta orang di rumah ini agar mereka tidak menikahkan kita dan katakan kepada mereka kamu akan pergi dari sini dan jangan pernah kembali. Hidupmu dan masa depanmu masih panjang, jangan membuatnya seolah-olah semuanya akan berjalan sesuai keinginanmu."
Raniya membuang napas halus, ia tidak pernah memiliki niat untuk menikah dengan pria yang kaya raya, memimpikan itu saja tak pernah, namun ia harus menelan pahit hidupnya yang membuatnya harus berjuang sendirian, di saat seperti ini, ia ingin sekali pulang dan bertemu dengan ibunya, meskipun hanya lewat makam saja. Raniya tidak tahan dan ingin sekali menangis sejadi-jadinya di depan makam ibunya. Tapi, semua tidak bisa ia lakukan, ia akan dituntut menjadi orang yang harus melakukan semua hal demi mendapatkan uang.
"Katakan kepada ayah dan ibuku sekarang. NOW!" bentak Jello.
"Jello, ada apa ini, Nak? Kenapa kamu membentak Raniya?" tanya Evalinda yang melihat putranya dan maid sedang bertengkar.
"Mommy," ucap Jello.
"Ada apa ini? Apa kamu memaksa Raniya melakukan satu hal?"
"Mommy, katakan kepada Daddy, aku tidak mau menikah dengannya. Tidak harus dengannya, 'kan? Banyak wanita lain yang lebih dari dia dan lebih kaya," kata Jello membuat Evalinda menggelengkan kepala.
"Kenapa kamu mengatakan hal itu, Nak? Mommy tidak pernah mengajarimu untuk menilai seseorang dari siapa dia."
"Mom, kita orang kaya dan mampu membeli segalanya. Apa jadinya menikah dengan seorang maid."
"Jello, jadilah pria yang bertanggung jawab atas apa yang kamu sebabkan. Jangan sampai membuat Kakek dan ayahmu marah karena sikapmu ini."
"Mommy, tapi tidak menikah dengannya juga. Dia siapa? Dia hanya seorang maid. Apa jadinya kalau semua orang tahu?"
"Kalau hal itu, Mommy tidak bisa bantu," kata Evalinda. "Jangan membentak Raniya seperti itu. Mommy ingin kamu menghargai siapa pun meskipun hanya seorang maid, karena Mommy pernah menjadi seorang maid juga. Jangan melupakan hal itu."
"Mommy, apakah Mommy juga tidak mau mendukungku?" tanya Jello menatap wajah ibunya.
"Aku tidak akan pernah mau menikah dengannya. Aku tidak suka kepadanya dan dia hanya lah seorang maid yang tidak pantas bersanding dengan kita," kata Jello lalu melangkahkan kakinya meninggalkan ibunya dan juga Raniya yang hanya diam saja. Ia tidak memiliki keberanian melawan perkataan keduanya. Karena dia bukan siapa-siapa.
"Raniya, kamu tidak apa-apa, 'kan?" tanya Evalinda menghampiri Raniya membuat beberapa maid iri sekali kepada Raniya karena menjadi pelayan kesayangan keluarga ini. Sampai kepala maid pun tidak bisa berbuat apa-apa karena kehadiran Raniya.
Benar kata Jello, kenapa harus Raniya?
"Madam, kenapa harus saya?" tanya Raniya pada Evalinda yang kini mengelus pundaknya. "Saya bukan siapa-siapa dan saya dari keluarga rendahan. Saya tidak pantas bersanding dengan keluarga ini. Saya tidak mau melakukannya, Madam, saya akan pergi dari mansion ini."
"Kamu kenapa mengatakan hal itu? Tidak ada yang rendahan jika itu manusia, kita hanya dibedakan oleh status sosial, tapi tidak di mata Tuhan. Jadi, kamu harus kuat dan jangan pernah menyerah dengan apa yang ada didepanmu. Raih impianmu juga, kalau kamu menikah dengan anak saya, saya pastikan kamu akan mendapatkan apa yang kamu mau. Kamu ingin sekolah? Kuliah? Saya akan membuatnya menjadi kenyataan." Evalinda membujuk Raniya yang kini menyerah atas sikap Jello.
Raniya memang dari keluarga rendahan, namun dia tidak serendah itu, apa pun yang ia lakukan selalu berdasarkan perintah oleh majikannya, bukan ingin hidup kaya dan mewah.