Nasibnya
Gadis muda berasal dari Indonesia harus melalui 4 tahun hidupnya di Negeri orang hanya karena paksaan sang Ayah tirinya yang begitu menginginkan kekayaan. Gadis itu bernama Raniya, wanita yang entah bagaimana harus berjuang di negeri orang, hingga akhirnya ia berada di Roma, dan terjebak perasaan dengan seorang pria bernama Jello, pewaris dari keluarga Maxivel. Hidupnya yang tenang dan damai, berubah menjadi petaka. Ketika ia harus menjadi istri dari anak majikannya. Hanya karena pemberitaan dan nama baik keluarga Maxivel. Ia korbankan segalanya termaksud hidupnya yang tenang demi nama baik keluarga yang tak menghargainya sama sekali.
Satu impian Raniya yang terus berada dihatinya, ia ingin kembali ke negaranya dengan uang yang banyak seperti yang diinginkan Ayah tirinya. Ia ingin hidup apa adanya, tak perlu berjuang terlalu keras demi hidup yang ayahnya inginkan.
"Menikahlah dengan Jello, setelah semua selesai, kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan,* kata Lucas—Kakek dari Jello.
Empat tahun Raniya bekerja di Belanda, ayahnya yang mengirimnya ke sana, negara pertama yang Raniya kunjungi ketika ke luar negeri. Banyak Lika liku dalam hidup yang Raniya terima termaksud dua kali hampir kehilangan keperawanannya.
"Tidak semua hal yang ada di dunia ini akan berjalan sesuai keinginanmu." Selalu saja kata-kata itu yang menyemangatinya.
***
Hari ini lah tepatnya Raniya tiba di mansion keluarga Maxivel dan bertemu dengan wanita bernama Claire, yang mengurus semua hal di mansion ini, Claire adalah ketua personalia yang tahu seluk-beluk mansion. Jadi, wajib bagi Raniya bertemu dengan Claire agar tahu tugasnya. Namun, langkahnya terhenti ketika mendengar sesuatu.
"Siapa saja di situ, datang kemari dan membantuku." Sebuah suara terdengar setengah berteriak dari dalam ruangan yang ada dibawah tangga. "Apa kalian sudah bisu? Cepat kemari!" teriaknya lagi.
Gadis bernama Raniya itu segera mendekat, lalu membuka pintu yang sejak tadi sudah terbuka sedikit, Raniya melihat seorang pria yang kulitnya bersinar tengah memanjat untuk mengambil sesuatu paling atas. Jika aksinya diteruskan itu akan sangat berbahaya, karena semua yang tertumpuk akan terjatuh.
"Iya?"
"Kamu siapa?" tanya pria itu dengan nada keras.
"Saya maid baru," jawab Raniya.
Melihat dari penampilannya sepertinya bagian dari keluarga ini. Jadi, Raniya langsung tahu bahwa pria itu adalah salah satu bagian dari keluarga dimana ia bekerja mulai hari ini.
"Pegangkan tangga itu, dan jangan bergerak, kalau aku terjatuh, aku tak akan tinggal diam." Pria itu mengancam.
Raniya menganggukan kepala, dan melangkah menghampiri tangga dua kaki didepannya, pria yang saat ini masih berdiri agak tinggi darinya sangat lucu, Raniya sempat tertawa melihat kegelisahan pria itu yang sangat takut terjatuh.
Raniya memegang tangga itu dan pria berkemeja garis itu berhasil turun, lalu menjejak lantai, pria itu menepuk tangannya untuk menghilangkan debu lalu meraih buku tebal yang yang sudah ia jatuhkan tadi. Lalu, sesaat kemudian, semua dus yang ditumpuk bergoyang.
Raniya mendongak dan melihatnya lalu …
Bruk!
Semua dus itu menjatuhi kepala Raniya, demi menolong majikannya, Raniya menghadang dus yang hampir jatuh mengenai punggung pria itu, untung saja ia sigap dan siaga, hingga Raniya menahan sakit dipunggungnya.
Pria itu mendongak dan menatap Raniya, pria itu pasti terheran-heran ketika melihat Raniya siaga. Ia adalah seorang pria namun bukan dia yang melindungi seorang wanita, malah sebaliknya.
Ketika mendengar suara bising di gudang, beberapa maid dan Claire masuk ke gudang, mereka membulatkan mata penuh melihat Raniya dan pria bernama Jello itu sedang berdiri didekat dus.
"Tuan Muda." Nona Claire menghampiri pria yang dipanggil Tuan muda itu. Jadi, dia tuan muda?
Tak ada yang menolong Raniya, semua maid malah menolong pria itu yang tidak sakit, Raniya yang sakit di sini. Tapi, tidak ada seorang pun yang datang menghampiri dan menolongnya.
Raniya menertawakan dirinya, ia mengharapkan apa? Mengharapkan di usir? Raniya benar-benar gila memikirkan akan ditolong, ia bukan siapa-siapa, meskipun manusiawi merasa seperti itu.
Raniya adalah babu di sini, ia harusnya tak boleh bermimpi untuk mendapatkan perlakuan khusus dari semua orang di sini, karena akan selalu tak terlihat.
"Tuan Muda, Anda tidak apa-apa?" tanya Claire masih memegang buku agendanya.
"Saya tidak apa-apa. Kalian kemana saja? Jangan menyentuhku!" Pria itu berteriak. "Aku sejak tadi berteriak dan tidak ada yang datang."
Semua maid menunduk, tapi tidak dengan Claire yang kini mendengarkan tuan muda itu dengan baik dan berkata setelahnya.
"Tuan Muda, maafkan kami, kami akan lebih memperhatikan Tuan Muda."
Pria itu menghempaskan tangan Claire dengan kasar. Ia tidak mau disentuh, selang kemudian ia menoleh menatap ke arah Raniya.
Raniya langsung menunduk dan memegang bahu dan kepalanya yang sakit.
"Kita harus bicara," kata pria itu. "Tapi, nanti saja setelah saya membaik."
Raniya masih menunduk. Ia sungguh bingung bagaimana menjelaskan ke semuanya tentang apa yang terjadi, hari pertama Raniya bekerja malah terjadi keributan seperti ini.
(Dasar pria sombong! Apanya yang sakit? Dia benar-benar sudah gila. Aku yang sakit di sini, bukan dia. Tapi, dia malah berkata akan berbicara denganku setelah membaik. Benar-benar Tuan Muda yang songong.) Raniya membatin sendirian.
"BERESKAN SEMUA ITU!" teriak Claire dan menunjuk ke arah Raniya.
Raniya menautkan alis. Harusnya ia diberi selamat atau kata-kata indah seperti ucapan terima kasih, karena ia sudah berhasil membantu Tuan Muda rumah ini, andai saja ia tak siaga, sudah pasti yang kesakitan adalah Tuan Muda itu. Bukan dirinya.
Tuan Muda itu bernama—Jello. Pria yang barusan ia selamatkan. Alih-alih mendapatkan perhatian, Raniya malah mendapatkan perintah pertama dengan suara yang menggelegar marah.
Raniya lalu kembali menyusun dos-dos itu, menempatkannya di tempat semula. Setelah selesai, Raniya keluar dari gudang dan melihat beberapa maid melihatnya secara tak suka, mereka semua bersedekap dan memandangi Raniya, dengan tatapan mereka yang sombong.
"Kamu anak baru, 'kan?"
"Iya," angguk Raniya.
"Anak baru yang hampir mencelakai Tuan Muda."
"Saya tidak mencelakai Tuan Muda. Saya datang ketika Tuan Muda membutuhkan pertolongan. Jadi, saya—"
"Tidak perlu membela diri. Kamu itu mau cari perhatian kan? Pasti kan?"
"Kalian jangan salah. Saya tidak pernah mencari perhatian dengan cara seperti itu," geleng Raniya berusaha menjelaskan. Namun, tak ada yang memahaminya. Meskipun ia jelaskan dari A-Z tak akan ada yang percaya kepadanya. Semua akan terus mengira bahwa ia hanya akan mencari perhatian Jello.
"Dia akan menjadi orang yang menjengkelkan selanjutnya. Orang yang berani merayu Tuan Muda. Harus kita singkirkan."
"Ada apa ini?" tanya Claire baru saja datang dari mengantarkan Jello ke kamarnya.
"Nona?"
"Kenapa kalian? Ada apa? Kenapa ribut-ribut?" tanya Claire lagi.
"Dia, Nona, dia mengancam kami," tunjuk wanita yang rambutnya ikal.
"Padahal kami hanya mengingatkannya untuk tak melakukan sesuatu lagi di gudang. Tapi dia malah memarahi kami," dusta salah satu maid yang sudah menunduk ramah pada Claire.
"Hari ini adalah hari pertamamu bekerja. Jadi jangan membuat masalah. Karena masalah itu bisa menendangmu keluar dari tempat ini sekarang JUGA!" bentak Claire terhadap Raniya yang sejak tadi diam saja dan tak banyak bicara.
"CLAIRE!" teriak suara dibalik pintu.