"Ada apa, Tuan Muda?" tanya Raniya menatap wajah pria yang kini sedang berdiri dihadapannya dengan tatapan marah, ada kilatan amarah yang siap menghantamnya saat ini. Wajah Raniya berubah menjadi takut, sementara genggaman tangan Jello di lengannya masih setia, Raniya berusaha melepaskan diri hingga Jello menghempaskannya, membuatnya terjatuh. Raniya bangkit lagi dan berdiri tegap di hadapan Jello, pria itu benar-benar tidak memiliki hati sama sekali, selalu memperlakukan Raniya tidak baik.
"Kamu tanya ada apa? Kamu tidak melihat bahwa aku sedang kenapa-kenapa?"
"Tuan Muda, saya sudah berusaha meminta keluar dari sini kepada Madam, tapi Madam tidak mengizinkan," lirih Raniya, ia ingin menyerah rasanya, tapi mau kemana dia setelah meninggalkan tempat ini?
"Pergi saja dimana. Sesuka hatimu, dan jangan pernah berpikir kembali lagi. Aku memiliki orang yang aku cintai dan aku sangat mencintai orang itu, dia teman semasa kecilku dan selama ini aku selalu mendambakannya, salah jika aku berharap kalau wanita itu yang akan menjadi jodohku? Selama ini, aku sudah berjuang tidak mengenal wanita lain, tidak berpikir untuk memadu kasih, tidak pernah terpikirkan olehku untuk menjalin sebuah hubungan, karena menjaga hatiku untuknya. Tapi, sekarang setelah kamu datang, kamu hancurkan segalanya, segala harapanku. Apa kamu tidak bisa pergi saja dari sini? Jangan kembali. Aku tidak mau melihat wajahmu dan aku tidak akan pernah mau menjadi bagian dari kamu. Aku tidak sudi, aku tidak suka, dan aku membencinya." Jello berbicara panjang lebar, berharap Raniya akan memahaminya.
Tangis Raniya akhirnya pecah, membuat Jello membulatkan mata dan terkejut melihatnya, semua orang bisa saja keluar dari mansion jika Raniya terus terusan menangis seperti ini.
"Hei, kamu kenapa? Apa yang aku lakukan sehingga membuatmu menangis?" Jello tidak mau seseorang pun melihatnya bahwa ia membuat Raniya menangis, itu akan membuat nama baiknya hancur seketika.
"Tuan Muda kenapa tidak percaya pada saya? Saya sudah mengatakan bahwa Madam melarang saya keluar dari sini, saya tidak pernah mau menikah dengan Anda, saya memiliki banyak beban di pundak saya, dan saya ingin bekerja dan mencari uang sebisa saya, bukan mau mengganggu kehidupan Tuan Muda. Kenapa saya selalu Anda salahkan? Saya tidak tahu apa-apa dan saya benar-benar kampungan." Raniya terus menangis.
"Ya sudah. Kamu diam saja. Asalmu darimana?" tanya Jello berbicara baik-baik.
"Indonesia."
"Kenapa kamu tidak pulang ke negaramu?"
"Saya ingin pulang dan saya ingin kembali ke negara saya, tapi saya punya banyak beban. Saya tidak bisa pergi begitu saja dan pulang begitu saja."
"Saya sudah katakan kepadamu. memohonlah kepada keluargaku dan berlutut didepan mereka. Aku akan memberikan pekerjaan untukmu yang lebih layak tapi imbalannya kamu bisa pergi dari sini. Dan, jangan pernah kembali, aku akan mengirimmu ke luar negeri, dimana kamu bisa pergi dan tidak menginjakkan kaki di Roma."
"Baiklah. Saya mau. Asalkan saya tidak menganggur," jawab Raniya.
"Oke. Aku akan mengurus semuanya dan kamu tinggal pergi, minta keluargaku untuk mengizinkanmu pergi, perlu berlutut didepan mereka."
Raniya memang sudah tidak punya harga diri, jadi biarkan saja jika harus berlutut meminta kebebasan dari keluarga ini, yang penting dia tenang dan bisa bekerja dengan baik seperti yang dia inginkan, meskipun ia sudah nyaman bekerja di sini, ia sudah sangat senang di sini, majikannya sangat baik kepadanya dan itu sudah yang terbaik baginya.
"Siapa yang bilang kamu bisa mengirimnya pergi dari sini?" Suara terdengar dibelakang tubuh Jello, Raniya membulatkan mata ketika melihat Lucas dan Catherine berdiri tidak jauh dari mereka.
Lucas dan Catherine harusnya berjalan-jalan di sekitar sini dan menghirup udara segar, namun mereka menghentikan langkah kaki mereka ketika mendengar obrolan Raniya dan Jello yang sedang merencanakan sesuatu.
Lagi dan lagi apa yang ia katakan dan apa yang sudah mau ia rencanakan, malah terdengar ditelinga nenek dan kakeknya.
"Kenapa kamu melakukan itu kepada Raniya? Apa kamu tidak kasihan kepadanya?" tanya Lucas kepada cucunya.
"Apa Grandma dan Grandpa tidak kasihan juga kepadaku?" tanya Jello.
"Buat apa kasihan kepadamu, Jello? Kamu sudah bergelimang harta, kamu bisa mendapatkan apa pun dengan uang yang kamu punya, kamu tidak perlu bekerja terlalu keras, kamu bisa membeli apa pun dengan uangmu, jadi jangan pernah membandingkan dirimu dengan Raniya. Raniya punya beban dan bebannya adalah keluarganya. Grandpa dan Grandma tidak pernah mengajarkan ayahmu atau kamu untuk memandang remeh seseorang. Hidup ini berjalan, cucuku. Tidak semua hal yang di inginkan akan kamu dapatkan. Apa susahnya berkorban demi keluarga? Ini demi nama baik kita, Maxivel tidak pernah di anggap remeh selama ini, namun karena satu kesalahan yang kamu buat, semuanya hancur dan tidak ada lagi yang percaya kepada keluarga kita. Akibat perbuatanmu, nilai saham menurun, perusahaan terancam mengeluarkan banyak dana, dan itu tidak sedikit, hanya karena postingan tentang pelecehan yang kamu lakukan. Semua orang membawa nama baik kita, cucuku. Apa tidak bisa kamu mengalah sedikit? Ini perintah. Grandpa tidak pernah meminta persetujuanmu." Lucas mengatakan hal itu panjang lebar, berharap cucunya itu memahami apa yang ia katakan. Karena, tidak semua hal akan berjalan sesuai dengan kemauannya.
Jello terus mendengarkan dengan baik, sementara Raniya menundukkan kepala, ia tidak berani menatap wajah Lucas dan Catherine yang terlihat kesal pada Jello.
"Satu tahun. Grandpa akan meminta satu tahun waktumu utnuk menikah dengan Raniya, setelah satu tahun kamu bisa menceraikan Raniya dan memberikan Raniya kebebasan." Lucas melanjutkan.
Jello menatap wajah kakeknya. yang mengatakan tentang 'satu tahun' apa yang dimaksud kakeknya itu sudah ia pahami. Dengan satu tahun ia bisa terbebas dari semua tuntutan kepadanya. Semua keluarga akan tenang, meski perasaannya akan sepi selama satu tahun, tidak masalah dengan itu, yang terpenting Jello bisa menyelamatkan nama keluarganya dan bisa terbebas dari yang namanya pernikahan.
Jello mencintai Rahela, dia tidak pernah melupakan wanita itu meski sedetik, setiap hari yang Jello lakukan akan memandangi wajah Rahela lewat akun sosial medianya, meskipun Rahela sudah memiliki kekasih bahkan sudah bertunangan dengan kekasihnya itu, tapi Jello tidak pernah menyerah untuk mendambakan gadis itu. Bagaimana jadinya jika Rahela tahu dia sudah menikah? Apakah semua harapan Jello akan sia-sia?
"Hanya satu tahun yang Grandpa minta ke kamu, setelah semuanya membaik dan satu tahun sudah kamu jalani, kamu bisa terbebas dari itu semua. Raniya bisa bebas juga."
Jello menundukkan kepala.
"Bagaimana, Raniya? Saya akan membayarmu mahal karena mau menikah dengan cucu saya."
"Saya ingin meminta imbalan."
"Imbalan? Apa yang kamu mau? Uang? Tentu akan saya berikan."
"Bukan, Tuan. Saya ingin pulang ke Indonesia."
"Jadi, kamu ingin pulang ke negaramu begitu?"
Raniya menganggukkan kepala dan menatap penuh dengan harapan di tatapan matanya saat ini.
"Tentu saja. Saya akan membantumu pulang ke negaramu dan kamu akan mendapatkan banyak uang dari apa yang kamu lakukan."
Raniya mengangguk, itu lah satu-satunya harapannya, kembali ke Indonesia dengan uang yang banyak.