part 13

1335 Words
Mengerjakan semua proyek yang sangat penting. Bahkan semakin lama ia semakin berjaya. Pagi,siang dan malam ia selalu terus menerus bekerja bekerja dan bekerja. Ia tak pernah mau meluangkan waktu untuk siapapun. Bahkan makan dan tidurnya tak pernah teratur lagi. Tapi jangan salah semakin bertambah usia ia malah semakin terlihat masih muda, tubuhnya masih tegap gagah,wajah yang masih tampan berkharisma dan jangan lupa tatapan tajamnya semakin menakutkan. Bertahun tahun ia semakin dingin kepada siapapun. Brakkk!!! Dobrakan pintu keras membuat pria itu mengalihkan pandangannya dari berkas berkas itu dan menatap tajam orang yang telah mengganggu nya bekerja. Munculah dua pria yang lebih muda melangkah berjalan dengan santai tanpa merasa takut pada Daniel. Mereka dengan santainya duduk. Pria berwajah yang mirip dengannya itu merogoh kantong jas dan mengambil ponsel untuk memainkannya berbeda dengan yang satunya,ia tampak tak berdosanya memakan makan yang harus dimakan Daniel.  Tak lama kemudian datang seorang wanita yang berlari kearah Daniel tanpa aba aba ia mengalungkan tangannya pada Daniel. Daniel yang mendapat pelukan dari wanita itu kaget. Deheman keras kedua pria itu membuat pelukan wanita itu terlepas. Wanita itu merenggut tak suka pada kedua pria itu,"Apa-apaan sih ganggu aja" "Romi cemburu feb,Ga peka amat lu"ceplos pria yang masih menyuapkan makanannya itu. Feby pun menatap Daniel dan Romi bergantian,lalu menatap Romi lama,"Kamu gak ikhlas aku meluk Daniel mas?"ucap nya pelan menatap sendu Romi. "Ehhh bu-bukan gitu sayang"jawab nya gelagapan. "Terus apa?"garang Feby Romi menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "Ahh kamu jahatt hikss hikss"tangis Feby mengeras. "Aduhhh sayang jangan nangis dong,kamu mau apa bilang sama aku sayang"dengan gelagapan ia segera menghampiri Feby yang kini menangis tersedu sedu disamping Daniel yang menatap jengah. "Udah ya jangan nangis"mengelus lembut rambutnya setelah memeluknya. Taklama kemudian terdengar napas teratur dari Feby membuat para pria bernapas lega. Ia segera membopong tubuh Feby berjalan keruangan pribadi Daniel. "Ppppttppp" seorang pria menahan tawanya saat Romi keluar dari ruangan Daniel. "Alfan!!kalo mau ketawa tawa aja kali ga usah ditahan"ketus Romi "Ya lucu aja bini lu lagi bunting ngidam nya pengin meluk Daniel yang statusnya mantannya"ceplosnya lagi. Yeah. Romi Alfandra Frandzo sudah menikah dengan Feby Aryani sekitar 4 tahun yang lalu. Kini Feby tengah mengandung anak kedua mereka. Romi mendengus kasar,"Lo mah kalo ngomong suka nyeklit njirrr"seraya melemparkan kulit kacang yang Alfan tadi makan. "Berisik!" Mendengar ucapan seseorang yang terdengar ketus membuat mereka menghentikan tawa dan lemparan kulit kacang itu. Mereka saling menatap satu sama lain dan langsung menatap seorang pria yang kini sedang duduk dikursi kebanggaannya dengan tatapan yang menusuk. Mereka cengengesan tak jelas,"Ehh pak bos,"ucap Alfan Daniel menaikan salah satu alisnya lalu melanjutkan pekerjaannya lagi. "Lo mah lama lama tua lho kak" Diabaikan "Yaelahhh kacang kacang" Diabaikan "Lo tau kan Abang Lo sekarang berubah" "Lagian gara gara dia juga sih main ngusir Syila kan jadinya galau sendiri"lanjut Alfan yang tak sadar membuat Daniel menahan napas sebentar lalu melanjutkan mengetik. Alfan mendengus kasar,"Sok Sokan gak peduli padahal udah rindu gak kepayang" "Aduh mbak Syila kan cantik ya pasti sekarang udah dapet pengganti kali"tambah Romi "Gak cantik aja dia kan lembut wajahnya itu menggemaskan banget apalagi dia masih muda ya udah dehhh aduhhh gue juga kepikiran mungkin dia udah punya anak kali ya"ujar Alfan. Daniel yang mendengar semua itu menjadi emosi. Tidak. Syila hanya miliknya. "Niel,coba kamu selidiki dulu itu video"saran Alfan. "Iya bang,Lo yah kalo videonya itu rekayasa Lo pasti nyesel udah nyiksa mbak Syila belum lagi Lo usir pas ujan gede banget"sambung Romi. Daniel hanya menatap kosong komputernya dan batinnya berperang antara menyelidiki atau tidak. "Ya udahlah gue titip bini gue ya"ucap Romi beranjak dari sofa dan melangkah keluar keruangan Daniel terlebih dahulu. Alfan beranjak dari sofa mendekati Daniel yang menatap kosong dan menepuk bahunya,"Usaha gak mengkhianati hasil bro,ikuti hati Lo jangan mudah emosi"lalu berjalan meninggalkan Daniel yang termenung sendiri didalam ruangannya. Sudah 5 tahun lebih hidupku sepi, Entah mengapa sejak kepergian dia aku mengacuhkan Feby. Dan Mommy yang mulai menjodoh jodohkan ku lagi membuat pusing. Sekian lama aku baru merasakan kehilangan dirinya. Apakah aku baru sadar mencintainya? Tapi kenapa baru sekarang? Kualihkan pandangan pada kotak merah meja kerjaku. Diambilnya dan dibuka kotak merah itu. Daniel mengambil sesuatu didalam kotak itu. Ia menatap sebuah cincin berlian yang didesain simple dan khusus. Ini adalah cincin pernikahan mereka. Ini cincin yang dipakai oleh Syila. Dan ini adalah cincin yang sengaja alm.Leo didesain sendiri saat perusahaan nya belum dialihkan padanya. Pikiranku menerawang kejadian sekitar 5 tahun yang lalu,setelah kejadian pertunangan aku dan Feby dilaksanakan. Flashback on Siang ini aku diminta untuk menemani Romi ketoko perhiasan. Ia menelpon ku karena ia berencana untuk melamar Feby. Ia sudah berulang kali menelpon ku dan merengek minta ditemani olehku. Kalo bukan adikku mana mau gue temani. "Bang,ini bagus ga?"Romi menunjuk salah satu koleksi ditoko itu. Belum sempat Daniel menjawab Romi sudah memotong ucapannya. "Atau yang ini? Yang ini?Hm yang ini juga bagus" Romi menunjuk cincin satu persatu satu. "Bang,jawab Napa?!"lanjutnya menatap sebal Daniel. Daniel langsung menatap tajam Romi,"Gimana Abang mau jawab kalo kamu dari tadi cerocos Mulu ga ada berhentinya" Romi menggaruk tengkuknya yang tak gatal sembari cengengesan tak jelas,"Ya maap atuh bos" "Jadi yang mana bang"lanjutnya menatap serius Daniel. "Ini bagus,"Daniel menunjuk cincin yang didesain simple hanya bermata biru. "Yakin nih?"Romi memincingkan matanya tak yakin. "Serah dah,udah nanya tek jawab Lo ribet deh"gerutunya sambil memutar bolanya malas. Romi cengengesan,lalu menatap pelayan toko"Mbak bungkus yang itu ya"seraya menunjuk cincin pilihan Daniel. "Baik mas,"yang langsung pergi membawa cincin itu untuk membungkus cincin itu. Saat menunggu pesanan Romi , pandangan Daniel tak sengaja menatap seorang wanita tengah memilih milih cincin yang tak jauh darinya. Ia menatap sesuatu yang dipakai wanita itu. Ia sangat yakin jika itu adalah barang yang sama seperti yang pernah dipakai Syila. Ia berjalan menghampiri wanita itu menghiraukan Romi yang terus memanggilnya. "Permisi,"suara Daniel membuat wanita dan pelayan toko itu menoleh. "Ya bisa saya bantu?"tanya wanita itu ramah. "Cincin yang kamu pakai dari mana?"tanya Daniel tanpa basa basi. Wanita itu hanya menatap bingung,"maksudnya?" "Cincin yang kamu pakai dari mana?"ujar Daniel lagi sambil menatap tajam. "Oh ini,"seraya memegang cincin yang menghiasi jari manisnya. "Ini saya beli sama wanita yang sepertinya pasien rumah sakit soalnya dari penampilan masih berantakan"sambungnya. Mendengar penjelasan wanita itu membuat Daniel penasaran,"Saya beli berapapun"ujarnya  "115 juta bagaimana?"lanjutnya saat Daniel melihat wanita itu menatapnya dengan bingung. Mendengar tawaran yang Daniel ucapkan membuat wanita itu tanpa pikir panjang mengiyakan nya. Setelah saling menukar cek dan cincin itu Daniel pergi berlalu meninggalkan wanita itu dan menghampiri Romi yang tengah memandangnya penasaran. "Lo habis ngapain bang?"tanya penasaran "Lah itu lo bawa apa?"lanjutnya seraya menunjuk sesuatu yang Daniel pegang. "Kepo"ketus Daniel lalu meninggalkan Romi dengan tampang cengo. "Woii bangg tungguinn gue donggg"teriak Romi yang baru sadar Daniel meninggalkannya sendirian ditoko itu. Flasback off "Mas Daniel" Suara seseorang membuat lamunannya terbuyar. Ia menoleh menatap seseorang itu,"Kenapa feb?"tanya Daniel sambil menghampiri Feby yang entah dari kapan ia duduk disofa. "Masih kepikiran lagi?"tanya Feby menatap prihatin keadaan Daniel yang semakin lama semakin dingin. "Ya gitu"balas seadanya. Feby berdecak pelan,"isss nih ya kenapa Lo ga selidiki dulu sih,kalo kaya gini Lo juga kan yang galau,coba Lo pikir deh kalo video itu gak bener cuma editan dan Syila udah terlalu benci sama Lo gimana? Lo sih punya uang banyak otak encer tapi masalah rumah tangga sendiri otaknya dangkal banget"ceplos Feby seraya menunjuk nunjuk jari telunjuknya didepan wajah Daniel. Feby menghela napasnya pelan, lalu menatap Daniel lagi, "Coba Lo bayangin aja ya, Syila itu masih muda,kalo diliat sih manis sama cantik banget ya walaupun masih cantikan gue ya," ujar Feby dengan percaya diri. "Udah baik,lemah lembut, body nya udah kaya gitar spanyol dah siapa sih yang nolak jadi suaminya Syila," "Apa lagi sekarang ini udah 5 tahun berlalu bisa jadi Syila sekarang udah punya anak, ya Lo bayangin aja sendiri"sambungnya lagi dengan entengnya. Mendengar ucapan Feby membuat Daniel mengepalkan tangannya, ia tidak rela jika Syila telah memiliki keluarga baru. Syila hanya miliknya. Yah hanya milik Daniel. Karena Syila adalah Syila nya Daniel. "Ya udah deh Lo mikir mikir dulu Ampe bangkotan. Gue mau pergi pulang takut Marcel nyariin gue" Feby beranjak pergi melangkah keluar ruangan CEO perusahaan Franzo .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD