Matahari telah tenggelam. Seorang wanita muda dengan pakai khas rumah sakit tengah berjalan teratih atih menuju toko perhiasan. Ia akan menjual cincin nikah dari mas Daniel, ia tahu mungkin uangnya masih kurang. Setidaknya ia telah berusaha. Sesampainya ditoko itu ia melangkah kedalam. Ia menjadi pusat perhatian, Bagaimana tidak? Syila masih mengenakan khusus orang rumah sakit, wajah nya yang pucat, jalannya masih teratih atih. Tapi Syila mengabaikan semua itu. Ia terus berjalan melangkah menghampiri salah satu karyawan toko tersebut.
"Mbak saya mau jual cincin ini" seraya memberikan cincin itu pada wanita itu.
"Ohhh,baik. Sebentar saya cek dulu ya mbak" ucap wanita itu menerima cincin itu dan pergi kedalam untuk memeriksa nya.
Tak lama kemudian wanita itu datang dengan pandangan yang sulit diartikan,
"Mbak ini beneran punya mbak?" Wanita itu menatap curiga Syila.
"Bener mbak, kalo ga percaya itu disitu ada nama saya dan suami saya,saya juga punya ktp"jelasnya Syila dengan cepat
"Kalo begitu kami hanya bisa membayar 52 juta mbak,saya sarankan mbak mending ketoko perhiasan yang lebih besar nanti disana saya jamin mbak bisa dapat uang 150-200 juta mbak"
Tanpa berpikir panjang Syila mengangguk cepat,"Gapapa mbak,saya mau" diserahkan uang sebesar 52 juta itu pada Syila.
Syila bernapas lega dan segera pergi menuju rumah sakit setelah mengucapkan terimakasih.
*****
Tubuhnya melemas
Pundaknya bergetar menandakan ia tengah menangis.
"Saya mohon dok, biar kan saya mendonorkan ginjal saya dok,tapi saya mohon tolong anak saya"perkataan wanita itu membuat dokter laki muda itu kaget. Bagaimana tidak? Wanita ini yang tadi dia kira kabur meninggalkan anak-anak nya dan tiba tiba dia datang menyerahkan uang 52 juta dan karena keadaan anak perempuan nya yang semakin memburuk membuat wanita ini berniat untuk mendonorkan ginjal nya pada pasien wanita itu.
"Tidak Syila, kamu baru selesai melahirkan ,jika kamu melakukan donor ginjal akan membahayakan kamu"larang dokter itu. Dibenaknya ia sangat kasihan padanya wanita itu.
Dokter itu tersenyum miris
Wanita muda melahirkan seorang diri
Badan kurus tak berdaya
Wajah yang tegar banyak sekali kesedihan didalam matanya
Ketabahan, kesabaran, ketulusannya benar benar membuat dokter muda itu terenyuh.
"Dok saya mohon,saya rela memberikannya demi keselamatan nyawa anak saya dok"ucap Syila dengan lirih. Ia bersujud dan memohon mohon kembali. Mendapat perlakuan Syila membuat dokter itu mundur dan meminta Syila bangun karena kondisinya yang lemah.
Syila menggeleng cepat,"Tidak dok,gak! Saya gak bakal berdiri sebelum dokter mengatakan iya kepada saya,"kuekuh nya menahan sakit diperut karena jahitan Operasi nya belum mengering sepenuhnya.
Mendengar ucapan Syila terpaksa dokter itu mengangguk pelan, "Baik,sekarang kamu istirahat dulu,2 jam lagi kita operasi"
Ucapan dokter itu membuat Syila mendongak dan berdiri dengan mata yang berbinar binar ia menatap dokter itu dengan senang, "Makasih dok" ucap Syila berulang kali seraya mencium tangan dokter itu.
"Iya iya sudah panggil saya bagas saja,sekarang kamu tidur dulu"ucap Bagas sambil menuntun Syila keranjangnya.
Tak lama kemudian Bagas mendengar napas Syila yang teratur membuat Bagas bernapas lega.
Ditatap wajah Syila yang polos itu
Hatinya benar benar terenyuh
Hebat,
Laki laki mana yang tega pada wanita ini?
Laki laki mana yang membuang mutiara secantik ini?
Sungguh hati wanita ini sangat mulia
Bahkan ia nekat pergi untuk mencari biaya demi anak anaknya.
Ia bahkan rela mendonor salah satu ginjalnya demi pengobatan anak anaknya.
Ia bahkan rela memohon dan mencium kaki Bagas hanya demi anaknya
Ia bahkan rela merebutkan sepeda yang rusak hanya untuk anaknya
Sungguh hebat wanita ini.
*****
Satu Minggu telah berlalu,wanita yang rapuh itu masih memejamkan matanya. Yups,karena keteguhannya ingin mendonor ginjalnya kini membuat dirinya koma selama satu Minggu.
Arsyila Putri
Ia tengah berbaring lemah tak berdaya, Entah apa yang membuatnya betah tertidur pulas.
Tenang? Tak memiliki beban? Bahagia? Tertawa? Apakah ia tengah merasakan itu?
Clekkk
Terbukalah pintu kamar rawat Syila.
Masuklah seorang laki laki muda berjas putih itu.
Wajah tampan itu tampak lelah karena pekerjaannya itu
Ia menatap Syila sebentar lalu berjalan kearahnya.
Dipandang wajah Syila yang tampak polos pucat itu
Dipegang tangannya lalu digenggam erat.
Dingin.
Tangannya terasa sangat dingin.
Ditatap sayu tubuh Syila.
Sungguh miris.
Entah apa yang dialaminya...
Ditengah pemeriksaan dia, tiba tiba ia merasakan jari jari Syila bergerak dan mata yang terpejam itu membuka secara perlahan lahan.
"Ya ampun,akhirnya kamu sadar juga"ucap Bagas bahagia yang melihat mata biru jernih milik Syila terbuka.
Syila menatap sendu Bagas,"Bagaimana dengan anak saya dok?"
Deggg.
Mendengar pertanyaan Syila membuat Bagas melongo tak percaya. Ia baru pertama kali mendapat pasien yang baru sadar dari koma menanyakan anak nya. Dimana mana orang baru bangun dari koma pasti menanyakan dirinya. Hadehhh. Ia terharuuuu.
"Bagas,kenapa kamu diam?! Anak anak saya baik baik saja kan?! Operasi anak perempuan saya berhasil kan?! Dia ga papa kan? Biayanya kurang? Ambil mata saya dok! Atau ginjal saya yang satunya juga gapapa dok,atau apapun dok"tanya Syila beruntun dengan mata yang berkaca kaca.
"W-whatt?" Pikirnya tak percaya
"Bagas"hingga panggilan dan sentuhan Syila membuat Bagas tersadar.
"Saya mau lihat anak saya"pinta Syila dengan memelas
Bagas membelalakkan matanya, "Gak! Kamu harus istirahat dulu"ucap tegas Bagas yang membuat Syila menatap Bagas sendu.
Bagas yang ditatap Syila seperti itu membuat Bagas memutar bolanya malas,"baik baik, tapi sebentar saja"
Senyum Syila mengembang, "Terima kasih Bagas"
****
Hatinya bergetar saat ia melihat anak anaknya yang sudah membaik keadaannya
Air matanya menetes bahagia.
Ia menatap ketiga anak anaknya itu dengan rasa syukur
Ia mengangkat kedua tangannya untuk membelai seluruh wajah anaknya satu persatu secara bergantian.
Senyuman tak pernah pudar menatap ketiga anaknya itu.
Tiba tiba sekelebat bayangan masa lalu membuat ia tersenyum miris,dibenaknya andai kamu disini mas? Andai kamu percaya sama aku,pasti kita akan menjadi keluarga yang paling bahagia, Andai kamu percaya sama aku pasti mereka tidak ada yang meninggalkan aku.
Dadanya sesak saat mengingat Daniel,bagaimana anaknya jika menanyakan ayahnya?
Bagaimana ia dan anaknya hidup tanpa Daniel,ya Tuhan.
Ia berjanji akan membahagiakan anaknya walau tanpa Daniel, ia akan berusaha membahagiakan mereka dan memberikan yang terbaik untuk anak anaknya.
Setelah puas melihat anak anaknya dan tau perkembangan nya Syila memaksa Bagas untuk diizinkan pulang, sedari tadi Bagas jengah mendengar bujukan rayuan Syila.
"Please ayoklah boleh lahh,ahh Bagas mah gitu gak sayang sama Syila" Ujar Syila sembari menarik narik jas putih yang dikenakan Bagas.
Bagas hanya melirik sebentar,"Gak"singkatnya,lalu mengalihkan pandangannya untuk tidak menatap Syila.
"Pokoknya Syila mau pulang lagian Syila udah mendingan terus anak anak Syila juga udah sembuh semua"kuekuh Syila.
"Kamu jangan pulang dulu syil,"bibi menyela perbincangan mereka. Bagas yang mendengar ucapan wanita paruh baya itu tersenyum puas dan menatap remeh Syila.
Syila merenggut tak suka, "ihhh bibi kok bela Bagas sih"ujar Syila tak suka menatap bibi dan Bagas sinis.
"Bukan gitu syil,tapi kamu harus pulih dulu"bela bibi
Syila menatap mereka sendu,"Syila sama anak anak boleh pulang ya? Yayaya" ucap Syila memelas dengan menatap puppy eyes.
Sekian lama Syila membujuk mereka akhirnya dibolehkan oleh bibi dan Bagas.
Melihat Bagas dan bibi saling tatapan dan menatap Syila bersama membuat Syila semakin menunjukkan ekspresi memelas nya. Dengan terpaksa mereka mengangguk mengiyakan permintaan Syila.
Syila yang melihat mereka mengangguk membuatnya mengembangkan senyumnya dengan mata berbinar binar iya memeluk mereka secara bergantian dan mengucap terimakasih.
******
Syila dan bibi berjalan keluar dari rumahsakit membawa ketiga anak anaknya itu. Sebelum keluar ia diberikan uang 875 juta sisa uang penjualan ginjalnya tapi ia hanya mengambil uangnya 16 juta sisanya ia meminta Bagas untuk dikembalikan. Bagas dan bibi sempat menolak karena uang itu sudah menjadi milik Syila tapi karena Syila mengancam uangnya mau dibakar jadi mereka terpaksa menyetujui nya. Ya pikir aja kali uang segitu banyak mau dibakar mana ada yang relaaaaa!!!!!!!!Gue jugaaaa mauuu.
"Kamu mau kemana syil?"
suara bibi membuat Syila menoleh kearah bibi sebentar,lalu menggeleng tanda tak tau,"saya tidak tau bi,niatnya mau keluar kota"
Jawaban Syila membuat bibi menatap sendu syila,"mending Syila ikut bibi ke Lampung"
"Lagian bibi sudah gak kerja lagi sama Tuan, bibi mengundurkan diri saat Syila diusir"lanjutnya.
"Tapi bukannya bibi sudah lama bekerja disana kenapa bibi malah mengundurkan diri?"heran Syila
"Syila kan tau disana bibi merasa bersalah,lagian bibi sudah tua,bibi juga udah niat dari lama pulang ke kampung tapi bibi agak ragu,"
"Kamu ikut bibi saja ke Lampung saja syil,"lanjutnya
Dengan ragu ragu Syila mengiyakan tawaran bibi,