Setelah berhasil mendapatkan kunci loker – cadangan – miliknya sendiri, Julliet kembali ke ruang kelas. Bel sudah berbunyi dan gadis muda dengan jepit rambut peraknya itu pun menunda rasa penasarannya akan apa yang ada di dalam kotak besi bernomor tersebut. Tubuhnya yang kurus dengan sepasang kaki yang jenjang karena keturunan kedua orang tuanya melangkah dengan pasti menuju ke kelas. Ia sempat berhenti sejenak di ambang pintu masuk, mengedarkan pandangannya ke sekeliling, memerhatikan pandangan-pandangan murid lain yang membuatnya sakit kepala belakang ini. Robin terlihat asik memainkan ponsel di mejanya, sesekali laki-laki muda yang sudah melepas jaketnya itu – karena begitulah peraturannya di sekolah – tersenyum kecil karena sesuatu yang muncul di layar ponselnya. Mungkin club bola fav