Chapter 12 - Bored To Death

1927 Words
Happy Reading     Salvatore Ferragamo adalah desainer terkenal asal Italia, beliau lahir pada tanggal 5 Juni 1989 di Bonito, Campanta. Setelah lulus dari University of South California, Salvatore menikah dengan Wanda Miletti Ferragamo dan mulai mendirikan perusahaan penghasil barang mewah dengan kantor pusat yang berada di Florence, Italia pada tahun 1928. Selaian bergerak dibidang fashion khusus sepatu, brand Salvatore juga memproduksi busana hingga aksesoris.Dan hingga sekarang Perusahaan yang telah memiliki 4000 karyawan tersebut mulai melisensikan perhiasan dan arloji. Ferragamo Group memiliki sekitar 660 toko merek yang tersebar diseluruh dunia dengan merek cetak terbesar di Eropa.Kini perusahaan fashion tersebut dipimpin oleh putranya yang bernama Ferruccio Ferragamo dan memiliki CEO bernama Eraldo Poletto. Selain itu Salvatore juga menulis beberapa buku dan salah satu yang paling terkenal berjudul Shoemaker of Dreams: The Autobiography of Salvatore Ferragamo. Beliau wafat pada tanggal 7 Agustus 1960 di Firenze, Italia.   Setelah pulang dari perpustakaan dan sedikit terlambat, Ana mendapati bahwa Mrs.Perskhin sudah duduk diruang utama Pallace menunggu kedatanganya. "Dabro Mrs.Pershkin. Maaf telah membuat anda menunggu." ucap Ana sopan menyesali keterlambatannya. Merasa sapaan tersebut ditujukan padanya, wanita tua yang nampak anggun dengan balutan gaun mahal karya desainer terkenal asal Asia Alexander Wang menoleh kerah asal suara dan mendapati wajah cantik yang sedari tadi ia tunggu kehadirannya. "Dabro senorita dan tidak masalah, aku tahu anda sangat sibuk." balasnya sopan pada gadis muda yang kini berdiri dihadapanya. "Jadi mari langsung saja kita mulai kelas sore ini." "Si senorita." Hingga mereka akhirnya mulai berjalan beriringan menuju ruang disebelah kiri pallace. Dan perlu kau ketahui jika setiap hari Minggu sore Ana memiliki kelas tata krama dimana Mrs.Perskhin bertanggungjawab atas segala tingkah laku dan etika Ana dalam bersikap.   Keesokan harinnya di Seoul, Korea Selatan. ~Manssion Won~ Malam yang melelahkan kemarin telah berjalan dengan cepat, hingga tanpa disadari hari sudah berganti esok dan matahari yang cerah mulai bekerja menyinari bumi dengan cahaya kuningnya yang hangat dan penuh kerinduan. Bangkit dari tempatnya tidur hanya menggunakan celana tanpa atasan berhasil menjadikan Leu tampak bagai malaikat yang turun dari langit. Tubuhnya yang dipenuhi dengan tato terlihat bersinar dan memberikan pantulan warna keemasan ketika terkena sorot dari sang surya,memantulkan refleksi dari bulu-bulu halus yang tumbuh diatas permukaan kulitnya saat membuka tirai putih pada jendela kamarnya. Tunggu dulu,bukan kamarnya yang damai di St.Petersburgh melainkan kamar mendiang Ji Won yang semalam ditempati dan diklaimnya sebagai tempat tidur untuk sementara waktu. Dari tempatnya berdiri,  Leu dapat melihat kesibukan para anak buah yang sedang bersiap untuk acara jamuan makan yang akan segera diadakan nanti, tepat pukul 8 pagi. Dan sekarang jam dinding yang tergantung diruang dengan didominasi cat warna hitam tersebut baru menunjukan pukul setengan enam pagi,masih ada waktu baginya untuk memeriksa segala kesiapan pestanya. Dan tanpa mengenakan pakaian, Leu segera beranjak turun dari lantai tempatnya berada. Baru saja kaki telanjang milik Leu keluar dari balik pintu kamar, muncul Marcus yang sepertinya memang akan datang kekamarnya. "Dabro utra senor." sapanya sedikit kaget dengan kehadiran tuan mudanya. ""Dabro utra Marcus." "Sarapan telah menunggu anda di bawah tuan." "Baiklah. Apa jalang tersebut sudah turun?" tanya leu pada sosok pria yang dihormatinya setelah sang ayah. "Aku rasa belum, dia tidak keluar kamar sejak semalam tuan. Bahkan tidak mengijinkan maid untuk membawakan makananya masuk." "Aku rasa dia sedang mengadakan demo mogok makan dan kita lihat saja sejauh mana ia mampu bertahan." "Apa anda memerlukan sesuatu lagi tuan?" "Tidak ada dan bergegaslah turun untuk makan bersama yang lainya. Aku akan mengurusnya dahulu." Dan setelah mengatakan itu pada Marcus, Leu beranjak pergi menuju kamar MiWon. Sesampainya dikamar mewah tersebut pemandangan pertama yang menyambut Leu adalah ruang kosong dan tidak ada tanda kehidupan disana. Seolah tak ingin ambil pusing, Leu melangkahkan kakinya menuju jendela kamar yang besar dan terang.   Namun belum genap ia menghembuskan nafas, tangan mungil yang terasa dingin telah melingkar erat dipinggulnya.Dan tak perlu membutuhkan waktu lama bagi Leu untuk menyadari tentang apa yang sebenarnya terjadi. "Apa kau sedang mencariku tuan?" sapa lembut seorang wanita dari balik punggung Leu. Dengan gerakan cepat dan tidak disadari Leu berhasil memuntir tangan MiWon hingga gadis Korea tersebut memutar tubuh kebelakang dengan ringisan yang keluar dari bibirnya lantaran menahan rasa sakit. "b******k apa yang sedang kau lakukan b*****h?" "Seharusnya aku bertanya dengan apa yang sedang kau lakukan jalang, bukankah aku sudah berbaik hati dengan tidak mengusirmu dari rumah sejak kemarin hah." bentaknya dengan nada tidak suka dan rahang yang mengatup rapat. "Kau menyebut orang yang telah menerahkan perusahaan dengan nilai jual tertinggi di Asia dengan pilihan kata jalang." sungguh kata yang tepat dan lebih baik dari sebuah kata terimakasih. "Aku harap tadi adalah bukti dari penyerahanmu dan perlu kau ketahui nona jika aku memang tidak berniat mengucapkan kata yang hanya membuatku lebih rendah darimu." dengan nada tajam Leu menghempaskan tubuh MiWon hingga jatuh tersungkur dilantai. Dan seolah ia adalah perempuan muda yang berhati baik,gadis tempramental yang ternyata juga pandai bermain violin tersebut tidak membalas dan malah tersenyum tulus kepada Leucotea. "Benarkah? Aku jadi tidak sabar untuk segera membalas dendam padamu. Dan aku yakin ketika saat itu tiba,maka kau akan menyesal telah berbuat hal ini padaku." desisnya tajam dengan senyum yang tak surut dari bibir mungilnya. "Baiklah aku pegang janjimu dan segera bersiaplah, pesta menunggu kita sebentar lagi." dengan nada dingin Leu mengucapkan hal tersebut sebelum beranjak pergi dan dengan sengaja melewati tubuh MiWon dilantai. "Kau hanya perlu tahu siapa diriku yang sebenarnya tuan muda nan tampan" Dan setelah mengucapkan sumpah serapah tersebut,MiWon yang pagi itu tampak kacau dengan kantung mata besar yang menghitam bangkit dari jatuhnya dan berjalan menuju walk in closeth miliknya untuk berganti baju.   Jika pria itu dapat bermain drama denganya,maka ia juga dapat menciptakan drama baru dan mempermainkannya. Hanya saja ia menunggu saat itu tiba dan diamnya MiWon bukan berarti pasrah,ia hanya sedang menunggu waktu yang tepat untuk tampil sebagai pemeran utamannya. Setelah keluar dari kamar MiWon, Leu segera beranjak menuju ruang bawah setelah mendengar suara seseorang yang dudah dihafalnya dengan sangat jelas. Adik tirinya yang paling bungsu telah datang, Yohanes Alexander Luciano. Dan setelah itupun mereka berpelukan seperti telah berpisah sejak lama dan baru dipertemukan kembali secara tidak sengaja. Pesta penuh dengan dustapun akan segera dimulai.     ~Jamuan Makan Pagi~ Kediaman Park JiWon   Acara pagi itu benar-benar sudah siap dan seperti acara jamuan makan para petinggi dari kalangan sosialita dan pengusaha bisnis diseluruh Asia, bahkan Leu juga mendatangkan beberapa pihaknya dari Rusia dan Sisilia sebagai tamu undangan dalam sebuah formalitas yang tampak nyata. Ruang depan yang telah diaulap menjadi ruang makan super besar dan mewah bagai di kerajan dan dalam semalam pula seluruh ruang di mansion tersebut berubah menjadi penuh hiasan layaknya dalam pesta pada umumnya. Tampak disudut kolam berenang yang disulap menjadi sebuah ruang wawancara lengkap dengan meja dan kursi untuk para tamu undangan. Ruang tersebut cukup mewah dengan beberapa tanaman hias yang sengaja ditempatkan dibeberapa sudut sekitar kolam. Dan tak membutuhkan waktu lama lagi acara jamuan makanpun dimulai. Tampak Steve yang datang bersama sang istri setelah tadi pagi dijemput Marcus di kediamannya di distrik Yeaudo. Telah merapat hingga membentuk barisan layaknya koloni semut yang akan melakukan parade dengan telur yang berada diatas kepala mereka, kini ruang makan dan disekitar kolam telah dipadati oleh beberapa wartawan dengan berbagai warna kulit, bedanya mereka membawa kamera bukannya telur semut untuk meliput undangan jamuan makan yang sepesial tersebut. Beberapa dari mereka ada yang membentuk kelompok sendiri sambil asik berceloteh tentang cuaca yang hari itu terlihat sedikit cerah dengan matahari paginya, adapula yang hanya membentuk kelompok kecil dengan dua orang saja, atau ada yang terlihat sibuk dengan kamera dan note kecil yang mereka bawa dan tak jarang pula dari mereka yang memilih asik menikmati hidangan tanpa berniat untuk berkomunikasi dengan yang lain, toh mereka juga saling bersaing saat itu, tentu untuk menulis berita paling menarik agar dapat terbit keesokan harinya. Wajah wajah tersebut merupakan wartawan profesional dari majalah-majalah ternama dunia yang bergerak dibidang bisnis dan seputar livestyle dari para selebriti, mengingat Kim MiWon merupakan artis yang sedang naik daun di Seoul. Diantara beberapa majalah tersebut adalah Forbes, Vogue, Regrad Magazine, Pure Dope Magazine, Southeast Asia Globe, People, Time, Russian News Paper, Soul Daily News, Asian Magazine hingga majalah dewasa seputar seks Playboy.Tentunya masih ada banyak beberapa majalah lokal lain yang jumlahnya tidak mungkin dijelaskan satu persatu. Setelah seluruh persiapan dirasa cukup,akhirnya acara jamuan utamapun dimulai dengan naiknya Yohanes bersama MiWon keatas panggung tepat ditengah-tengah ruang utama yang berubah menjadi ruang makan dengan beberapa meja bundar yang menghiassi setiap sisinya. Mereka tampak bagai pasangan sempurna dimana Yohanes menikmati peran intimnya bersama MiWon yang pagi itu tampak anggun dengan gaun malam panjang berwarna hitam yang jatuh pada tubuh rampingnya dengan belahan sebatas paha atas dibagian depanya. Penampilanya semakin tampak menarik dengan berbagai permata mahal dari perusahaan Jewelery terkenal yang melekat disekitar kulit putihnya yang sengaja dibiarkan terekpose. Sesampainya diatas panggung setelah bersabar menuntun MiWon dengan silleto berwarna emas miliknya, mereka berdua mulai membuka acara pagi itu dengan salam sapa yang diucapkan serempak dalam bahasa inggris, benar-benar seperti pemeran drama profesional yang sedang berekting membacakan naskah skenario. Dan gemuruh sapaan yang membahana dalam berbagai bahasa menggema menjadi satu dengan riuh tepuk tangan dari para tamu undangan yang sibuk dengan hidangan mereka masing-masing. Merasa pembukaan telah cukup dengan mengucapkan terimakasih atas kehadiranya dan menjelaskan maksut tujuan diadakannya acara tersebut,akhirnya dua manusia berbeda jenin kelamin terseebut turun setelah mengucapkan kata dalam bentuk lelucon hingga kengundang gelak tawa. "Makanlah dengan puas karena jamuan ini gratis dan tidak usah sungkan untuk meminta jatah double karena mungkin acara ini tidak akan terulang lagi mengingat kami keluarga pelit." Merekapun kembali turun dengan perlahan sebelum kembali bergabung dimeja makan yang letaknya paling dekat dengan panggung,atau berada di garis terdepan. Dan tak berselang lama jamuan tersebut berakhir sebelum masuk ke acara inti disisi kolam renang. Kilatan lampu blitz yang berasal dari berbagai jenis kamera menjadi penyambut kedatangan Yohanes dan MiWon yang kemudian diikuti oleh Marcus dan Steave. Setelah menempatkan diri dan duduk di kursi tepat dibelakang meja yang diatasnya terletak microphone berukuran kecil. Seketika suasana hening yang didominasi suara klik dari kamera berubah menjadi riuh ketika Marcus mentucapkan satu kata pertamannya. Dan seolah tak ingin kehilangan kesempatan emas untuk tetap eksis di dunia sosialita yang digelutinya, MiWon tampak terus tersenyum dengan manis hingga menampilkan deretan gigi putihnya yang sedari tadi tersembunyi dibalik lipstik merahnya. Dan kini keempat manusia yang sedang menjadi pusat perhatian tersebut sedang memainkan peran mereka dengan sangat baik agar tidak mengecewakan para penonton yang tampak antusias, bersembunyi dibalik topeng hingga waktu aktingnya berakhir. Tidak banyak yang disampaikan Marcus kecuali tujuan dari diadakanya acara tersebut dimana ia telah berada disana dengan pihak-pihak yang terlibat dan secara berurutan mulai nenjelaskan perwakilan dari kedua perusahaan besar tersebut. Dan bisik bisikpun mulai terdengar ketika pada intinya MiWon menyatakan bahwa Won Industry yang bekerja dibawah pimpinan sang ayah telah beralih kepemilikan dan kini berada dibawah naungan Luciano Inc. Dan dengungan yang semula seperti suara lebah yang bersautan semakin terdengar jelas setelah adanya pernyataan yang diutarakan oleh Steave. Tentu saja akan mengundang tanda tanya besar, sekarang kau pikir saja bagaimana bisa dua perusahaan yang berbeda tersebut secara tiba-tiba bersatu tanpa sempat ada sinyal sebelumnya. Yohanes yang sedari tadi diam mengamati kini mulai merasa jengah setelah mendengar pernyataan yang diucapkan oleh MiWon. "Tentu saja kami sangat berterimakasih pada pihak Luciano yang memerankan drama dengan sangat baik,dan sebagai partner yang setia kami menerima dengan tangan terbuka skandal luar biasa tersebut." Bahkan Yohanes dapat mendengar sendiri giginya bergemeletuk saat MiWon dengan sengaja mengusap lembut pangkal pahannya sambil bergumam.  "Bagaimana tuan, terdengar sangat meyakinkan bukan." * Walk in closeth adalah tempat dimana biasa digunakan untuk menyimpan berbagai jenis koleksi baju dan perhiasan dengan ruangan yang dilengkapi oleh kaca hampir diseluruh dindingnya.Pada umumnya letaknya bersatu dengan kamar mandi.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD