Chapter 10 - Ambition

1323 Words
I'am in love with you, or I'am in love with the feeling. Trying to find the truth, sometimes the heart is deceaving. Can you get out from my head, when I need you to save me, if I'am delusional than maybe I'am crazy in love with you. ******************** Happy Reading "Apa itu tanda penyerahnmu?" tanya Leu kepada Jiwon saat seorang gadis muda keluar bersama Marcus dari dalam mobil dengan keadaan berjalan sambil terseok-seok menggunakan haigheels dalam keadaan mata tertutup. "Miwon!" lirih Jiwon dengan nada bergetar lantaran menahan rasa sakit pada perut bagian bawahnya yang semakin lama mengeluarkan darah dengan deras. Kini wajah bulatnya yang semula pucat pasi berubah menjadi merah padam menahan amarah, tentu siapa yang tidak marah melihat putrinya jatuh dalam rencana busuk pria b******n seperti Leucotea. "Gadis muda yang menarik." tutur Leu gamblang sambil mengecup pundak putih terbuka gadis yang sekarang barada dalam dekapannya. Dihadapanya adalah gadis muda yang diberkati kecantikan hasil operasi plastik,putri tunggal dari pengusaha terkenal yang namanya pernah masuk dalam daftar jajaran pria terkaya didunia versi majalah bisnis ternama asal amerika, Forbes. Kim Miwon gadis muda keturunan Korea yang berprofesi sebagi model dan penyanyi, namun siap sangka bahwa gemerlap hidup mewah yang telah dijalaninya sejak kecil menjadikan Miwon tumbuh menjadi gadis manja dan matrealistis, hingga diusiannya yang belum genap 23 tahun, ia sudah kehilangan aset berharga dari seorang wanita. Dan lebih menyedihkannya lagi,ia akan segera menjadi salah satu boneka buatan Leucotea. "Aku tidak akan menyerah semudah itu, bajingan." ucap Jiwon dengan menggebu. "Benarkah, mari kita buktikan!" dan setelah mengucapkan kalimat tersebut Leu melepas penutup mata gadis dihadapnya dan tak kurang dari satu menit tubuh tua Jiwon mengejang sebelum akhirnya memuntahkn darah segar dan mati. Sedangkan gadis jalang dihadapanya hanya mampu membelalakan mata terkejut sebelum berlari kearah mayat sang ayah dan jatuh tersungkur tepat dihadapnya. Semoga arwahmu tenang bersama istrimu Park Jiwon Gadis tersebut terus berteriak histeris, bukankah itu sangat tidak wajar, ketika dirinya juga sempat berencana membunuh sang ayah, dan Leu benar-benar membenci hal tersebut hingga akhirnya menyuntikan cairan kuning pada lengan gadis malang tersebut sebelum akhirnya jatuh tak sadarkn diri. "Bawa gadis tersebut, dan urusi dua mayat lainnya. Sedangkan kalian yang masih ingin hidup akan menjadi bagian dari kami.Bos kalian sudah mati dan tidak ada lagi yang tersisa,apa ada yang keberatan?" tanya Leu dihadapan seluruh anak buah mendiang Jiwon. Dari barisan paling belakang tampak pria muda yang mengangkatkan tangan, namun baru saja sebagian dari mereka menoleh satu peluru berhasil dilayangkan Leu di tempatnya berdiri, menembus organ jantung sebelum akhirnya berlubang dan tewas. “Apa masih ada yang lainnya?"t anya Leu memastikan. "Tidak ada ampun bagi seorang penghianat!" teriknya yang langsung menggema di seluruh area gudang. Merekapun keluar dari sana satu persatu menuju tempat tinggal kediaman Won didaerah distrik Yeaudo.     ~Manssion Won~ Distrik Yeaudo Setelah melakukan perjalanan yang cukup lama, akhirnya rombongan yang bertambah banyak tersebut telah tiba di manssion mewah milik keluara konglomerat asal Korea tersebut. Para maid yang berkerja disana berhambur keluar melihat kedatangan sang majikan,dan mereka bertambah heran ketika majikanya dalam keadaan tewas dan tak sadarakan diri dalam gendongan seorang pria tak dikenal. "Aku ingin bertemu kepala manssion disini." tanya Leu membuyarkan lamunan para maid yang berada disana dan setelah mendapat perintah yang diterjemahkan langsung oleh pria tua yang diduga adalah tangan kanan Jiwon, seluruh maid tersebut berlari kedalam setelah ada yang mengurus tubuh kurus Miwon dan meletakannya dikamar lantai atas. "Apa langkah anda selanjutnya tuan." tanya Marcus pada Leu yang kini sedang berjalan mengitari kolam renang dengan air yang jernih dibagian dalam mansion. "Tunggu sampai jalang muda tersebut sadar, minta dia menandatangani perpindahan kekayaan dan kita urus berita di publiknya." "Maaf, apa yang tuan maksut adalah putri Jiwon?" "Tentu saja, kau pikir siapa lagi!" jawab Leu dengan nada sedikit kesal. "Apa anda memerlukan sesuatu tuan?" "Aku akan pergi keluar dan hubungi aku jika jalang tersebut bangun."  tak ingin menunggu jawaban yang akan diberikan oleh Marcus, Leu segera mempercepat langkah kakinya menuju pintu keluar dan langsung berjalan kearah dimana sedan mewah miliknya menunggu. Ia akan pergi menuju suatu tempat.       ~Luciano Drungke's~  kawasan padat di distrik Yeaudo   Tak membutuhkan waktu lama, yakni hanya sekitar seperempat jam, mobil yang dikendarai Leu telah sampai di sebuah bangunan modern tempat menjual daging sapi potong. Apa yang dilakukanya ditempat tersebut? Apa Leu berniat membeli daging sapi? Layaknnya para pembeli pada umumnya, Leu masuk setelah membunyikan bel yang tergantung pada depan pintu masuk toko dan seolah mengerti, ia segera menyebutkan nama seorang pria pada pegawai yang nampak sedang sibuk melayani pembeli wanita berbadan gemuk.Ya sepertinya toko yang buka 24jam tersebut sedang ramai oleh pengunjung. Dan tak ingin terlalu lama berada diruang yang didominasi bau amis tersebut, Leu segera menuju pintu khusus yang berada tepat dibelakang meja kasir. Terlebih lagi karena ia ingin segera menghindar dari tatapan memuja yang dilayangkan wanita pembeli daging yang notabene didominasi oleh ibu rumah tangga. Dan setelah melewati pintu besi dengan ketebalan lebih dari 30cm, Leu sudah berada dipelataran luas sebuah area terbuka yang dapat dikatakan sebagai gudang, ya tempat tersembunyi tersebut merupakan gudang ilegal milik Luciano Drungke's dimana setiap harinnya, ratusan pegawai bekerja mengemas berbagai jenis merek narkoba yang didatangkan langsung dari China untuk dijual dipasar hitam sekitar wilayah Korea Selatan. Pabrik narkoba miliknya berkerja dibawah pengawasan Luciano Inc, satu-satunya perusahaan senjata legal yang bekerja untuk pemerintah Rusia, namun siapa sangka bahwa kenyataan tersebut hanyalah kedok semata, nyatannya kartel miliknya juga memproduksi senjata terlarang yang dijual bebas antar sesama kartel terkenal dunia untuk kepentingan bisnis haram mereka. Tampak beberapa pegawai yang sedang berlalu lalang membukuk hormat ketika berpapasan dengan Leu, dan dari arah dalam gudang yang ternyata juga dijaga dengan beberapa pengawal dengan senjata api mereka, tampak pria tua berkebangsaan Korea datang menghampirinya. "Tuan Leucotea." sapannya lembut sambil membungkukkan badan hormat "Apa ada sesuatu hingga membawa anda datang kesini tuan?" tannyanya lagi ketika tak mendapat respon apapun dari salam yang diucapkanya. "Aku hanya ingin kau datang besok diacara jamuan makan keluarga Won, tentu kau tahu bukan siapa mereka?" ucap Leu sambil berjalan kedalam gudang dengan cerutu yang entah sejak kapan sudah berada diantara bibirnya. "Maaf tapi undangan apa yang sebenarnya sedang tuan maksut?" "undangan pesta pergantian kepemimpinan Won Industrial" "Lakukan saja, Marcus yang akan menjelaskanya, bersiaplah besok pukul 8 pagi, akan ada orangku yang datang menjemputmu dan istrimu dikediaman kalian!" "Si senor." "Antarkan aku ke gudang penyimpanan." "Lewat lift bawah tanah sebelah sini tuan." "Ohhh iya, apa kedai daging didepan juga selalu ramai pengunjung." tanya Leu disela langkah lebar mereka menuju sebuah lift besi yang akan membawa mereka pada kedalaman 200 meter dibawah tanah "Benar tuan, dan kami salu mendapat jatah bergilir setiap harinnya." jawab pria berambut hitam legam khas keturunan Asia tersebut sambil menekan tanda buka berwarna hijau pada bagian depan lift. "Bergilir? bukankah itu terlalu mencurigakan." "Kami rasa itu bagian dari trik manajement ekonomi dan sejauh ini semua berjalan lancar tuan." "Bagaimaa jika kau menggantinya dengan pegawai tetap dari luar?" "Bukankah itu lebih beresiko atas keberadaan gudang tersebut tuan?"  tanyanya sedikit heran dengan usulan yang diajukan oleh tuan mudanya. "Tidak, karena aku sendiri yang akan memilihnya." "Kami semuat patuh akan perintah anda tuan muda." " Jangan menyebutku seperti itu, aku tidak muda lagi!" peringatnya sebelum mereka beranjak keluar dari dalam lift. Berkunjung ketempat produksi kartel miliknya bukanlah hal biasa bagi Leu. Bahkan hal tersebut dapat menjadi agenda rutin baginnya. Ayahnya sendiri yang mengajarkan hal tersebut, karena bangsawan Sisilia sangat menghargai kerja keras anak buahnya dan kesetiaan mereka adaLah harga yang sangat mahal. Jadi tidak heran bila kebanyakan mafia dari negeri gangstar tersebut sangat benci pada seorang penghianat dan tidak akan ada lagi ampun atau kesempatan hidup bagi mereka. Setelah puas berkeliling diarea sekitar gudang, akhirnya Leu memutuskan untuk pulang setelah mendapat telefon dari Marcus yang mengatakan bahwa gadis jalang bernama Miwon tersebut telah sadar dan meronta seperti orang gila. Bukankah ia memang gadis gila. Dan tak perlu berbasa-basi, Leu segera bergegas pulang setelah keluar dari toko daging tersebut dan sejurus kemudian sudah mengendarai sedan mewah miliknya dalam perjalanan pulang menuju kediaman milik keluarga Won.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD