Selama beberapa hari, kebahagiaan Melody dan Kavi terus bertambah. Kavi semakin sibuk dengan pekerjaannya, tetapi ia bersyukur karena ia terus mendapatkan pesanan untuk jasa pindahnya. Bahkan, ia mulai merekrut dua orang karyawan untuk bekerja di pagi hingga siang hari karena ia tak bisa mengerjakan sendiri semuanya dan harus kuliah. "Kak Kavi, udah dong. Geli!" Melody menggeliat pelan ketika Kavi terus menggelitik pinggangnya dari belakang. Kavi tertawa pelan. Ia menghentikan aksinya lalu mencium pipi Melody. "Aku gemes sama kamu." "Tapi aku baru masak," ujar Melody. Ia menengadah untuk melihat wajah Kavi sementara pria itu mengeratkan pelukannya. "Aku tahu kamu baru masak, tapi seru nungguin kamu masak," tukas Kavi. Melody mencebik. "Iya, tapi Kakak nggak cuma nungguin. Ini namanya