Chapter 5. Kembali Ke Indonesia

1151 Words
Happy Reading. 8 tahun kemudian. Mexico city. Keyla bersiap untuk untuk masuk ke dalam ruang rapat dengan atasannya yang bernama Pedro Javier. Wanita itu membawa map yang berisikan tentang presentasi yang akan dia bawakan di hadapan beberapa jajaran tinggi perusahan. Ya, wanita berusia 29 tahun itu sekarang sudah menjelma menjadi wanita karir yang luar biasa. Dia melawan rasa sulitnya dan melewati dengan mudah berkat bantuan Viara dan Pedro. Awal-awal masa kehamilannya adalah hal yang tersulit bagi Keyla karena dia mengalami morning sick Ness yang sangat parah, tetapi Viara selalu ada untuknya dan Pedro juga selalu menemani Keyla pada masa melahirkan dan membesarkan duo kembar yang begitu cerdas itu. Semuanya sudah berlalu dan Keyla sekarang sudah semakin sukses dengan dua anaknya yang bernama Gisella dan Gazelle yang selalu menjadi penguatnya selama ini. "Selama siang semuanya, saya akan mulai mempresentasikan hasil dari diskusi yang beberapa Minggu lalu sudah kita bahas, kalau produk kita akan kita ekspor ke wilayah Asia meliputi Asia Timur dan Tenggara. Dan sepertinya kita juga berhasil mendapatkan kerja sama yang sangat menguntungkan dari salah satu perusahaan yang ada di Negara-negara Asia tenggara. Tingkat keberhasilan akan mencapai 100 persen jika kita bisa langsung mengenalkan produk ini," ujar Keyla. Sampai satu jam berikutnya akhirnya Keyla berhasil membawakan presentasi dengan mudah dan lancar. "Key, Minggu depan kita harus ke Indonesia, ada kerja sama yang bagus dan menguntungkan untuk kita, jadi kamu harus mempersiapkan diri," ujar pria bermata biru itu. "Indonesia? Kenapa harus aku, Pedro?" "Ya, karena kamu bisa aku andalkan dan kamu juga pasti sudah sangat mengenal seluk beluk negara itu 'kan?" Keyla menghela nafas panjang. Sudah delapan tahun dia pergi meninggalkan tempat kelahirannya itu. Apakah kini sudah saatnya dia kembali menampakkan diri di negaranya? Indonesia adalah tempat dia dibesarkan dan juga tempat yang pernah membuatnya terluka hanya karena seorang pria. Seseorang yang dulu dia cinta namun memberikan luka yang mengaga lebar bahkan orang itu juga yang memberikan cuka kepada luka tersebut. Hinaan dan fitnah yang di tunjukkan padanya masih belum seberapa di banding rasa sakitnya saat mendengar jika pria itu akan menggugurkan kandungannya jika dia hamil. "Tidak, dia tidak akan pernah tahu, aku tidak akan memberitahukan keberadaan keduanya," batin Keyla. "Apakah kamu masih mengingatnya?" tanya Pedro melihat keterdiaman Keyla. Ya, Pedro tahu semua masa lalu wanita cantik di depannya ini. "Aku tidak mungkin lupa, tetapi aku juga tidak ingin mengingatnya." "Kalau begitu seharusnya kamu sangat siap," ujar pria berambut coklat terang itu. *** Bandara internasional Soekarno-Hatta, Jakarta. Setelah melalui jalur perdebatan yang sengit antara Keyla, Pedro, Gisella, dan Gazelle. Akhirnya kedua anak kembar Keyla itu memaksa untuk ikut ke Indonesia. Keyla rasanya ingin menangis ketika kakinya menginjakkan di kota itu lagi. Keyla berharap tidak akan pernah bertemu dengan orang-orang yang dulu menyakitinya. Dia menganggap jika semuanya telah berlalu dan Keyla juga harus melupakannya. "Kamu siap?" "Ya, aku siap," jawab Keyla tersenyum. "Aku akan ke sana dulu untuk menelepon Mario," Keyla mengangguk. Mereka bertiga menunggu Pedro yang sedang menghubungi orang kepercayaan pria itu yang tidak ikut ke Indonesia. "Mom, apakah negara ini adalah negara asalmu?" tanya Gisella. Keyla menunduk menatap putrinya yang sangat cantik itu. Wajah keduanya sangat mirip dengan Arsenio versi kecil. "Ya, tapi Mommy sudah tidak memiliki keluarga di sini, jadi Mommy memutuskan untuk menetap di Meksiko," jawab Keyla. Gisella mengangguk paham, sedangkan Gazelle sejak tadi matanya mengawasi sekeliling. Dia seperti melihat seseorang yang sangat mirip dengannya saat baru saja turun dari pesawat tadi, tetapi saat akan dia kejar, sang ibu langsung menarik tangannya agar tidak menjauh mengakibatkan Gazelle kehilangan jejaknya. "Kamu mau kemana, Gazelle?" seru Keyla. "Mom, aku ingin ke toilet, itu lihat ada di sana papan nama toilet. Mommy please aku sudah tidak tahan," Gazelle memandang sang ibu dengan lekat, tidak lupa puppy eyes nya dia keluarkan sebagai jurus andalan. Sedangkan Gisella hanya mencibir tingkah kakaknya itu, tetapi hanya diperlihatkan pada sang kakak saja. Keyla memang melihat tulisan toilet yang berada di depan sekitar 100 meter dari tempatnya. "Ya sudah, ayo Mommy antar." "Tidak perlu Mom, aku sudah 7 tahun dan aku bukan anak kecil lagi, biar Gisella yang menemaniku," ujar Gazelle yang kemudian menarik tangan sang adik untuk ikut ke toilet. "Gazelle, ada apa? Aku tahu kalau kamu tidak kebelet," tanya Gisella yang sebenarnya curiga dengan tingkah kakaknya yang celingukan ke sana kemari seperti tengah mencari seseorang. "Kata siapa? Aku beneran mau ke toilet, kamu tunggu di luar, aku akan masuk sebentar," Gazelle menahan adiknya dan dia langsung masuk ke dalam toilet khusus laki-laki. Gisella hanya menurut dan menunggu sang kakak. Gadis cantik itu melihat sekeliling, tiba-tiba matanya memicing ketika melihat seorang pria berjalan bersama beberapa orang berpakaian serba hitam menuju ke arahnya. "Apa dia yang bernama Arsenio Abian? Sial! Jangan sampai dia melihat ku!" Gisella langsung masuk ke dalam toilet khusus wanita dan dia harus segera bersembunyi. Gadis cantik cerdas itu langsung mengeluarkan benda pipinya yang sudah sangat canggih. Gisella meski berusia 7 tahun tetapi dia sudah sangat menguasai bidang internet dan juga kakaknya seorang hacker kecil. "Gadis itu mengutak-atik ponselnya untuk mencari tahu data seorang pria yang selama dua tahun terakhir ini selalu menjadi incaran dia dan Gazelle. Ya, kedua anak kembar itu memang genius. Meskipun Keyla tidak pernah menceritakan siapa ayah kandung mereka tetapi di saat usia mereka menginjak lima tahun, Gisella pernah mencuri dengar curhatan sang ibu kepada Aunty Viara dan keluarlah sebuah nama seorang pria yang tidak adalah Arsenio Abian Saputra dari mulut sang ibu. Hingga akhirnya keduanya menyelidiki siapa pria itu. Mereka sangat yakin jika dia adalah ayah biologisnya karena kemiripan mereka 90% dan Gazelle terlihat begitu mirip dengan Arsenio. Ting! "Ah, kenapa virus ini selalu menggangguku!" Gisella akan mencari tahu informasi tentang keberadaan Arsen di bandara tetapi sepertinya sedang ada yang mengganggunya. Tok! Tok! "Gisella? Apa kau ada di dalam?!" "Gawat, itu suara Mommy," gadis kecil itu langsung memasukkan ponsel pintarnya ke dalam tas dan langsung membuka pintu. "Iya Mom, aku tadi kebelet," jawab Gisella nyengir kuda. Keyla menghela nafas, Pedro juga sudah kembali dan Gazelle baru keluar dari dalam toilet. "Ayo sekarang kita ke apartemen yang Uncle sewa, kalian pasti lelah dan ingin istirahat 'kan?" tanya Pedro. "Tidak Uncle, kami hanya lapar," jawab Gazelle. "Ya sudah ayo kita cari makan setelah itu langsung ke apartemen." Kedua anak kembar Genius itu langsung mengangguk. Keyla berjalan di tengah sedangkan dua anak kembarnya di samping kanan dan kiri. Pedro berjalan di samping keduanya berjalan dengan menggandeng tangan Gisella. Kehadiran mereka langsung mendapatkan perhatian dari semu orang. *** Arsenio baru saja melakukan perjalanan dari Singapura, dengan wajah yang dingin dan datar Arsenio berjalan dengan angkuh menuju ke mobil yang menjemputnya. "Tuan, saya ada informasi penting," ujar sang asisten pribadinya. "Ada apa? Jangan pernah bicara yang tidak penting denganku!" sang asisten langsung menelan salivanya ketika mendengar ucapan Arsen. Tentu dia begitu takut dengan atasannya itu. "Tolong lihat ini, Tuan." Pria yang bernama Ibnu itu memperlihatkan layar iPad berlogo buah itu. "Salah satu anak buah kita mendapatkan foto ini, mereka mirip sekali dengan anda, Tuan." Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD