Chapter 4. Arsenio Tahu Segalanya

1019 Words
Happy Reading. Arsen menghela nafas kasar, perasaannya tidak karuan, saat ini dia menjadi gelisah sendiri. Ada perasaan bersalah di hatinya, dia bukan cowok bodoh yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Sungguh ada rasa penyesalan ketika dia mengetahui semuanya. Ya, akhirnya Arsen tahu jika bukan Keyla yang memberikan obat perangs*ng itu. Ternyata Rachel yang akan menjebak adik tirinya tersebut. Arsen tidak sengaja mendengar semua ucapan Rachel saat dia berkunjung ke rumah kekasihnya itu tanpa memberitahu kemarin. Dan Arsen langsung pergi begitu saja tanpa melabrak kekasihnya. Arsen sudah terlanjur kecewa kepada wanita itu. "Sialan!" Arsen mengumpat berkali-kali dan menarik rambutnya frustasi. Sungguh dia tidak menyangka jika selama ini dia berhasil di bodohi. Sebuah panggilan masuk terlihat di layar ponselnya, cowok itu melempar ponselnya ke ke atas sofa setelah melihat siapa yang menghubungi dan langsung pergi keluar meninggalkan kamarnya. Dia merasa marah terhadap Rachel karena telah membohonginya. Dia juga baru tahu semua kenyataan jika ternyata selama ini Rachel telah memfitnah Keyla di depan Arsen dan hal itulah yang membuat Arsen merasa jijik dengan Keyla. Semuanya bersumber dari Rachel dan dia terlalu mempercayai kekasihnya itu. Kekasih? Huh, Arsen tidak tahu harus bagaimana menghadapi hubungannya dengan Rachel setelah ini. Apakah Arsen masih pantas dengan menganggap wanita yang sangat dicintainya itu sebagai kekasih mengingat apa saja yang telah Rachel lakukan kepada Keyla. Sungguh selama ini ternyata dia telah di bodohi oleh wanita itu. Arsen terlalu membenci Keyla karena hasutan Rachel. BRAK! Arsen menutup pintu depan depan kasar, membuat Mbak Marni yang tengah membersihkan ruang tamu terkejut. "Duh, den Arsen kenapa mukanya nyeremin, ya?" gumam wanita paruh baya itu. Arsen ingin mencari Keyla, dia ingin meminta maaf kepada gadis itu. Ah, sekarang Keyla sudah bukan gadis lagi. Arsen menyesal karena telah menuduh Keyla telah menjebaknya. "Aarggkk! Sial! Kenapa gue bisa bodoh gini sih!" Arsen memukul setirnya keras untuk melampiaskannya seluruh emosi yang mendera jiwanya. Sekarang Arsen bingung untuk mencari ponselnya yang dia tinggal di kamarnya tadi, padahal niatnya dia akan menghubungi Keyla dan mengajaknya bertemu, tetapi seperti kesalahannya yang melempar ponselnya ke sofa jadi Boomerang untuk dirinya sendiri. "Aaarrrkk!" *** Arsen menatap Rachel dengan tatapan tajam, tetapi mulutnya sama sekali tidak mengucapkan apapun. Arsen ingin lihat sampai kapan Rachel akan membodohinya. "Hai sayang, aku kangen!" "Di mana Keyla?!" tanya Arsen to the poin. Rachel yang tadinya tersenyum sumringah akhirnya mengubah mimiknya menjadi cemberut. "Kenapa kamu bertanya tentang dia? Emangnya kamu mau apa, sayang? Apa kamu nggak jijik sama Keyla? Atau apakah kamu mau bikin pelajaran sama anak itu?" kini senyum Rachel kembali mengembang. "Ah, aku tahu! kamu pasti akan membuat pelajaran pada Keyla karena dia telah berusaha menggoda mu dan juga menarik perhatianmu dengan tubuhnya itu kan? Iuh, menjijikan sekali!" "Di mana Keyla?" Arsen mengulangi pertanyaannya tanpa mengubah mimik wajahnya. Tentu saja hal itu membuat Rachel benar-benar terkejut. "Keyla, dia udah pergi beberapa hari yang lalu, kita nggak tau dia pergi kemana, memangnya kenapa?" Arsen tidak menjawab pertanyaan Rachel, pria itu langsung pergi dari rumah Keyla menuju ke perusahaan ayah wanita itu. Darman mengatakan jika putri kandungnya juga telah pergi. "Bapak nggak tau kemana perginya, dia tidak memberitahu pada siapapun, hanya secarik kertas yang mengatakan jika dia pergi jauh dari keluarga karena tidak mau menjadi benalu lagi, padahal selama ini Bapak sudah banyak mengabaikan dia, Nak Arsen." Arsen langsung limbung, sungguh dia tidak pernah menyangka jika Keyla memutuskan untuk pergi tanpa memberitahu siapapun. Apalagi dia mendapatkan kabar jika Keyla telah pergi seminggu yang lalu. Bahkan ayah Keyla sendiri tidak tahu kemana putrinya itu pergi. Ada perasan yang tidak bisa Arsen jabarkan. Sungguh dia menyesali semua perbuatannya terhadap Keyla. Wanita dengan senyum manis di bibirnya. *** "Kakak! Mana ponsel gue!" Arsen menoleh dan melihat Alisha dengan tatapan jengah. "Gue pinjam sebentar, pelit lu!" Arsen kembali membuka ponsel adiknya itu. Arsen ingat jika Alisha dan Keyla saling mengenal. Pasti Alisha punya nomor Keyla. Sedangkan nomor Arsen sendiri sepertinya sudah diblokir oleh wanita itu. "Mau ngapain sih! Mommy!! Arsen jahat banget!" Selma yang baru keluar dari dapur melihat putra dan putrinya yang sepertinya tengah berdebat. "Alisha, ada apa?" "Tuh Mom, Arsen ambil hp ku!" Selma yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya. Kedua anaknya itu sudah beranjak dewasa tetapi kenapa kelakuan keduanya masih seperti Tom and Jerry. "Pelit banget sih, gue cuma mau nelpon Keyla pake nomor elu!" "Keyla? Keyla adiknya cewek lu? Dia kenapa? Jangan bilang kalau elu mau nyakitin dia lagi!" "Ck, Keyla pergi dan nomor gue di blokir, gue mau minta maaf sama dia," ujar Arsen sendu. "Memangnya kenapa, Arsen? Apa yang kamu lakukan sama Keyla? Kenapa kamu harus minta maaf?" tanya Selma. Dia merasa akhir-akhir ini putranya itu memang terlihat berbeda. Sepertinya ada sesuatu yang Arsen sembunyikan. Arsen bingung harus bagaimana, apakah dia akan menceritakan semuanya kepada Mommy dan Daddy-nya ataukah akan dia pendam sendiri. *** Keyla akhirnya tinggal di Mexico dan dia merasa betah di negara ini, dia memilih negara itu karena Keyla memiliki teman yang tinggal di sana. Viara benar-benar menolongnya bahkan memberikan tempat tinggal. Sekarang dia juga sudah mulai bekerja di sebuah kafe dengan gaji yang lumayan. "Key, kalau kamu mau, kamu bisa nerusin kuliah di sini, eman loh kalau nggak punya title sarjana tuh. Padahal aku tahu kalau kamu tuh pintar dan cerdas," ujar Viara. "Memangnya bisa kalau nerusin kuliah? Terus biayanya gimana?" "Kamu tenang aja, aku kenal sama seseorang yang bisa membantu kamu. Kalau masalah biaya nanti bisa aku bantu, tetapi kamu benar-benar harus lulus dan menjadi sarjana." "Tapi gimana dengan kehamilan ku?" Viara memegang tangan Keyla. "Kamu nggak perlu khawatir, kalau kamu nggak kuat ya jangan di paksakan," jawab gadis berlesung pipi itu. "Yang penting kamu harus kuat dan bisa menghadapi semuanya, kamu harus tegas dan jangan pantang menyerah, ingat jika di dalam sini ada dua nyawa yang harus kamu jaga," lanjut Viara memegang perut Keyla yang sudah terlihat menyembul. Ya, setelah pemeriksaan kemarin hasilnya adalah Keyla memiliki dua bayi di dalam perutnya. Tentu saja itu adalah anugrah yang luar biasa yang di berikan oleh Tuhan. Keyla merasa jika hidupnya akan dia gunakan untuk memberikan kasih sayang yang besar terhadap anak-anaknya. Dia juga akan menjadi wanita kuat agar bisa membesarkan keduanya yang diketahui berjenis kelamin laki-laki dan perempuan. Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD