Happy Reading.
Keyla meminta izin untuk ke kamar mandi, suasa di ruangan tadi benar-benar membuatnya gerah. Apalagi Arsen selalu menatapnya seperti ingin memakannya saja. Bagi Keyla, Arsenio telah banyak berubah. Padahal tadi dia mengira jika Arsenio akan membentaknya bahkan mengusirnya seperti 8 tahun lalu. Atau mungkin akan keluar kata-kata kotor dari mulutnya dan mengatakan dia sebagai wanita jal*Ng. Namun, entah kenapa sikapnya menjadi sangat berbeda. Bahkan sejak pertama kali mereka bertatap muka, Arsenio selalu memperlakukannya dengan lembut, sangat berbeda dengan yang dulu.
Meskipun Keyla tidak mengalami trauma seperti kebanyakan korban pemerkos*an lainnya, dia juga bisa mengendalikan dirinya saat berhadapan dengan pria itu. Bahkan jika Arsenio akan membentaknya, Keyla akan siap. Namun, seluruh pemikiran Keyla ternyata melenceng jauh. Arsenio sejak tadi hanya menatapnya dan terkadang tersenyum tipis. Bukankah hal itu malah terasa mengerikan, ya? Wajahnya yang seperti itu entah kenapa membuat Keyla malah menjadi muak.
Kebencian yang tertanam di hatinya untuk pria tersebut tidak pernah surut. Meskipun mendendam dan membenci itu bukanlah sifat yang baik, tetapi jujur setelah mendengar semua pernyataan Alvaro 8 tahun lalu, yang saat itu mengatakan jika dia akan menggugurkan kandungannya kalau sampai Keyla hamil, saat itu juga perasaan benci tertanam di hatinya. Dia korban tetapi dia yang di hina, untung saja mental Keyla kuat dan dia bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal gila.
Sejujurnya Keyla tidak berharap akan bertemu kembali dengan pria ini, tetapi sepertinya takdir memang berkata lain. Dia harus bekerja sama dengan perusahaan milik Arsenio. Keyla akan berusaha profesional, hanya satu yang dia takutkan, Arsenio akan mengetahui keberadaan kedua anak kembarnya. Dan berusaha mengambil mereka darinya atau Arsen akan membuat mereka pergi.
Tidak, Keyla tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Dia akan menyembunyikan anak-anaknya sampai kapanpun dan tidak akan pernah memberitahukan siapa ayah biologis mereka.
"Kartika, tolong antar Nona Keyla ke kamar mandi," ujar Arsenio kepada sekretarisnya. Entah kenapa semuanya terkesan sangat lembut dan hangat, padahal semua orang tahu jika selama ini Arsenio adalah orang yang dingin dan kejam.
"Baik Tuan," jawab wanita berkacamata itu.
Keyla hanya bisa menghela nafas pasrah, entah kenapa dia sangat tidak menyukai sikap Arsen yang seperti ini. Bahkan bukan hanya Keyla menyadari perubahan sikap pria itu. Ibnu dan Kartika merasa jika bosnya itu sangat berbeda.
Akhirnya Keyla keluar dari ruangan tersebut mengikuti langkah Kartika. Wanita itu terlihat masih muda, mungkin masih seusianya. Kartika memberitahukan letak kamar mandi yang berada di luar ruangan dan terletak paling ujung. Sebenarnya di ruangan tadi ada kamar mandi, tetapi Arsen malah meminta Kartika mengantarkan Keyla di toilet umum.
"Di sini, Bu," ujar Kartika.
"Terima kasih," Keyla langsung masuk ke dalam. Sejujurnya dia tidak hanya buang air, tetapi dia juga ingin menelepon kedua buah hatinya yang saat ini ia tinggal sendirian di apartemen.
Keyla sudah tidak sabar ingin mengetahui keadaan mereka. Sebentar lagi memasuki jam makan siang dan Keyla belum bisa pulang dengan cepat.
"Halo mommy?"
"Hai, kalian sedang apa?"
"Kami sedang main game, ada apa Mom menghubungi kami?"
"Mommy bingung belum bisa pulang secepatnya, nanti kalau mommy terlambat pulang kalian makan cereal yang ada di kulkas, ya? Tapi mommy akan berusaha untuk pulang agar kalian bisa makan siang, nanti mommy bawain bakso atau soto ayam, pasti kalian suka."
"Okelah mom, jangan khawatir sama kami, mommy juga tidak perlu tergesa-gesa. Memangnya sekarang ini ada di mana?"
Sebenarnya itu adalah pertanyaan pancingan dari Gazelle karena dia ingin membuktikan jika penelusurannya tidaklah benar.
"Mommy ada di salah satu perusahaan, bertemu dengan klien."
"Apa nama perusahaannya, Mom?"
Gazelle sengaja menanyakan karena dia ingin tahu di mana ibunya berada, karena Gazelle menemukan jika ibunya tengah berada di perusahaan milik Arsenio Abian Saputra. Dari mana Gazelle tahu, tentu dia melacak dari ponsel sang ibu. Mudah-mudahan saja ibunya tidak bertemu dengan pria tersebut.
"Memangnya kenapa sih? Sudah ya, sekarang kalian siap-siap makan siang pakai cereal dulu, mommy usahakan pulang sebentar lagi."
Setelah itu Keyla menutup panggilannya dan dia langsung menyelesaikan urusannya di kamar mandi.
Sepertinya setelah ini Keyla akan meminta izin untuk pulang, dia harus bisa membujuk Pedro. Entah apa maksud Arsenio memperpanjang urusan meeting mereka padahal semuanya bisa di bahas esok hari. Tinggal menyiapkan surat kontrak kerjasama dan penandatanganan.
Keyla keluar dari dalam kamar mandi dan membasuh tangannya di wastafel. Setelah itu dia memutuskan untuk kembali ke ruangan. Namun, tiba-tiba tangannya dicekal oleh seseorang. Keyla terkejut saat melihat siapa orang yang mencegahnya pergi.
"Keyla, kemana saja kau selama ini? Apakah sudah bosan bersembunyi dan sekarang sudah berani menunjukkan diri. Lalu apa hubunganmu dengan pria yang bernama Pedro itu?" tanya pria yang tidak lain adalah Arsen dengan nada frustasi dan kegetiran yang kentara.
Nafas Keyla tercekat ketika Arsenio mengukungnya di tembok, bahkan tubuh pria itu begitu dekat dengannya. Bahkan Keyla bisa merasakan nafas pria itu. Terlihat sangat jelas dan matanya menatap Keyla dengan sayu dan ada setitik kilat kesedihan di sana. Keyla benar-benar tidak bisa mendeskripsikan apa yang ada di otak pria itu. Setahu Keyla, pria di depannya ini sangat membencinya.
Tubuh Keyla menegang, kakinya sudah bergetar karena ketakutan. Tiba-tiba terlintas kembali kejadian di mana Arsen yang memaksa untuk melayaninya. Bahkan kata-kata kasar yang dulu di teriakan oleh Arsen terdengar begitu jelas. Padahal sudah 8 tahun mereka tidak bertemu dan Keyla beranggapan jika dia akan siap menghadapi pria ini, tetapi ketika melihatnya sedekat ini dengan perasaan takut, marah, dan campur aduk, tentu saja membuat wanita itu hanya bisa diam dan mengunci bibirnya rapat-rapat.
"Tidak, aku tidak boleh takut. Kalau memang sudah kau persiapkan secara mental, seharusnya kau bisa menghadapinya," batin Keyla.
"Maaf Tuan Arsen! Anda benar-benar tidak sopan, tolong menyingkir dari depan tubuh saya!" seru Keyla.
Arsenio terkejut melihat reaksi Keyla, terdapat kilatan kebencian di matanya. Apakah kejadian 8 tahun benar-benar membuat Keyla berubah?
"Aku tahu kamu paham dengan apa yang aku katakan," suara Arsen berubah menjadi lembut. Dia tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini. Meskipun rasanya itu begitu terlambat. "Selama ini aku mencari mu, tetapi tidak pernah ketemu, kau sangat sulit di cari. Aku tidak tahu di mana kamu bersembunyi, dan akhirnya sekarang kamu mau kembali, maafkan kesalahanku delapan tahun lalu, aku menyesal!"
Jantung Keyla berlalu kencang, dia tidak salah dengar 'kan? Arsen selama ini mencarinya? Untuk apa? Dan apa tadi katanya? Meminta maaf? Ah, kepala Keyla benar-benar merasa pusing dengan segala hal yang menurutnya benar-benar mustahil.
"Aku membencimu, Arsen! Kalau bukan karena pekerjaan aku tidak mau bertemu dengan pria sepertimu!"
Bersambung.