FOUR

1137 Words
Bagai air yang mengalir ke tenggorokan yang kering akibat tak minum air berhari-hari, rasanya begitu lega lepas dan menyenangkan. Icy suka suasana hatinya dan hidupnya saat ini. Tak hanya membeli ponsel dan segala perlengkapannya di Bali, ia juga memberi kamera untuk mengabadikan moment. Walau belum puas berada di Bali karena hanya ada waktu sekitar dua jam tapi Icy setidaknya bisa puas berlibur di Thailand, Jepang dan Korea Selatan. Tanpa membutuhkan tourguide, Icy bisa menuju ke tempat-tempat wisata tersebut dengan bantuan google. Ia pun tak kesusahan berkomunikasi karena ada google translate yang begitu luar biasa mengeluarkan suara. Kini ia sudah berada di kota London, Inggris sekitar tiga hari. Ia masih berkeliling menikmati suasana kota dengan pertimbangan akan menjadikan kota ini tempat tinggalnya. Tapi Icy masih begitu penasaran, ia ingin sekali pergi ke London ke Barcelona juga ke Paris ataupun New York serta kota-kota besar lainnya sebagai pertimbangan. Ia memilih kota besar karena ingin mendapat pekerjaan, tentu saja ia tak akan terus menghamburkan uangnya yang akan habis jika ia tidak bekerja meskipun nyatanya uangnya masih begitu banyak. Pasalnya Icy hanya menggunakan uang untuk makan, beli tiket pesawat dan pesan kamar hotel tidak untuk membeli oleh-oleh atau pakaian. Tapi sebelum itu semua Icy terpikir ingin pergi ke Dubai, menjadikan tempat itu sebagai akhir dari liburannya. Tapi, itu bisa dipikirkan nanti. Sekarang ia harus mencari negara yang tepat untuk ia jadikan tempat tinggal. Tenggat waktu tiga hari-tiga hari, Icy sudah berkeliling ke negara-negara besar mencoba mencari kenyamanan setelah kemudian ia benar-benar menuju ke Dubai sesuai keinginannya. Dan ia memutuskan untuk tinggal di New York lebih tepatnya di Brooklyn, setelah mempertimbangkan banyak hal. Icy menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk yang berada di kamar apartemen sederhananya. Ya, Icy sudah membeli apartemen ini karena suka dengan tempatnya juga lingkungannya yang aman tak jauh dari kota cukup memudahkan. Rencananya besok ia akan melamar pekerjaan, tetapi ia bingung akan melamar kerja dimana sedangkan dirinya saja baru lulus sekolah menengah atas beberapa bulan yang lalu. Ibunya memang gila begitu terobsesi tentang karirnya, tetapi ibunya sangat mendukung keputusan sang ayah yang menyuruhnya mengambil jurusan management bisnis saat akan kuliah. Jika kalian ingat Icy adalah anak semata wayang, jadi jika bukan Icy yang mewarisi semua harta papanya lalu siapa lagi? Tentu saja orangtuanya tak akan rela memberi semua harta itu secara cuma-cuma. Tapi tetap saja itu semua bagai mimpi, dan jika dipikirkan kembali rasanya Icy harus kuliah disini dan bekerja sambilan. Ia cukup pintar jadi mungkin ada celah untuk mendapat beasiswa. Ya yang harus Icy pikirkan sekarang adalah mencari universitas yang mau menampung dirinya, masalah pekerjaan bisa ia tunda hingga ia benar-benar diterima sebagai mahasiswa. Meskipun Icy sudah lepas dari kendali ibunya, Icy akan tetap tertuju pada keinginannya. Ia akan tetap mengambil jurusan management bisnis karena ia cukup menyukai beberapa mata pelajaran disana. Lagipula untuk lapangan pekerjaan juga tak perlu dipikirkan karena dikota besar seperti ini ada banyak perusahaan yang akan siap menampung. Dipikir-pikir kembali Icy bertanya-tanya bagaimana keadaan orangtua dan juga kru artistnya dinegara kelahiran, mereka pasti waktu itu kalang-kabut mencarinya apalagi Aliah yang terus bersamanya dan bertugas mengawasinya. Ngomong-ngomong ini sudah satu bulan lewat dan bagaimanakah karirnya? Iseng, Icy menggoogling namanya sendiri. Ternyata cukup heboh dan banyak sekali berita tentangnya yang tiba-tiba keluar dari dunia entertainment. Icy cukup terkejut saat ibunya mengadakan konferensi pers dan menyatakan bahwa hal ini merupakan keputusan Icy sendiri dan sebagai orangtua tentu tak ingin menghakimi dan harus mensupport apapun keputusan anaknya, Icy berdecih saat mendengar ibunya berkata demikian. Jadilah ibunya meminta maaf pada pihak-pihak yang dirugikan dan akan menyelesaikan semua secara baik-baik, hebatnya uang orangtuanya bisa mengatur itu semua. Hebatnya lagi konferensi pers tersebut disiarkan secara eksklusif dibeberapa channel televisi ternama. Tapi Icy saat ini hanya bisa tersenyum miring, meskipun orangtuanya bersikap santai dan seolah tak terjadi apa-apa. Icy jamin seribu persen bahwa orangtuanya kalang kabut. Mereka pasti menyogok pihak bandara agar tahu tujuannya dan begitu terus hingga namanya tertera ke negera Thailand. Ayah ibunya memang kaya tetapi tidak punya wewenang apa-apa dinegara lain. Dan itu cukup membuat Icy senang, ia bisa hidup bebas meskipun ia harus merubah penampilan dan membuat fake account untuk sosial medianya. Keesokan paginya, ia sudah bersiap dengan kemeja lengan pendek berwarna peach dan celana dasar hitam panjang yang sudah ia beli beberapa hari lalu. Ia juga sudah mengepang rambutnya kebelakang, ia sudah memakai kacamata minus yang selalu ia pakai saat membuat lirik dan nada lagu di studionya. Tas selempang tersampir dilengannya dan Icy sudah siap dengan penampilan barunya menuju salah satu kampus besar yang sudah ia cari tahu melalui google bahwa mereka membuka pendaftaran masuk. Icy sengaja mengubah penampilannya agar tak dikenali orang dan hidup nyaman disini. Bahkan terpikir olehnya untuk memasang behel dan membuat tompel dipipinya, tapi jika dipikir lagi ia hidup dinegara orang lain. Bisa saja ia di bully dan itu bukanlah harapan Icy dalam hidup barunya. Selesai mengurus pendaftaran dan hari semakin siang, ia begitu lapar hingga memilih mengisi perutnya sebentar. Icy menuju kesalah satu kafe terdekat dengan masker yang setia menemaninya. Icy tak mau ambil resiko bertemu dengan orang asal negaranya yang berada disini dan keberadaannya jadi tersebar. Itu buruk bahkan sangat buruk. Icy baru akan memulai hidup barunya dan ia tak akan menghancurkan hal yang bahkan baru akan dimulai. Ia sangat menikmati makanannya hingga matanya tak sengaja melihat selembar kertas yang ditempel di etalase kaca kafe yang berisikan kue-kue mungil dan pastinya enak juga terasa lembut dimulut. Segera saja Icy mengabiskan makannya lalu segera berjalan ke kasir menanyakan pasal lowongan kerja yang tertempel apakah masih berlaku atau tidak. Rasanya begitu senang saat Icy mendengar bahwa lowongan itu masih berlaku, tentu tanpa ragu ia pun ingin mengambil kesempatan itu. Ia bahkan langsung dipertemukan oleh manager kafe untuk membicarakan tentang lowongan kerja tersebut. Setelah bicara banyak hal seputar pekerjaan yang harus Icy lakukan, Icy segera mengucapkan terimakasih dan pamit pulang. Mulai besok lusa ia akan bekerja di kafe tersebut sebagai pelayan, tapi sebelum itu ia pun sudah memberi tahu bahwa dirinya akan mengikuti test masuk perguruan tinggi besok hingga jadwal seharusnya diganti menjadi besok lusa. Icy juga sempat bertanya apakah boleh dirinya bekerja separuh waktu karena harus kuliah juga, dan jawaban yang diterima cukup membuat dirinya lega karena Mr. Adam manager kafe ini mengatakan bahwa para pelayan dikafe ini kebanyakan adalah mahasiswa yang bekerja sambilan termasuk Hasley gadis kasir yang mengantarnya keruangan manager tadi. Mr. Adam pun mengatakan bahwa jika Icy sudah mendapat jadwal kuliahnya, ia harus segera memberitahu Mr. Adam untuk menyesuaikan jadwal bekerjanya. Baru pertama kali bertemu Icy sudah menyukai Mr. Adam, bukan sebagai pria dan wanita tetapi sebagai atasan dan bawahan. Mr. Adam yang tampak masih muda itu begitu baik dan ramah, menjelaskan sesuatu hingga Icy paham dan ia merasa beruntung mempunyai atasan seperti itu. Selama perjalanan pulang senyum tak lepas dari bibir Icy meskipun oranglain tak bisa melihat karena terhalang masker yang menutupi sebagian wajahnya. Vote and Comment please!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD