THREE

997 Words
Bagai direstui alam, ternyata dokter membius kedua orangtuanya agar bisa beristirahat. Dengan kesempatan yang ada, Icy gunakan untuk mencairkan semua uangnya lalu memasukkan kedalam rekening barunya. Lalu melakukan hal yang sama yaitu menghapus pesan pemberitahuan penarikan uang diponsel ibunya. Betapa gembiranya hati Icy. Dalam lamunannya menjaga kedua orangtuanya, Icy sempat berpikir untuk tidak kabur. Bagaimana pun hanya mereka berdua yang Icy punya, tapi Icy masih tetap ingin hidupnya ia yang tentukan bukan orang lain atau bahkan mamanya sendiri. Icy harus memberi waktu, setelah mereka siuman kira-kira mereka sudah taubat atau belum. Dan mungkin inilah yang disebut harapan yang tak nyata. Obsesi mamanya tak berubah meskipun kepalanya sudah dijahit, papanya pun begitu. Masih acuh saja. Jika begini tanpa ragu Icy kabur dari mereka. Dimana sebagai orangtua, sangat ingin ditemani dan dijaga anaknya saat sakit. Mamanya malah memaksanya untuk pergi pemotretan dan menyanyi menghibur orang. Sudah satu minggu berlalu, kondisi kedua orangtuanya sudah lumayan pulih kecuali patah kaki sang papa yang masih sangat perlu perhatian. Pelaku masih dicari melalui cctv yang hebatnya sudah Icy hapus hingga tak meninggalkan jejak, hebatnya lagi kecelakaan ini tak terendus media karena uang. Mamanya masih begitu mengaturnya tetapi tidak masuk ke kamar atau studio lagi sejak keluar dari rumah sakit. Koper sudah Icy siapkan, rencananya hari ini ia akan kabur. Hari ini mamanya harus cek up begitupun papanya, sedangkan ia ada acara diluar kota meskipun itu hanya pemotretan saja. Ia menyuruh Aliah memasukkan kopernya ke mobil. Meski begitu ingin bertanya, asistennya itu tak mengatakan apapun dan Icy tak ingin menjelaskan apapun. Padahal pakaian untuknya sudah disiapkan, mungkin yang menjadi pertanyaan mengapa ia membawa koper. Selama perjalanan tak ada obrolan apapun, Icy sibuk dengan piano mininya dan terduduk nyaman seperti biasanya. "Icy, sehabis pemotretan mau langsung pulang atau bagaimana?" Icy mengangkat wajahnya menatap sang asisten, "Kita istirahat dulu kali ya Al, capek banget soalnya. Perjalanan kita lumayan jauh, pemotretannya sore ini kan ya?" Aliah menganggukkan kepalanya dengan memutar wajah sedikit kebelakang, "Iya kayaknya selesai malam deh. Mau pesan hotel aja Cy?" "Boleh juga, udah hampir siang begini aja kita masih dijalan. Terus belum lagi mau pemotretan pasti bakal capek banget kalo langsung pulang. Aku gak ada job kan besok?" "Enggak ada kok Cy, tiga hari kedepan baru ada sinetron buat kamu." Icy menatap seolah meminta penjelasan. "Sinetron yang lagi naik daun sekarang, mau kamu jadi pemeran pembantu wanita disana. Perannya jadi seorang istri yang ditinggal suaminya yang merupakan pemeran utama." Icy mengerutkan keningnya, sedih sekali perannya kali ini. Jika dipikir lagi, Icy selalu saja mendapat peran yang menyedihkan dan selalu menjadi orang baik yang tertindas. Wajahnya yang cantik dan lembut ini membuat dirinya cocok memerankan peran protagonis macam itu, padahal jika ada tawaran untuk peran lain tak ragu Icy akan menerima sebagai pengalaman untuknya. Tapi buat apa dipikirkan, toh dirinya juga tak akan main sinetron itu. Ia akan pergi meninggalkan dunia karir yang sudah dibangun sang mama untuknya, meninggalkan negara ini dan tinggal sejauh mungkin tanpa ada yang bisa mengenalinya. Sesampainya dilokasi, Icy beristirahat sebentar dikamar hotelnya. Kopernya pun sudah ditaruh didekat ranjang. Semua rencana sudah terancang dengan baik diotaknya. Tiba-tiba suara ketukan pintu sedikit menyentak lamunan Icy, segera ia bangkit dari rebahannya dan membuka pintu kamar yang menampilkan wajah Aliah. "Kita langsung ke bawah aja yuk, semua udah pada nunggu." Icy mengangguk dan kemudian keluar dan mengunci kamar hotelnya, mengikuti langkah Aliah tanpa perlu mempersiapkan diri atau berganti pakaian. Karena ia akan segera mengganti pakaian dengan pakaian yang sudah disiapkan untuk pemotretan, jadi tidak perlu memikirkan penampilannya yang sekarang hanya memakai jeans hitam dan kaos panjang hitam. Pemotretan kali ini Icy mendapatkan tugas ganda. Yang pertama adalah pemotretan untuk promosi produk kecantikan dan satunya lagi untuk majalah. Dan sangat kebetulan sekali fotografernya adalah orang yang sama, jadilah Icy harus bekerja ekstra hingga larut malam. Berganti pakaian untuk beberapa kali dan berganti latar tempat pemotretan yang diadakan di aula hotel yang sudah disulap untuk kepentingan pemotretannya kali ini. "Kamu langsung istirahat saja Al, aku akan langsung ke kamarku. Besok kita akan berangkat jam berapa?" "Tadi ibu telfon saya katanya kita berangkat jam sembilan saja. Sedikit nyantai karena tak ada tenggat job besok." Icy kembali paham. "Yasudah aku udah ngantuk banget. Besok ke kamarku jam sembilan sekalian bawa sarapan ya." Aliah mengangguk kembali dan membiarkan Icy pergi dari aula pemotretan. Asistennya itu terlalu lelah dan tidak berpikir bahwa Icy akan kabur. Hal itu tak pernah ada dalam pikirannya sama sekali. Icy menuju kamarnya dan langsung tertidur setelah sebelumnya ia mengambil jam alarmnya untuk diletakkan dinakas menunjukkan waktu dimana ia harus kabur. Tidur nyenyaknya terusik saat suara bising jam alarm masuk ke telinganya, disaat ia ingin mematikan alarm tersebut otaknya seakan teringat sesuatu. Buru-buru ia matikan jam alarmnya, menuju kamar mandi dan mencuci muka dan menyikat gigi. Beralih pada kopernya yang belum tersentuh sama sekali, mengambil sebuah jacket tebal lalu memakainya tak lupa masker wajah agar ia tak dikenali. Menarik koper tersebut dan keluar dari kamar hotel dimana masih begitu sepi. Sekarang masih pukul empat pagi dan Icy nekat keluar, berjalan sebentar menuju jalan raya atau kendaraan umum untuk bisa mengantarnya ke bandara. Ternyata masih ada beberapa ojek online yang mencari pelanggan, tentu saja ia langsung meminta antar ke bandara secepatnya. Dibandaranya masih cukup sepi, mungkinkah dirinya terlalu pagi atau bagaimana Icy tetap saja melangkahkan kaki masuk. Melihat jadwal penerbangan tercepat menuju ke pulau dewata bali. Masih sekitar tiga jam lagi dan Icy harus menunggu disalah satu restoran yang buka 24 jam paling dekat dari bandara. Rencananya ia akan pergi ke pulau dewata bali, membeli ponsel disana dan bermain sebentar hingga jam sembilan. Lalu pergi kebandara dan menuju negara Thailand untuk berlibur dua hari, kemudian pergi ke negara Jepang selama dua hari, berlanjut ke Korea selatan untuk dua hari dan berlibur keliling eropa mencari negara untuk tempat tinggal berikutnya secara tetap selamanya. Berpindah warganegaraan. Sungguh Icy tidak sabar dan begitu menanti hari-hari menyenangkannya kedepan. Berlibur ke negara-negara yang sangat ia kunjungi dan berkeliling eropa, rasanya sungguh tidak percaya ia akan berada dititik ini. Vote and Comment please!!!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD