Kontrak pacar palsu

1072 Words
Lady Qin terdiam. Tanpa diduga Ze Shaosen berjalan ke arahnya dan Wu Zeming setelah mengucap kalimat aneh yang membingungkan. Ze Shaosen berjalan santai, penuh percaya diri. Dia mengenakan kemeja berwarna hitam, dengan mantel coklat selutut. Celana dan sepatu berwarna senada dengan kemejanya menambah ketampanan laki-laki yang merupakan Nobsoul tersebut. Semua orang terhenti tatkala Ze Shaosen melewati mereka, bahkan beberapa gadia menabrak tong sampah, dan beberapa lagi tersandung karena tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari Ze Shaosen. "A Qin, bukankah dia sepupumu waktu itu?" Wu Zeming menatap Ze Shaosen keheranan. "D-Dia ..." "Sepupu? yang benar saja. Aku pacarnya. Kau mengerti? menjauhlah dari pacarku." Ze Shaosen memotong ucapan Lady Qin. Lady Qin hanya bisa terdiam dan salah tingkah, sesaat dia juga terpesona akan penampilan Ze Shaosen. "Hahaha, kau pacar baru A Qin? A Qin, dia bercanda bukan? kau tak mungkin punya pacar baru. Beberapa menit lalu kau mengatakan bahwa kau masih sedih karena putus dari Tan Lishen." "G-Gege, dia ini sebenarnya ..." "Kau tak mengakui aku sebagai pacarmu?" Ze Shaosen menatap Lady Qin tajam. "Bukan begitu, tapi ..." "Bukankah kemarin kau bilang aku adalah pacarmu?" "Ya ampun. Dia ini kenapa? kemarin dia menolakku mentah-mentah, sekarang malah berbuat sesuka hati begini," Lady Qin menghela nafas frustasi. "Kau ini hanya mengaku saja, kan? A Qin, dia tak mungkin pacarmu, kan?" Wi Zeming kembali memastikan. "Lady Qin. Aku ini pacarmu atau tidak!" Ze Shaosen semakin mendesak Lady Qin. "Jika dia mau berpura-pura menjadi pacarku, ini juga menguntungkan sih," "Lady Qin!" suara Ze Shaosen seperti menembus ke gendang telinga Lady Qin. "Ah, terserahlah!" Lady Qin menarik nafas panjang, "Wu Gege, b-benar dia pacar baruku," ucap Lady Qin sambil tersenyum tak enak hati. "Kau mendapat pacar baru? tapi kau masih sedih karena Tan Lishen?" "Dia masih belum bisa melupakan mantan pacarnya. Tapi, aku akan membuat dia melupakan laki-laki itu. Jadi, bisakah kau pergi dari sini? kau tak ada urusan dengan pacarku, kan?" Ze Shaosen sangat tidak senang dengan Wu Zeming, bahkan dimulai dari pertama kali bertemu. Menurut Ze Shaosen, Wu Zeming sangat tidak sopan, dan merupakan manusia yang harus dijauhi. "Ze Shaosen, jangan bicara tak sopan begitu kepada Wu Gege," Lady Qin menyenggol Ze Shaosen, sambil tersenyum kepada Wu Zeming, "Gege, maaf. Dia memang agak sensitif," ucap Lady Qin kemudian. "Kau bilang aku sensitif, kau ..." "Tak apa. A Qin, Gege ucapkan selamat karena sudah mendapatkan pacar baru. Artinya, kau tak akan bersedih lagi, kan?" Wu Zeming memotong kalimat Ze Shaosen. "I-Iya, Ge. A Qin tidak akan sedih lagi," "Tapi, jika ada masalah, A Qin masih bisa membaginya bersamaku. Aku akan selalu ada untuk A Qin," "Tak perlu. Kau tak perlu selalu ada, karena sekarang aku sudah bersamanya, dan akan bersamanya setiap saat. Kau bisa urusi masalah lain saja." "Zeze, sudah kukatakan jangan bicara begitu pada Wu Gege!" Lady Qin menepuk pundak Ze Shaosen. "Hahaha, tak apa A Qin. Aku harus pergi sekarang, sampai jumpa lagi, ya?" Wu Zeming beranjak sambil melambaikan tangannya. "Ya pergi saja sana, jangan kembali lagi," omel Ze Shaosen pelan. "Aih, kau ini apa-apaan, Wu Gege, sampai jumpa, dan terimakasih!" seru Lady Qin sambil membalas lambaian tangan ke arah Wu Zeming. "Kau masih berteman dengan manusia itu? sudah kukatakan dia tidak sopan!" suara Ze Shaosen meninggi beberapa desibel. "Hei, Ze Shaosen. Kenapa kau tiba-tiba datang dan membuat keributan? sudah kukatakan Wu Zeming memang begitu, itu hal yang wajar." "Aku tak menyukainya, jangan berteman dengannya lagi." "Kau ini ... hah! baiklah, lewati masalah itu. Sekarang katakan, mengapa kau ke kampus dan mengaku-ngaku sebagai pacarku," "Bukankah kau yang memintanya? kau mengatakan tentang pacar baru palsu dan lainnya," Lady Qin terdiam sejenak, beberapa detik kemudian dia berseru kegirangan, "Kau benar-benar mau membantuku?! Ze Shaosen, kau tidak bohong, kan?" "Kenapa? kau berubah pikiran?" "Tidak, tidak! aku kira kau hanya main-main saja tadi. Baiklah, sekarang Ze Shaosen adalah pacar baru A Qin! m-maksudku pacar palsu." "Hmm, aku akan membantumu kembali pada mantan pacarmu, tapi, aku hanya akan menjadi pacarmu di tempat ini, dan terserah aku kapan akan bekerjasama. Artinya, aku bisa tidak datang jika kau memanggil mengenai kerjasama ini." "Jangan begitu, bagaimana jika aku membutuhkanmu disaat terdesak, dan kau tak datang?" "Aku akan memutuskan sendiri. Aku datang disaat terdesak. Seperti tadi." "Itu bukan keadaan terdesak, dasar aneh," Lady Qin bergumam. "Kau setuju, tidak? jika tidak, ayo kita batalkan," "Setuju! aku setuju, jangan dibatalkan," "Baiklah, kemarikan tanganmu." Dengan kaku Lady Qin mengulurkan tangannya ke arah Ze Shaosen, "Untuk apa aku perlu mengulurkan tangan? mau menciptakan salam kerjasama kita?' "Lebih tepatnya kontrak," "Kontrak lagi? ini juga menggunakan kontrak?" "Aku diajari. Setiao berhubungan dengan manusia, harus menggunakan kontrak tertulis yang tak bisa dibantah, karena manusia terkenal biasa berbohong dan menarik perkataan mereka." "Apa? wah, menjengkelkan sekali mendengarnya, siapa yang mengajarimu hal itu?" "Ferdinand." "Laki-laki jangkung yang aneh itu, aku akan melarang A Lin untuk menyukainya," Lady Qin mengomel. "Apa yang kau lakukan, buka telapak tanganmu," Lady Qin menarik nafas panjang. Dia kemudian membuka telapak tangannya, karena telah melakukan hal itu sebelumnya, Lady Qin mengetahui apa yang selanjutnya Ze Shaosen lakukan. Yah, laki-laki itu mengusap tangan Lady Qin seperti menyalin, sebuah cahaya keluar yang artinya kontrak disepakati. Setelahnya, Ze Shaosen menjalankan tugas sebagai pacar Lady Qin. Walau dia terlalu kaku, dan kadang tak bisa bekerjasama dengan baik, namun dia tampan. Hanya itulah yang bisa diharapkan dari Ze Shaosen. Lady Qin mendapat keuntungan melalui wajah tampan Ze Shaosen, mereka mulai terkenal seantero kampus, dengan julukan A Qin dan pacarnya yang berwajah Bangsawan. Menurut Ze Shaosen, dia sangat puas akan julukan itu karena memang benar dia adalah bangsawan di tempat asalnya. Lady Qin sangat malas mendengar Ze Shaosen membanggakan diri, tapi mau tak mau dia harus selalu mendengarnya. Tak seperti perkiraan. Awalnya Lady Qin mengira akan sulit memanggil Ze Shaosen, karena dalam kerjasama pacar palsu ini, semua terserah kepada Ze Shaosen. Namun, ternyata tidak sesulit itu. Lady Qin justru hampir tak bisa bernafas, karena Ze Shaosen selalu datang ke kampus dan menebar pesona hingga gadis-gadis kampus tergila-gila padanya. Mereka sangat bar-bar mengikuti Ze Shaosen meskipun mereka tau bahwa Ze Shaosen sudah memiliki pacar. Pascar palsu maksudnya. "Hei, sebenarnya kau ini sengaja menebar pesona di kampus, kan? kau ingin memenangkan kontes? hingga mengumpulkan banyak penggemar dari kampusku?" ucap Lady Qin memprotes kelakuan Ze Shaosen. "Apa itu tebar pesona? aku tak melakukan apapun, hanya berjalan. Gadis-gadis manusia saja yang tak tahan dengan ketampananku, mereka mudah dipengaruhi." "Dan kau bangga atas itu? dasar," "Kau iri?" "Siapa yang iri, tidak ada untungnya untukku," "Jika tidak iri, berarti kau cemburu?" "Apa?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD