Saudara pembuat onar

1091 Words
"Yang mulia, mmuach. Kau harus jadi pacar baruku. Pacar baru palsu," "Wuahh!" Ze Shaosen terbangun dari tidurnya. Demi apa, bahkan dalam tidurpun Ze Shaosen bermimpi tentang Lady Qin yang sangat absurb. Bagaimana tidak, seharian ini gadis itu melakukan segala hal. Mulai dari ingin mengajari Ze Shaosen apa itu ciuman. Hingga meminta Ze Shaosen menjadi pacar palsunya. Ze Shaosen menghela nafas, dan merasa tertekan oleh ulah Lady Qin. Beberapa menit kemudian, Ze Shaosen beranjak dari kamarnya menuju dapur untuk mengambil air minum. "Gara-gara pemangsa ayam itu, aku jadi tak bisa tidur dengan tenang," Ze Shaosen mengacak-acak rambutnya, "Menyatukan bibir dan bibir katanya? lalu pacar palsu? bisa-bisanya dia ... wah! aku tak tau dia segila itu. Aku tak bisa mengurusnya lagi. Tak boleh datang saat dia memanggil lagi. Pokoknya tidak!" Ze Shaosen mengomel hingga bibirnya monyong-monyong, "Menyatukan bibir? hah, yang benar saja," dalam omelannya itu, tiba-tiba Ze Shaosen memikirkan sesuatu. Dia terdiam sejenak, dan ekspresinya terlihat aneh, "Tunggu dulu. Jika pacaran bisa menyatukan bibir dan bibir, berarti dia dan mantan pacarnya itu juga ... menyatukan bi ... bir ..." "Ze Shaosen," "Aa! Ferdinand, dasar kau ... kau mengagetkanku!" Ze Shaosen terlonjak ketika tiba-tiba Ferdinand berada di dapur dan memanggilnya. "Sejak kapan jantungmu menjadi lemah? tak biasanya kau kaget dengan hal sepele," ucap Ferdinand. Laki-laki itu mengenakan piama berwarna merah hati dan juga sandal hangat berwarna senada yang tampak imut, dia lalu mengambil air dari dalam kulkas lalu meminum air tersebut beberapa teguk. "Tentu saja aku kaget. Kau tiba-tiba datang, seperti hantu saja." "Harusnya aku yang lebih kaget. Kau sudah kehilangan kewarasan? mengapa kau mengomel di dapur malam-malam begini." "Kau sendiri sama saja. Sejak kapan kau menyelinap kesini? benar-benar," "Aku saja pulang, dan langsung mengganti pakaianku dengan piama. Kau tahu? aku sedang kesulitan." "Kau? seorang Nobsoul kesulitan?" "Kau pikir hanya aku? aku tahu kau juga kesulitan. Di bumi ini, manusia dengan gender wanita sangat unik. Aku baru saja melarikan diri dari salah satu manusia tersebut," "Kau? seorang Nobsoul melarikan diri?" "Lalu aku harus bagaimana? ah, aku benar-benar frustasi," "Aku lebih frustasi lagi." "Karena Lady Qin?" "Hmm, memangnya siapa lagi?" "Mereka bersaudara tampaknya memang hobi bersosialisasi dan berbuat onar. Kau tahu, aku ini melarikan diri dari kakaknya. Lady Lin." Ze Shaosen menatap Ferdinand agak ragu. Dia berdehem beberapa kali, dan menggosok-gosok lehernya, "Ferdinand ... apa kau pernah begini?" Ze Shaosen menyatukan kedua telunjuknya. Ferdinand pun dengan tidak paham ikut menyatukan kedua ujung telunjuknya, "Begini? apa yang kau maksudkan?" "I-Iya begini. Anu, bibir dan bibir ...." Ze Shaosen tiba-tiba memonyongkan bibirnya. "Ciuman?" "Aih, kenapa kau menggunakan bahasa v****r seperti itu? kau terdengar seperti si pemangsa ayam. Jangan mengikuti bahasa para manusia, kita adalah Nobsoul." Ferdinand terkekeh mendengar perkataan Ze Shaosen, "Hahaha, Ze Shaosen, Ze Shaosen, kau ini benar-benar Nobsoul yang ketinggalan zaman." "Aku bukan ketinggalan zaman. Aku melewati zaman itu," "Dengan cara tertidur ratusan tahun. Kau mengatakan ciuman adalah bahasa v****r? hahaha, lucu sekali." "Jadi ... kau pernah melakukannya?" "Tentu saja belum." "Dasar. Lalu kenapa kau sok meledekku?" "Setidaknya aku tak melarangmu menggunakan bahasa manusia, hahaha." "Kau masih tertawa? hei, katakan padaku, apa semua manusia bisa menjadi jiwa murni? kriteria jiwa murni semakin menurun. Kenapa orang seperti dia bisa membangunkanku?" "Ya karena dia yang pertama bertemu denganmu sebelum orang lain," "Hah, tapi anak itu ... benar-benar, tempo hari dia memelukku sembarangan. Lalu dia ingin memberi contoh bagaimana manusia menyatukan bibir dengan bibir. Dia juga memintaku untuk berpura-pura menjadi pacarnya. Kau percaya itu? Ah, aku tak mau berurusan dengannya lagi." "Berhenti mengeluh. Aku juga punya masalah yang sama. Kalau dipikir-pikir mereka memang sedarah." "Kau membicarakan Lady Lin?" "Hmm, saudara Lady Qin. Ah, bagaimana dia bisa tahu dimanapun aku berada? dia mengikuti. Berulang kali aku melarikan diri, dia tetap bisa menemukanku. Kau tahu, hari ini aku sudah melarikan diri empat kali darinya." "Bagaimana dia bisa tahu? para manusia ternyata mengerikan juga." "Tentu saja. Manusia bisa melakukan apapun. Aku harus memeriksa semua perangkatku. Sepertinya dia menyadapku. Jika tidak, bagaimana dia bisa tahu keberadaanku?" Ze Shaosen yang dari tadi berdiri, kini bersandar di meja dapur dan tampak berpikir serius. "Ferdinand. Kau tak merasa Lady Lin itu terlihat familiar?" "Di bumi memang banyak orang yang mirip," "Bukan itu maksudku. Lady Lin itu, bukankah dia mirip dengannya? dulu sebelum tertidur, aku pernah melihatnya. Kisah itu terkenal sekali di Cloudmalia. Kau tahu kisah itu kan? kau lebih tua dariku. Kau tahu dimana keberadaan Nobsoul itu? Nobsoul yang diusir dari Cloudmalia karena dia." "Berhenti. Jangan penasaran dengan Nobsoul yang diusir. Kita dilarang membicarakan hal itu." "Aku hanya penasaran. Aku dengar masalah besar itu terjadi karena Nobsoul jatuh cinta. Kenapa Nobsoul bisa mengorbankan dirinya demi hal yang tidak berguna itu? benarkah Nobsoul bisa jatuh cinta?" "Otakmu sepertinya dalam keadaan buruk. Berhentilah meracau dan tidurlah. Ah, aku lelah karena wanita itu," Ferdinand meregangkan otot-ototnya, lalu beranjak menuju kamar. "Otakku memang sudah kacau. Apa yang harus kulakukan, gadis aneh itu memintaku menjadi pacarnya. Ya ampun, benar-benar tak masuk akal." *** Beberapa hari kemudian. Lady Qin masih berharap bahwa Tan Lishen akan kembali padanya. Namun, percuma saja setiak bertemu di kampus, Tan Lishen selalu mengabaikan Lady Qin. Dia bahkan terlihat muak terhadap Lady Qin. Karena itu, Lady Qin menjadi murung. Walau dalam kemurungannya, tak lupa dia mengisi perut dengan ayam goreng agar tidak kelaparan. Bersedih juga butuh tenaga. "Aku benar-benar putus asa. Hah, Ze Shaosen jahat itu. Bisa-bisanya dia menolak membantuku. Aku hanya ingin dia menjadi pacar palsuku. Pacar palsu, agar Gege cemburu dan akhirnya ingin kembali padaku lagi. Tapi apa, dia bahkan tak datang saat kupanggil. Kesal sekali," Lady Qin mengomel dengan mulut yang penuh dengan ayam. "Aku harus bagaimana sekarang? huwaa, kenapa aku selalu putus nyambung seperti ini, padahal aku bukan orang jahat. Hiks," "A Qin, kau sedang apa?" Wu Zeming duduk di samping Lady Qin. Dia menatap Lady Qin sambil tersenyum, membuat Lady Qin yang tadinya berekspresi kusut segera memperbaiki ekspresinya. "Wu Gege. Aku ... sedang makan ayam. Gege mau?" Lady Qin mengulurkan ayamnya yang hanya bersisa sepotong kepada Wu Zeming. "Hahah, tak perlu. A Qin makan saja. Sepertinya A Qin lebih membutuhkan makanan." "Aku hanya sedih. Jadi harus makan banyak agar tidak terlalu sedih," "Masih mengingat Tan Lishen?" Wu Zeming makin menggeser duduknya agar lebih mendekat dengan Lady Qin. Dia kemudian menatap Lady Qin tanpa berkedip. Menatap pelipis, menatap bibir, dan leher Lady Qin, "Hmm, sepertinya memang benar. Masih sedih karena Tan Lishen." "Kamu baru saja putus dan Gege membenciku. Tentu saja aku sedih," "Cup, cup, A Qin boleh bercerita. Tapi sebelum itu, bersihkan bibirmu dulu," Wu Zeming menyentuh bibir Lady Qin, mengusapnya pelan dan pelan. "Tanganmu memang benar-benar tidak sopan. Menjauh dari pacarku!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD