When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah mendapat persyaratan baru itu, Jaya Sukardi dengan amarah dan kecewa yang memuncak, sedang berjalan menuju kediaman kedua orang tuanya. Puan dan Harjo Subandi kebingungan dengan kedatangan putranya yang tiba - tiba, segera bertanya tentang alasan kedatangan Jaya Sukardi. Mengingat anaknya itu sudah sedikit jarang berkunjung semenjak ia sukses menjalankan warisan ilmu pesugihan dari mereka itu. "Ada apa, Nak? Kenapa kamu tiba - tiba datang, dan kelihatan marah seperti itu? Apa ada masalah lagi? Apa Romza kembali sakit?" Puan tentu saja khawatir dengan kondisi putranya itu. Sedangkan Harjo Subandi lebih banyak diam. Seakan ia memiliki sebuah jawaban atas apa yang membuat putranya begitu marah. Meski ada kemungkinan jika apa yang ia pikirkan itu salah. Tapi rasa - rasanya perasaan