When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sore harinya Jaya Sukardi pulang dengan mengantongi sebuah asa bahagia yang akan ia sampaikan pada keluarga kecilnya. Meski hatinya tetap ketar - ketir, karena pasti Larasati akan menanyakan dari mana ia mendapatkan uang dengan begitu cepat. Seperti biasa, dalam kepura - puraannya pulang dari kantor, padahal ia tak pernah kerja di kantor, Jaya Sukardi menuju ke rumah sakit terlebih dahulu untuk menjemput istri dan anak sulungnya yang setiap hari memiliki kebiasaan baru pergi ke rumah sakit, terhitung sejak Romza terlahir ke dunia beberapa waktu lalu. "Assalamualaikum." Jaya Sukardi segera mengucap salam, supaya keberadaannya segera diketahui oleh keluarganya. Dua orang yang tadinya sibuk menatap ke arah dinding kaca yang memperlihatkan Romza di sana, seketika menoleh. "Waalaikum salam