When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Itu sedikit cerita yang aku tahu tentang bagaimana awal orang tuaku terlibat dalam pesugihan yang dilakukan oleh kakek dan nenekku. Mereka terpaksa menjadikan aku korban karena persyaratan para perewangan. Aku sama sekali nggak mencoba untuk menolak atau pun menghindar. Karena aku merasa nggak berdaya. Nggak bisa melakukan apa - apa untuk menjadi sosok anak yang baik untuk mereka. Akhirnya aku pasrah aja, karena itu satu - satunya cara agar aku bisa membantu mereka. "Meskipun sudah tahu seja lama bahwa aku akan dikorbankan, sama seperti Dinas Sutedja, aku tidak langsung diminta oleh mereka. Mereka membuat aku supaya tumbuh besar terlebih dahulu. Seiring berjalannya waktu, aku dan Arras tahu dari mana sumber kekayaan ayah kami. Arras menentang keras apa yang dilakukan Papa. Mama pun sang