"Anggita, aku janji akan datang kembali dan melamar mu setelah aku sukses di Kota, aku harap kamu mau sabar menunggu ku." kalimat yang papi ucapakan untuk terakhir kalinya kepada wanita yang ia cintai, mereka pun berpisah dengan rintihan air mata, meninggalkan sejuta kenangan, tanpa alat komunikasi di zamannya, hanya selembar kertas dan tinta hitam pengantar kasi sayang mereka. dan surat terakhir yang Anggita berikan menjadi mimpi buruk untuk papi. "mungkin ini menjadi surat terakhir dari neng untuk aa, tak usah sibalas dan tak usah kirim kan neng lagi surat surat, neng akan bahagia bersama seseorang yang telah abah pilihkan. semoga masa depan menakdirkan aa mendapatkan gadis yang aa idamkan." *** "bagaimana dok?" tanya ku sambil menangis menanyakan kabar papi tak ada yang menemani