BISIKAN OMBAK

1082 Words
Tidak terasa hampir satu minggu lamanya kami sekeluarga liburan, walaupun hari hari ku lebih banyak di rumah villa daripada jalan berdua dengan suamiku, lusa kami semua sudah akan pulang, aku pun merayu Rey agar bersama berdua seperti pertama kali datang ke Bali, tapi Rey hanya diam tak memberi jawaban. Papi mengajak kami sekeluarga ke Club malam hari ini, Mami, Rey dan Sera sangat bersemangat "club?" ucap ku dengan heran, bagaimana tidak heran, aku belum pernah ketempat seperti itu sebelumnya. "ikutlah Cia, ini Bali loh" saut Sera dengan semangat, baiklah aku ikuti permintaan mereka, toh aku juga takut apabila harus di Vila seorang diri. Kami pun sepakat untuk pergi malam ini. Rey mengajak ku untuk belanja pakaian dibutik dan pergi ke beach club, tapi aku lebih memilih di pertokoan yang berada di kuta sambil melihat sunset disana, aku pun pergi bersama nya menggunakan motor, wajar hati ku kegirangan ketika dia mengajak ku. Kami pun sampai, Rey memarkirkan motornya, kami pun berjalan menyusuri pantai sambil bergandengan tangan, Rey menggenggam tangan ku, seolah tak mau melepas nya. kami pun mencari tempat yang lumayan teduh, kami duduk berdua dengan di dipan pemilik warung yang disewakan. "kamu kenapa mau aku ketempat ramai seperti ini sih?" ucap Rey yang memerah karena kepanasan, aku pun mengelap wajahnya yang penuh keringat "karena aku terlalu norak untuk diajak ke beach club, aku ga mau kamu malu mengajak ku ditempat elit seperti itu lagian lebih enak disini sayang" ucap ku sambil meminum kelapa muda yang segar. "iya kamu kan bisa tanya sama Sera mengenai Fashion, makeup bahkan percintaan" ucap Rey yang terlihat agak kesal, akun pun tak mengerti kenapa Rey bilang masalah percintaan, "percintaan?, buat apa? apa dia ahli dalam urusan bercinta maksud mu begitu?" gumam ku sambil menaruh kelapa yang baru saja ku minum, deburan ombak semakin kencang menghantam pesisir, hari ini ombak sangatlah besar, sehingga aku pun sedikit berteriak berbicara dengan Rey, bukan bermaksud marah, tapi meninggi kan suara agar terdengar. mungkin Rey yang salah paham, dia pun hanya diam membisu ketika aku bertanya seperti itu. "aku mau main air pantai, matahari sudah tak terlalu terik kamu mau ikut? atau tunggu disini?" ucap ku, rey hanya menggeleng kan kepalanya sambil memainkan gadget nya, aku pun menuju pinggir bermain bersama ombak, untung saja aku memakai celana pendek, ombak pun masih terlalu kencang aku pun bermain pasir bersama anak anak yang ada di pantai, bisikan ombak tiba tiba mengingatkan ku kepada perkataan Rey mengenai percintaan. semakin besar suara ombak menghantam semakin besar pula aku semakin memikirkan, ataukah ombak ini pertanda. aku pun menghentikan bermain pasir, dan segera menemani rey kembali. "yuk bersihkan pasir itu, kita shoping beberapa pakaian untuk kamu nanti malam, aku ga mau kamu berpakaian seperti mau ke pasar nanti ke club" ucap rey sambil tertawa, dia meledek ku dibalut candaan. tapi seolah menghina ku! Setiba nya kami di butik, Rey memilihkan ku beberapa pakaian, dress mini, bikini, dan macam macam pakaian mini yg terlihat seksi, dia begitu semangat memilihkannya, iya mungkin salahku belum mendalami seleranya, dan pacaran kami juga terlalu singkat kita belum terlalu mengenal satu sama lain padahal sudah sah menjadi suami istri, wajar bila dia membandingkan ku. baiklah, aku akan belajar menjadi istri yang diharapkan Rey. "sayang kamu coba yang ini juga ini juga ini sama ini yang, coba semua atau beli aja deh semua ribet coba coba" ucap rey sambil menjinjing sekeranjang pakaian yang dipilihkan, aku mengambil satu untuk mengetahui ukuran, aku memilih dress mini dengan bahan brukat dan berwarna putih gading dengan mutiara di lehernya, dress yang manis aku suka dari pertama kali melihatnya, setelah ku pakai ternyata ukurannya pas dengan badanku, aku pun keluar dari fitting room, Rey menunggu sambil memilih pakaian yang lain. "sayang gimana?" tanya ku, Rey menatap ku seolah dia menyukai aku menggunakan dress nya, dia pun menghampiriku dan menggerai rambutku yang terikat " gerai aja ya, terlihat anggun" mana baju mu, langsung pakai aja abis ini kita ke salon kamu butuh perawatan tubuh juga" Rey pun mengambil pakaian lamaku dan kami pun bergegas ke kasir. kami pun bergegas ke salon yang tak jauh dari butik dengan berjalan kaki, Rey pun semangat mengantarkan ku menuju salon, di sepanjang jalan Rey terus menuntun ku kami pun saling ngobrol dan bercanda, tak terasa kami pun sampai ke salon yang terlihat cukup berkelas, rey menunggu ku diruang tunggu, dia pun segera booked treatmen untuk ku, tak selang berapa lama terapis pun datang menjemput dan memboyong ku ke tempat perawatan bak ratu aku dibuatnya, jujur ini pertama kali aku masuk kedalam salon yanh begitu mewah terakhir kali kesalon waktu aku mendapatkan gaji pertama seusai lulus sekolah dahulu perawatan pun di mulai, terapis mulai mencuci kaki ku dan menyuruh ku memakai sendal yang telah di sediakan, setelahnya aku pun mencuci rambut dan hair spa pun di mulai, pijetan sang terapis membuat ku mengantuk, setelah nya rambut ku dibalut dengan handuk hangat dan kami pun pindah melakukan serangkaian body spa, tak terasa aku pun tertidur terbuai oleh pijatan sang terapis. setelah selsai body spa, dengan segala rangkaiannya aku pun kembali meneruskan hairspa, dan ternyata rey menyuruh terapis untuk memotong rambut ku dan menata nya. "sudah selesai mba, sekarang kita ke ruang makeup di bantu dengan rekan ku yang lain" ucap mba terapis dengan sopan, aku pun menuju ruang makeup, dan make over pun dimulai. "silahkan masuk nyonya, dibantu dengan saya tari" ucap mba tari dengan sopan, sambil me makeover ku, mba tari berbincang bincang dengan ku, aku pun hanya mendengarkan karena takut makeup nya belepotan. "mba suaminya idaman banget ya ganteng perhatian pula, mba istri yang beruntung" ucap tari sambil mengoleskan cream ke wajah ku, sambil mempersiapkan bahan yang akan di poleskan diwajahku, mba tari pun berbincang bincang masalah kehidupan rumah tangganya "oh ya mba, tadi suaminya nunjukin foto pokonya mba harus terlihat cantik seperti sesorang yang ada di ponsel miliknya suami mba" ucap tari dengan kekepoannya, aku pun sontak kaget dan bertanya " wanita? ciri cirinya?" tanya ku yang ikutan kepo juga "iyalah mba wanita masa waria" ucap tari sambil tertawa "cantik, rambutnya seperti mba ini putih dan makeup nya rapih" ucap mba tari, "ohh itu adiknya namanya Sera, dia model di jakarta" ucap ku sambil menghela nafas, ternyata dia melakukan semua ini agar penampilan ku sebanding dengan Sera, ya Tuhan, apa penampilan ku begitu memalukan untuknya, ya aku harus belajar menjadi wanita yang rapih agar bisa menyesuaikan derajat suami ku. makeover pun selsai hampir 3 jam lamanya aku disini, dan sekarang aku menunggu Rey di ruang tamu karena dia metukar motor dengan mobil ke villa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD