Pindah

750 Words
akhirnya setelah hampir satu tahun tinggal bersama mertua, aku bisa pisah rumah dengan mereka. Ini menjadi kado kelulusan ku yang paling indah. "selamat pagi suami ku tercinta, sarapan sudah ku siapkan sekarang kamu mandi dan berangkat ke kantor ya. aku hari ini mau cek kondisi rumah udah mau kontrol orang design interior nya " ucap ku dengan semangat yang membara pada Rey, dan dia hanya senyum dan mencium kening ku. aku pun segera berangkat tanpa sarapan bersama keluarga ku, pekerjaan ku sebagai menantu sampai sekarang juga masih ku penuhi, walaupun ada bi nyai, tapi tetap saja pekerjaan mengurus suami itu kewajiban ku sebagai seorang istri. "mih, pih aku ga langsung pergi ya ada janji dengan pak erik buat pasang interior rumah sama buat kepastian pakai design yang mana" ucap ku kepada mertua sambil mencium mereka, ingin sekali aku memeluk mami seperti layaknya ibu kandung ku, ketika ingin berpergian tapi apa daya dia tak pernah menganggap ku ada, jangan kan untuk memeluk mencium tangan nya saja dia seperti jijik bersentuhan tangan dengan ku. "hati hati yah cia di jalan" jawab papi, hanya dia lah yang selalu menjawab salam ku dan selalu mendoakan ku, tapi sayang, cinta dia kepadaku tidak selayaknya menantu dan mertua. *** *kisah rey di rumah* "Tok Tok" terdengar suara ketukan dari balik ruangan kerja Rey yang berada di samping kamar nya, suasana sepi di lantai tiga membuat Sera memberanikan kan diri menemui Rey seorang diri, balutan handuk piyama menyelimuti tubuh Sera, "mas boleh aku masuk" ucap sera "iya masuk aja sera, loh kamu berenang masih pake handuk gitu" ucap Rey "iya mas aku tadi lihat ruang kerja mu terbuka jadi ngintip dulu deh" ucap Sera sambil menutup dan mengunci pintu ruang kerja Rey "mami pergi sama bi nyai, aku males ikut, jadi aku berenang aja deh hujan" ucap Sera sambil menghampiri meja kerja Rey. Rey pun hanya diam sambil menatap layar laptop kerja miliknya. " Mas, kamu ngapain sih, inget ga waktu kita kecil kamu paling ga tega lihat aku kedinginan, kamu langsung cari selimut dan langsung menyelimuti aku" sera pun berbicara dengan nada manjanya, sambil memegang pundak Rey, Rey pun menghentikan jemarinya yang sedang mengetik keyboard dan menyentuh tangan Sera yang ada di pundaknya. Sera langsung memanfaatkan moment berdua dengan Rey "Mas aku mencintai mu lebih dari perasaan kakak adik mas, aku pun kecewa kenapa kamu menikahi Cia, padahal aku tau kamu menyukai ku juga kan" ucap sera sambil memeluk Rey dari belakang. Rey pun membalikan kursi nya dan menatap Cia, " Iya Sera, tapi perasaan ku hanya sebatas itu" ucap Rey sambil memegang kedua tangan Sera, "aku menganggap kamu hanya sebatas adikku" Sera yang tak terima dengan ucapan Rey yang menganggap sebagai adiknya, langsung mencium bibir Rey dengan sedikit paksaan, Sera yang ahli menggoda pun melakukan cara kotor agar Rey jatuh di pelukannya. "kamu tidak menolak ciuman ku" bisik Sera di kuping Rey, Rey yang tadinya menolak ciuman bibir Sera pun malah hanyut dalam godaan yang dibuat Sera, Sera pun semakin liar dia melepaskan piyama handuk nya dan menarik kedua tangan Rey dan menaruhnya di bukit kembar yang terlihat besar. Mereka pun saling meluapkan hasrat satu sama lain, Rey yang tergoda rayuan Sera pun menikmati setiap sentuhan yang di berikan Sera kepadanya. "kamu gila" ucap Rey berbisik kekuping Sera sambil meraba bagaian sensitif nya, Rey pun lupa status nya sebagai suami Anastasia, Rey masuk jebakan Sera sang penggoda yang hanya mengincar hartanya. "kamu hot sekali mas rey, eh tapi tadi kita ga pakai pengaman loh! kalau aku hamil tanggung jawab ya! "kalau kamu seerotis ini, aku lebih baik tidak jadi pindah sera" bisik rey yang masih mendekap sera, "hahah kamu harus pindah kalau ingin bersama ku, kamu tau tidak justru kalau kamu pindah kita bebas dirumah ini" Rey yang telah masuk kedalam perangkap sera pun menuruti kemauan sera. *** "Cia, mulai sekarang jangan kamu suruh bi nyai untuk melakukan semua pekerjaan dirumah ini dong, kamu kan punya rumah tangga sendiri, lagian bi nyai itu pembantu saya bukan pembantu kamu saya yabg gaji dia bukan kamu" teriak mami setiba nya aku sampai dirumah, "iya mami, lagian selama ini aku kok yang mengurus rumah tangga ku, aku juga sering bantu bi nyai" jawab ku dengan nada yang sama dengan mami mengomeli ku. "bi nyai gak apa apa kok nyonya, bantu cia, malah baik suka bantu bibi masak nyiapin sarapan makan malam" jawab bi nyai sambil mengpel lantai. mami pun menyuruh bibi untuk memberikan pelannya kepada ku, aku yang capek baru pulang pun ku turuti semua perintah mertua ku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD