Bagian Keempatbelas

1021 Words
Chloe dan teman - temannya yang lainnya sudah berjalan menyusuri hutan lagi. Beristirahat beberapa kali untuk hanya sekedar minum atau makan makanan sisa kemarin. Selanjutnya, saat malam tiba, Chloe merasa ada yang sedang mengikutinya dan juga memperhatikannya. “Apa yang kau rasakan, Chloe? Sepertinya kau tidak tenang sedari tadi?” kata Kia bertanya pelan Kia bertanya karena Chloe sedari tadi melirik ke bagian kanan kiri dan juga belakang. Seperti Chloe sedang merasa cemas. “Bisakah kita berkemah di sini?” Seannu yang mendengar Chloe menatapnya. Ah, tidak hanya Seannu. Yang lain pun ikut menatapnya. “Kau merasa tidak enak badan?” tanya Seannu Chloe menggeleng menjawab pertanyaan Seannu, “hanya, aku rasa di depan kita sedang ada yang menunggu untuk menyerang. Dan aku rasa akan sangat berbahaya jika kita melanjutkan perjalanan.” Seannu sebenarnya sudah mengajarkan cara menembak dengan senjata api dan juga mempertahankan diri tangan kosong saat istirahat atau bahkan ketika berjalan beriringan. Hanya saja, Chloe masih sedikit takut dengan apa yang sedang menunggunya di depan. Gibran harus bisa mempertimbangkan masalah ini, dia sudah bisa membaca bagaimana bagusnya seorang Chloe dengan feeling - nya. Di mulai dari kemarin tentang harimau. Dan kali ini, mungkin Gibran harus mempercayainya. “Halah, tidak akan ada apa - apa percayalah padaku. Aku pernah melewati ini dan tidak terjadi apa - apa, sampai saat ini aku masih hidup. Sehat dan terampil” Sam berkata meremehkan sambil menyombongkan diri dengan pistolnya. “Iya, itu karena kau melewatinya saat sore hari. Ini malam hari, Sam dan benar kata Chloe, mungkin akan sangat berbahaya.” Ucap Gibran Sam menatap Gibran tidak percaya, “kau sudah terpengaruhi oleh kebetulan yang sedang ada bersama dia saat itu, Gib.” Sam berdecak. "Dia hanya beruntung kemarin." Gibran menggeleng, “aku juga merasa jika tidak akan baik jika meneruskan perjalanan malam ini." Kata Gibran “Alaaaah, aku akan tetap berjalan agar cepat sampai ke tujuan, siapa yang akan ikut aku? Ikuti saja.” Kata Sam Sam berjalan di ikuti dua prajurit teman Sam. Gibran dan yang lainnya menetap dengan mendirikan tenda serta membuat api unggun.  Tidak lupa jebakan untuk hewan hutan. Chloe berdoa, agar Sam dan kedua temannya tidak apa - apa. Semoga Chloe dan yang lainnya benar - benar akan bertemu lagi dengan Sam di sisi tembok kebebasan seperti katanya. "Kita bertemu di sisi tembok kebebasan." Itu adalah kata terakhir dari Sam untuk orang - orang yang sedang bersama Chloe saat ini. ---- Chloe terbangun lebih awal. Dia tidur bersama Kia tadi, sisanya, ada tenda yang lebih besar. Sudah biasa seperti itu. Saat Chloe keluar, Chloe melihat ada dua prajurit yang berjaga sampai pagi. Begitu Chloe membuka pintu tenda, dua prajurit penjaga itu menyapanya sambil tersenyum, tak lupa senjata yang terus dipelukan mereka masing - masing. Chloe mengangguk canggung. “Apa ada sungai di sekitar sini? Aku kehabisan air minum,” tanya Chloe mengangkat botol minumnya yang kosong. Rasanya, Chloe harus mengambil air untuk perjalanan selanjutnya Satu prajurit penjaga itu mengangguk, “kau hanya perlu turun ke sana.” Tunjuknya ke turunan yang ada di dekat mereka "Sebentar saja kau berjalan, kau akan mendengar suara air sungai. Hati - hati banyak batu besar di sana." Chloe mengangguk lalu mengikuti petunjuk yang diberikan. Chloe sempat menolak saat prajurit penjaga itu menawarinya untuk mengantar. Chloe rasa, dia bisa sendiri. Seannu keluar dari tenda beberapa saat setelah Chloe pergi dan sudah cukup lama. “Tidak ada apa - apa semalam?” Kedua prajurit itu mengangguk. Seannu mengembalikan anggukan, “kerja bagus. Istirahatlah sebentar sebelum kita berangkat.” “Sean, gadismu tadi mencari sungai ke bawah.” Ucap salah satu prajurit penjaga itu. Seannu terkejut, “dia sendiri?” Kedua prajurit penjaga tersebut mengangguk, “dia melarang kami mengantar.” Seannu berlari mengikuti arahan dari prajurit penjaga tadi, dia seharusnya bangun lebih awal. Chloe pasti butuh minum jadi dia mengambilnya sendiri. Seannu kesal akan dirinya yang terlalu nyaman di dalam selimut. Seannu khawatir akan hal buruk yang bisa terjadi pada Chloe. Seannu sampai di sungai di dekat tenda. Matanya menyusuri aliran sungai. Lalu matanya terhenti tepat dimana Chloe berada. Seannu melihat Chloe sedang merendam kakinya di sana. Seannu menghembuskan nafas lega. Chloe baik-baik saja. Dia yang terlalu mengkhawatirkan Chloe. “Seharusnya, kau membangunkanku dulu jika kau ingin ke sini, Chloe.” Chloe terperanjat, lalu terkekeh. “Aku tidak mau membangunkanmu, karena masuk ke tenda penuh laki - laki membuatku takut.” Seannu duduk di samping Chloe. Melepas sepatunya lalu merendam kakinya juga. Sama seperti Chloe. “Apa yang kau takutkan?” Chloe melihat ke arah air yang tengah merendam kakinya. Jernih dan menyegarkan. “Kau takut kami akan menerkammu?” Chloe mengerti yang dimaksud kami oleh Seannu adalah Seannu, Gibran dan teman - temannya yang lain. Chloe lagi-lagi terkekeh, lalu menggeleng. “Aku takut melihatmu di peluk oleh Gibran.” Seannu terkejut, kenapa- “Kau melihatnya?” Chloe tertawa saat Seannu terkejut. Sebenarnya kemarin pagi saat semuanya masih tidur Kia dan Chloe setelah buang air kecil, Chloe melihat Seannu tengah di jadikan guling oleh Gibran. Dan itu membuat Kia dan Chloe tentu saja tertawa terbahak. Dan tidak berniat memberitahukan kepada siapa pun. “Siapa lagi yang kau beritahu?” Chloe menggeleng, “tidak ada yang tahu. Hanya aku dan Kia.” ucap Chloe tanpa beban “Kau memberitahu dia?” Chloe semakin tertawa. Wajah terkejut Seannu sangatlah menggemaskan. “Aku dan Kia yang melihatnya secara langsung.” “Oh sial.” Seannu mengumpat pelan tapi masih terdengar oleh Chloe. "Aku berjanji akan mulai tidur jauh dari Gibran." Ucap Seannu bersungguh - sungguh. Chloe tertawa kecil. “Kau lucu.” Chloe menempelkan kedua telapak tangannya yang dingin ke pipi kanan dan kiri milik Seannu. Seannu diam menatap Chloe yang sedang tertawa kecil. “Chloe.” Chloe menyadari jika Seannu menatapnya dalam, kemudian bergegas melepaskan tangannya dari pipi Seannu. Tapi Seannu lebih cepat, Seannu menahan tangan Chloe untuk tetap seperti itu. Saling berhadapan dan tangan Chloe ada di pipi milik Seannu. “Se-" Seannu mengecup bibir Chloe cepat. “Pernahkah aku berkata jika aku sangat amat menyukaimu?” Seannu membuat Chloe berpikir. Tangan Chloe sudah ada di atas pahanya sendiri. Kemudian Chloe menggeleng. “Baiklah, aku akan mengatakannya sekarang.” Chloe mengerutkan keningnya tidak paham. Lalu matanya menatap Seannu yang kini berdiri. “Aku menyukaimu, Chloe. Aku tidak akan membiarkanmu terluka atau aku akan mati jka kau terluka.” Chloe tertawa. “Lantas jika kau mati, siapa yang akan menjagaku?” Chloe ikut berdiri lalu memeluk Seannu. “Tetap begini saja.. selalu temani aku sampai nanti.” Seannu sudah mengeratkan pelukannya. Kemudian, Chloe mengurainya lebih cepat. “Aku rasa kita harus pergi. Aku sudah selesai mengisi air.” Chloe bergegas memasang sepatunya lalu berjalan cepat meninggalkan Seannu. Seannu terkekeh, dia tahu jika tadi Chloe malu melakukan seperti pelukan tadi. Oleh karena itu, Chloe cepat-cepat mengalihkan pembicaraannya. Dan Seannu semakin tertawa kecil ketika melihat Chloe salah jalur. “Hei pendek. Kau salah jalan.” Seannu tertawa lalu merangkulnya. “Ke arah sini, pendek.” Chloe memukul pelan perut Seannu. Dia tidak suka di goda.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD