6. Menolong Nayuta (2)

1304 Words
                                                                                         ___                                                                             Selamat membaca.                                                                                         ___                                                                     Tidak peduli berapa lama kamu menjalin hubungan dengan orang itu, kalau Tuhan dan semesta tidak mendukungmu, kamu bisa apa?                                                                                         ___             Ya, dirinya dan Nayuta memang cukup akrab, hanya saja karena Fallany yang mempunyai hubungan dengan Jefri yang notabennya adalah mush bebuyutan Nayuta membuat hubungan Nayuta dan Fallany mendingin karena Fallany yang ingin menjaga hubungannya bersama dengan Jefri, sedangkan Nayuta yang juga menjaga jaraknya karena tidak ingin terus bertengkar dengan Jefri.             Beberapa orang membantu Nayuta berdiri pun Fallany, dirinya pun mengatakan kepada orang-orang itu bahwa dirinya mengenal Nayuta, dan akhirnya di sinilah mereka berada, di salah satu kursi di pinggir jalan.             Fallany membuka beberapa kresek yang ia bawa tadi, syukurnya ia tadi memang membeli kotak P3K yang berniat ia berikan pada Jefri awalnya karena di mobil laki-laki tadi kotak P3Knya sudah rusak. “Bang Yut kenapa sampai dipukulin gini sih?” tanya Fallany sambil terus mengobati luka laki-laki itu.             Nayuta menghela napasnya, dirinya sedang ada urusan, dan tidak sengaja membuat kekacauan hingga preman-preman itu memukulinya seperti ini, syukurnya Nayuta masih bisa berdiri, dirinya hanya luka lebam seperti ini saja dan badannya baik-baik saja, Nayuta merasa banhwa badannya tidak ada yang patah tulang walau dibeberapa bagian ia merasa sakit dan ngilu. Nayuta mengambil ponselnya, menekan salah satu nomor yang ada di ponslenya, menyambungkan panggilan itu kepada Shaka, salah satu sahabat karibnya. “Shak, tolong jemput gue dong, pake mobil aja tapi suruh Rian ikut biar dia bawa motor gue, jemput di rumah Jo ya, si Rian drop di Café kenanga, ada motor gue di sana,” katanya lalu menutup panggilan telpon itu saat Shaka menyutujui apa yang ia katakan.             “Kenapa di rumah aku jemputnya? “ tanya Fallany bingung sambil membereskan kotak P3K yang ada di pangkuannya, ia pun mentapa wajah Nayuta yang kini sudah ia obati, syukur-syukur Nayuta tidak luka parah, tapi Fallany memang tidak terlalu khuwatir dengan keadaan Nayuta saat ini, karena dirinya tahu sendiri bagaimana Nayuta yang memiliki kemampuan bela diri, mungkin tadi Nayuta hanya karena sial dan karena musuhnya tadi jumlahnya lebih banyak dari Nayuta yang sendirian.             “Ya, gue mau nganter lo pulang, ayo cepat,” kata Nayuta kepada Fallany.             Fallany memilih untuk mengikuti apa yang dikatakan oleh Nayuta, lagi pula Nayuta tidak akan bisa dibantah, daripada harus membuang waktu lama untuk berdebat, akhirnya dua orang itu berjalan kaki, masuk ke dalam komplek Fallany yang kini benar-benar sepi. Rumah di perkomplekan yang ditinggali Fallany memang cukup besar dan berpagar tinggi, hingga akhrinya, Fallany yang berisisan berjalan dengan Nayuta itu melirik Nayuta, melihat mobil putih yang sepertinya itu milik Shaka, tidak hanya itu Fallany juga melihat Jefri, Brian, Reon dan yang terpenting ada Kak Jo di sana, dan tidak mau ketinggalan ada Fella di depan rumahnya itu.             “Nah tuh dia,” ucap Kak Jo yang pertama kali menyadari adik dan sahabtanya itu pulang.             Fallany tersenyum riang saat melihat Kak Jo, “loh, Kak Jo pulang?” tanyanya bingung, menyadari Jefri yang menatapnya, perempuan itu pun mengalihkan tatapannya.             “Iya Dek, bentar, ini kenapa kalian berdua jadi barengan pulangnya, dan Shaka katanya mau jemput Nayuta di rumah,” tanyanya kepada Fallany dan Nayuta, menatap dua orang itu bergantian.             Nayuta mengambil sebotol air yang diserahkan oleh Shaka padanya, “habis dihajar gue sama preman, Fallany yang nolongin, kalau enggak bisa mati gue Jo,” ucap Nayuta pada akhirnya sambil menggelengkan kepalanya, bisa-bisanya dia kalah dihadapan Fallany lagi.             Tatapan Jo, dan semua orang di sana akhirnya mengarah pada Fallany yang kini menatap Nayuta, “iya, tapi gue yang akhirnya mau mati Bang,” lanjutnya.             “Ya lo berantem kenapa ngajak cewek gue?” Tanya Jefri, laki-laki itu menatap tidak suka pada Nayuta, Nayuta benar-brnar membahayakan Fallany, sungguh. “Kamu enggak apa-apa Fall? Kamu kena pukul?” tanya Jefri, kini meraih tangan Fallany.             “Ya, makanya punya cewek dijaga, ini malah keluyuran malam-malam sendirian,” jawab Nayuta dengan bearpai-api, ia sungguh tidak suka melihat kelakuan Jefri yang tidak konsisten dalam mencitai itu, jangan dikata Nayuta hanya bisa memukul dan berantem saja, Nayuta juga mengamati perjalanan cinta Fallany dan termasuk Fella, perempuan yang dulu pernah menyatakan perasaanya keapda Nayuta dan ditolak mentah-mentah olehnya itu. “Fall, thank’s ya,” kata Nayuta pada Fallany, “Jo, gue cabut, thank’s,” lanjutnya keapda Jo, sebelum benar-banr naik ke mobil Shaka, Nayuta meraih tisu yang ada di dalam mobil Shaka dan kembali melangkah keluar beridri di depan Fallany, dan membersihkan tangan Fallany yang terdapat bercak darahnya tadi.             Ya, malam itu, di depan Jefri, Nayuta melakukan itu, memberikan pelajaran pada Jefri untuk memperlakukan Fallany lebih baik lagi.             Fallany memilih melangkah masuk ke dalam rumahnya setelah melihat mobil Shaka yang sudah melaju pergi itu, sebelum sebuah suara dan sebuah gerakan menahan tangannya.             “Kamu bantuin Nayuta? Kenapa?” tanya Jefri menahan tangan Fallany.             Brian menoleh pada Reon dan juga Fella, mereka semua memang tahu bahwa hubungan Jefri dan Nayuta sangat jelek.             “Ya masa orang kena gebuk enggak dibantuin sih Jef?” tanya balik Fallany dengan kening yang berkerut, perempuan itu dengan pelan melepas tangan Jefri di lenagannya.             “Ya tapi kan aku sudah bilang jangan deket sama …,”             Fallany menatap Jefri dengan seksama sebelum memotong perkataan kekasihnya itu, “Ya aku juga sudah bilang janagn dekat sama Fella, jangan terima telpon dari dia, jangan jalan sam dia, nyatanya, kamu mau dengerin aku? Enggak Jef,” kata Fallany genggaman di kresek yang ia pegang mengeras, hatinya begitu sakit saat mleihat tangan Fella yang sudah bertengker di tangan Jefri sejak ia tiba tadi, dan saat ini pun Fallany sama sekali tidak peduli bahwa perempuan yang ia maskdu ada di sana.             “Ah Fall sorry gu ….”             “Kak Jo aku masuk dulu, capek banget abis ditinggal terus pulang jalan kaki,” ucap Fallany tanpa mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh Fella.             Fella memilih menatap Jefri, “salah ya Jef gue minta bantuan lo?” tanya Fella sambil menatap Jefria dengan sendu, “gue kan awalnya emang enggak mau minta tolong lo Jef,” kayta Fella membela diri.             Brian menatap Jefri dan Fella yang kini terlihat bicara serius, laki-laki itu pun menyenggol Reon untuk segera pulang dari sana, membiarkan dua orang itu kembali bertengkar, pun Bang Jo yang melihat itu hanya menarik napasnya.             “Ah, masuk dulu aja Fell, Jef, sekalian kita tunggu makanan bentar lagi sampai, yuk Yon, Yan,” ucap Bang Jo menengahi pertengkaran antara Fella dan juga Jefri, dan mengajak Brian dengan Reon untuk segera masuk rumahnya.             Empat orang itu akhirnya menuruti apa yang dikatakan oleh Bang Jo, saat Bang Jo masuk pun ia melihat Fallany yang duduk di sofa sambil memakan buah yang ada di depannya, perempuan itu pun menaikan kakinya di meja, menjulurkan kaki itu.             “Minta pisang Fall …,” teriak Brian saat melihat di depannya kini Fallany sudah membuka pisang yang ada di depannya.             “Enak aja, gue enggak mau berbagi sama lo ya punya gue semua nih,” kata Fallany, melihat empat orang itu masuk ke rumahnya Fallany menurunkan kakinya, dan memilih untuk beranjak dari sofa itu melangkah kakinya kea rah tangga, sebelum benar-beanr naik ke lantai dua rumahnya Fallany memalingkan wajahnya, menatap Bang Jo yang ada di bawah sana, “Bang Jo, nanti ke kamar ya, aku mau cerita tentang Bang Nayuta,” ucapnya lagi lalu kembali melangkahkan kakinya.             “Fall,” suara itu saura dari Jefri, Jefri menghela napsnya saat Fallany tak memalingkan wajahnya pada dirinya saat dirinya memanggil perempuan itu, Fallany hanya berdiam di sana, “Aku sayang kamu Fall,” lanjutnya yang semakin membuat Jefri tertunduk malu adalah saat Fallany tak merespon apa yang ia katakan.             Fallany memilih untuk tidak membalikan badannya, rasanya begitu sakit saat melihat Jefri yang ada di sana dan berdiri bersisian dengan Fella, Fallany memilih menutup pintu kamarnya dengan tangan bergetar, “ya Jef, aku juga sayang kamu, sayang sekali,” lanjutnya dengan air mata yang berlomba untuk turun.                                                                                                 ___  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD